Tampilkan postingan dengan label WISATA. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label WISATA. Tampilkan semua postingan

Rabu, 14 Oktober 2020

MENGHADIRI PESTA DISELINGI GOWES WASOBO

Jumat ,9 oktober 2020,  saya  bersama ummi, althaf,  dan kakak menuju watangsoppeng via mobil DD 1363 S,untuk menghadiri acara tudang penni adek sepupu nyonya, dalam perjalanan saya pun di hubungi olehAndi ilham pammusureng ditawari  makan di triple 8 atau bebek, saya pilih makan bebek,,  sekitar tiga jam kami sudah tiba di Desa Timusu, tepatnya warung itik palekko yag terletak dipinggiran sawah, ternyata teman saya   dan umminya aufa yang bertugas dirumah sakit soppeng sebagai dokter spesialis saraf sudah memesan  itik palekko, itik goreng, dan itiik rasa asam dengan porsi 10 orang,  setiba disana,tidak lama kami menunggu, kami lansung menikmati menu itik, sementara menikmati menu andalang kota soppeng ini, timusu diguyur hujan, setelah itu , kami  menuju rumah kakeknya ilham  almarhum pung Andi Makkasau yang berada di jalan kesatria untuk istirahat, walaupun sebenarnya sudah disiapkan kamar di lalabenteng untuk istirahat, karena pertimbangan banyak keluarga dari luar  soppeng berdatangan, maka kami pilih jalan ksatria untuk istirahat, setelah sholat ashar jama dengan dhuhur , kami gowes  bertiga menuju taman kalong yang terletak  depan masjid agung, namun ditengah perjalanan umminya althaf  tidak mampu lagi gowes mengkituti rute kami, memang kota soppeng banyak pendakian, umminya  memilih pergi dirumah neneknya yang terletak di lala benteng. saya dengan ilham melanjutkan gowes  menuju desa ganra dengan rute Pao- Ganra, namun saat masuk di kampung Pao hujan menghampiri kami diserta angin kencang, kami istirahat sejenak, namun hujan tak kunjung berhenti, kami putuskan gowes dalam kehujanan, menjelang magrib kami berdua tiba kembali di jalan  ksatria, dengan rute yang lumayan menantang dengan tanjakan jalan samudra kami lewati, tanjakan depan taman sutra, setelah magrib   kami berempat menuju  ke acara tudang penni anak dari H.Andi Sri dengan Hj Andi Pappang, setelah acara pengajian yang dibawakan oleh Bapak ust Drs Patang, maka acara Tudang penni juga berakhir dengan foto bersama dan menikmati hidangan malam yang sudah disiapkan, kemudian  kami pamit menuju pammana,sekaligus izin untuk tidak mengikuti acara besok harinya,  dan kami tiba di maroanging sekitar 22,00 Wita.

sabtu 10 oktober 2020, sehabis sholat subuh bersama ummi, kami berdua gowes menuju arah kota sengkang, dengan rute Maroangin- Patila - Calodo - Lempa/Ulugalulung dan Tampangeng, rencana sampai masjid agung sengkang baru balik kembali ke maroangin, namun setiba di pasar Tampangeng  lagi lagi hujan menghampiri kami, kami memilih berteduh didepan pasar tampangeng, sekaligus menikmati kue putu , yang memang tiap ke sengkang , saya sempatkan beli putu di pasar tampangen. sekitar 20 menit kami menunggu dan hujan pun tak reda, walaupun nyonya ingin sekali  gowes sambil hujanan seperti disoppeng , karena pertimbangan banyak agenda,dan takut masuk angin  maka sepeda nyonya saya lipat, sementara mau lipat sepeda saya, tiba tiba datang angkot, ternyata angkot itu milik teman sewaktu SMP kampiri ( kalau sekarang SMP 1 Pammana), sehingga dalam perjaalan menuju maroangin kami saling memberi info tentang siapa siapa teman smp yang  stay di kampiri / pammana, dan ketika masuk di desa patila , hujan sudah reda, maka kami pilih untuk turun dari angkot dan melanjutkan gowes, karena rute pagi ini tidak terlalu menantang, maka kami rencana mau lanjutkan ke daerah Lagosi, namun setiba di maroangin langit memperlihatkan tanda mau hujan kembali, maka pilihannya adalah membersihkan dua  sepeda dari banyak nya kotoran yang melekat di sepeda akibat jalannan lumpur disekitar patila, , sekitar jam 10,30 kami menuju desa tanrung kabuapten bone, menghadiri  aqiqahan dari adik sepupu, sekaligus acara silaturahim serta arisan perdana rumpun sulewatang lare,yang sudah dijadwalkan  bulan lalu, namun tertunda  karena adanya agenda dinas di kendari, alhamdulillah acaranya sukses dan lancar, dan kami pun meninggalkan Tanrung menjelang magrib.


Ahad,11 oktober 2020,salah  satu agenda  kami pulang ke sengkang adalah untuk menghadiri acara akad nikad kemanakan saya sekaligus  mengantar pengantin dari Jalan Tomaddulaeng kota Sengkang  ke kota Watampone tepatnya di Bajoe, mempelai laki lakinya anak dari sepupu satu kali yakni Andi Muh Hazemi Rafsanjani bin H.A.saharuddin yang mempersunting Fitha Prastita Laweani, baru tiba di pintu pagar mempelai laki lakinya langsung menyayikan Mars paleppang,kami pun tersenyum akan ulah mempelai laki laki,  alhamdulillah kumpul lagi rumpun keluarga pung Mallawi, dan Pung Hj Mintang,saya pun datang lebih awal dari jadwal, karena kegiatan seperti ini moment untuk ketemu  dengan keluarga dekat, sekaligus mengganti waktu atas batalnya hadir pada malam harinya,yang rencana mau kumpul semua cucu pung mallawi,  namun tidak sempat hadir karena  ada kendala teknis pada mobil, dan kakak saya A.Rosmianti sejak berada disoppeng mengalami sakit perut, bahkan sudah hampir membatalkan hadir di acara karena masih sakit, syafakallahu pung,,,

pukul  8:12 Wita kami start menuju bone dan tiba di bajoe 10:42,  sekitar jam 11,05 pengucapan akad nikah pun dimulai dan sekali pengucapan langsung SAH, pukul  12.24 acara mapparola yang berlokasi disebelah rumah keluarga mempelai perempuan, , setelah itu kami menuju ke warung Latanete yg terletak di jalan ahmad yani ,untuk menikmati  menu piasng ijo yang lumayan terkenal di kota watampone,  kami berkumpul wija epponna pung mallawai  plus pung Pangerang dan tante kami Nurhayati Pangerang, konon kabarnya tidak sah ke bone  kalau tidak menikmati pisang hijau atau bakso Latanete, setelah keluarga balik ke daerah Masing masing , saya menuju jalan besse kajuara  rumah mertua, setelah itu kami pamit  untuk istirahat di B7 Home,  setetelah ashar  kami berdua melanjutkan gowes dari kampus STKIP muhammadiyah bone menuju rumah adat, kemudian menuju taman arung Palakka, lanjut menuju kerumah sakit persada, melalui jalur jalan ahmad yani ,Rumah Sakit tenri Awaru, di RS persada kami menjengut keluarga yang habis melahirkan anak keduanya. menjelang magrib kami mendayung sepeda menuju ke jalan Biru samping Rumah sakit tantara, ketemu sebentar dengan kakak kandung nyoya, setelah itu kami balik istirahat di B7 Home. sekitar Jam 03 .00 WITA  kami menuju makassar, Tepat pukul 07:16 saya sudah sampai dikantor di jalan Mongisidi Makassar untuk lanjutkan aktifitas kantor, SALAM SEHAT

                                    

       

                            




Minggu, 11 Oktober 2020

FLIGHT dan SWAB TEST PERTAMA SEJAK PANDEMI COVID MARET 2020

        

Tiba tiba  ada tugas dinas kekota  kendari sebagai ketua Tim dengan agenda yang cukup menantang mulai tanggal 13 sampai 19 sepetember 2020,menantangnya karena disamping masa pandemi, anggota tim yang ikut bersama saya semuanya masih single belum ada yang berkeluarga, dan saya sendiri sebagai ketua tim karena berumur dibawah 50 tahun, dua hari sebelum berangkat sudah melakukan rapid test di Kimia Farma yang  berkedududkan di jalan petta rani makassarsekitar 20 menit  hasil rapid testnya dinayatakan non reaktif, ini  rapid perdana bagi saya, , setelah itu kami booking tiket dengan maskapai garuda, GA 604 tanggal 13 sepetember 2020 makassar kendari  seat 23 H,  sekitar satu jam perjalanan kami berlima tiba di bandara kendari  pukul 10.30. kami dijemput dengan dua mobil hilux, dalam perjalanan menuju hotel saya tertarik dengan nenas yang dijual dipinggir jalan, yang harganya lumayan murah hanya 15 ribu dua kantong, dan ternyata buahnya memang manis, maka ingatan tertuju dengan nenas kotamobagu, 

    Kami langsung menuju Hotel Plaza inn merupakan group by horison , awalnya saya rencana mau  nginap di hotel claro kendari , namun dapat info kalau beberapa hari yang lalu hotel yang berdekatan dengan claro ada indikasi covid disana, maka saya putuskan menginap di hotel Plaza inn, kamar deluxe 502, selama  enam hari saya nginap di hotel ini, alhamdulillah pelayanan lumayan  memuaskan , sampai disiapakan untuk makan sahur , rental sepeda  sesampai disana kami istrirahat, menjelang ashar kami breafing dengan anggota tim, breakfast nya sendiri menyediakan makanan tradisonal  kendari.

    Hari kedua, saya bagi dua tim, Tim yang satu menuju jalur Ladongi, sementara saya  menuju jalur Asinua Jaya desa abuki, untuk melakukan observasi dilapangan, selama dikendari kegiatan kami  mulai dari 07.30 bahkan kadang selesai sampai 21,00. sehingga kebiasan menghubungi keluarga, kerabat, teman kuliah tidak sempat lagi, kecuali kakak sepupu dari bapak, yang juga merupakan pensiunan di instansi yang saya kunjungi. beliau pernah menjadi kepala di unaha, kepala dikolaka, informasi ini dari sepupu kakek saya , yakni puang Andi Mappasala dua tahun lalu sebelum beliau meninggal didunia di Pomala,  bahwa  ada cucunya puang billa di kolaka, 

        Jumat, 18 sepetember 2020 kami sholat jumat di masjid terapung kendari masjid al alam, kecuali mas fairuz karena non muslim,  kemuadian makan siang  di warung padang sederhana, dan selama kendari kami ketemu orang orang dari selatan, ada pak ishaq rauf merupakan cicit dari ishak manggabarani, ada pak muhammad asmad orang wajo paria, 

        

Sabtu pagi saya dengan mas wisnu gowes bareng, kebertulan di hotel ada fasilitas  sepeda rental , rutenya juga tidak terlalu jauh dari hotel ke tugu religus sultra, masuk ke loaksi mtq nasional, kemudian menuju masjid tarapung, kembali ke hotel algi, sekitar 14 km, persiapan  balik makasar dengan via garuda GA 065 sebelumnya kami isi HAC ( Health Alert Card) , kemudian setibanya singgah di prodia panakukang untuk booking swabt test untuk keesokan harinya. dilakukan swab test perdana juga, dan alhamdulillah hasil tanpa indikasi.

Jumat, 28 Agustus 2020

Liburan 1 Muharram 1442 H kusebut liburan Wasobo




Bertiga dengan putra saya  A.althaf Bassam Makkaraka  meninggalkan kota Makassar  pada rabu sore hari  19 Agustus 2020 sekitar 16.00 WITA, menuju ke Pammana kabupaten Wajo, Menuju kesana ada tiga alternatif rute, yakni lewat Pare Pare, Lewat Bulu Dua, dan lewat camba, kali ini kami memilih  lewat Camba,   dengan siputih DD 1363 S, menjelang magrib kami singgah siarah kubur di Jarae Lamuru, yang kebetulan mata kami tertuju kepada sebuah bangunan tua pada saat masuk dikota Lamuru kabupaten Bone,menutut info yang kami dapat lewat media sosial bahwa disana ada kuburan leluhur kami, Karcis masuk disana 10 ribu perorang, dan ternyata setelah masuk disana, betul adanya, apa yang tertulis di silsilah pribadi, benar adanya, maka mengalir lagi untaian silsilah ke istri saya, apalagi tiba tiba bertanya siapa ini abi, dan anak saya juga bertanya ini apanya  Paleppang abi sapaan abi merupakan saapan istri dan anak kesaya,  saya jelaskan secara mendatail, langsung Umminya althaf bilang, itu saya bilang kita itu orang bone juga' dan kami sampai  di Maroangin pammana  sekitar pukul 20,00 WITA, mengenai leluhur datu Lamuru  sebagai berikut Saya anak dari Ibu saya binti A.Mallawi Bin Lapance Sulewatan Bakke Bin LaMallaleang Datu MarioYattang Bin Mappatola Datu Bakke Bin LaRumpang Mega Datu Lamuru, Datu Tanete, Bin Mappaware Datu Lamuru Bin Mappasunra Datu Lamuru.

        Awalnya Hanya ingin liburan 01 Muharram 1442H di Pammana atau Sengkang saja,  mulai dari kamis tanggal 20 agustus 2020 selama 4 hari kalender,  sekaligus ajang birrul walidain kepada Bapak saya, namun setiba disengkang dengan status FB  di Maroangin, tiba tiba masuk Whats App paman saya Pung Andi Pangerang  ' Dimana ki,,, Kerumahki" saya jawab di maroangin pung, Insya Allah malam ahad nongkrong di Padduppa" dua menit kemudian  masuk WA Kutungguki sudahma pesan tempat kata pung Pangerang, sekitar 30 menit kemudian masuk panggilan dari istrinya Tante nurhayati mengajak ke Lempong saja menikmati water boom milik prof latunreng, karena menganggap Padduppa biasa biasa saja, namun karena pertimbangan covid maka saya usulkan ke Lejja saja, karena suhu air panas dan belerang  bisa mematikan virus corona, teringat promosi Lejja oleh bapak Bupati soppeng H.Kaswadi Razak, akhirnya di putuskan berangkat sabtu tanggal 22 agustus 2020.

    Tanggal 20 Agsutus 2020 , sesuai agenda pulang kampung, saya membonceng motor anak saya ke dusun Lare'e, dalam perjalanan menyempatkan siarah kubur kakek Puang Tambasa dan nenek  kami Puang sangka, . Perkampungan Lare'e konon  ini dibuka pertama kali ( di Ka'bekka oleh leluhur kami Abdurahman Dg Pawekkeng yang juga menjadi Sulewatang disana, Boleh dibilang bahwa Lar'ee adalah kerabat keluarga  kami dari jalur Ayah saya, 

    setiba di dusun Lare'e saya langsung tertuju pada  banyaknya buah pepaya yang masak di pohon,dipekarangan gedung walet,  kebetulan sudah hampir 7 tahun, saya hampir tiap malam konsumsi pepaya,  untuk menetralisir berat badan, kemudian memantau perkembangan gedung walet yang sudah mulai ada sarangnya, sebenarnya ini tujuan utama kami pulang kampung, atas info dari bapak, bahwa sudah ada yang bersarang. Gedung Walet ini hanya berukuran  6 x10 Meter dengan 4 lantai kayu, yang saya bangun sekitar tahun 2018, diatas tanah yang saya beli dari H.Saki, dan menjelang siang  kami  akhiri di Lare'e dengan memantau  sawah yang kami sebut seddena Masigie, Walaupun disana sudah tidak ada bangunan masjid, namun nama sawah itu masih melekat, karena dulu perkampungan Lare,e berpusat disekitar situ, dan terdapat Masjid, sekaligus memperkenalkan ke anak saya, bahwa bapakmu  anak seorang petani. malam hari kami diundang buka puasa sama adek sepupu dari bapak, Andi Kastina yang pernah tinggal bersama di makassar dengan menu coto makassar, Ternyata orang maroangin bisa tonji masak coto



    Tanggal 21 Agustus 2020, pada pagi harinya saya bersama Ettaku sapaan ke bapak saya , ke daerah Lagosi, Sebenarnya belum sampai daerah Lagosi,Namanya lokasi tersebut Sampi Sampie, Setiba lokasi tersebut ingatan langsung  ke seorang Teman Sarjana Pertanian, Awal Ketemunya pada saat kami dinas dan menetap di Luwuk Banggai tahun 2007, namanya Saharuddin Amd,aslinya Orang Muna sulawesi tenggara beliaulah yang rela pergi bersama istrinya dari Luwuk Banggai Ke maroangin pammana via darat mobil Honda Jaya, dengan modal nekat yang tak paham bahasa bugis, membantu kami membibit pohon jati super, sekaligus menanam jati di sampie sampie, dan umur jati itu ada yang seumur dengan meninggalnya kakek saya 06 april 2007, dan sebagian lokasi bertepatan dengan lahirnya Anak saya Althaf Bassam maret 2008. betapa tidak kami masih dapat melihat  Rumah kebun hasil inisiatifnya, Sumur Air, dan Beberapa pohon Mangga dan puluhan Kayu Mahoni.dan ribuan pohon jati yang sempat beliau tanam pada saat itu,  kondisi pohonnya sudah berumur tahunan namun belum memperlihatkan diameter yang layak, mungkin karena  tidak dilakukan penjarangan, karena belum mempunyai waktu untuk itu,

  

    Tanggal 22 Agustus 2020 jam 07,00 sesuai kesepakatan kami meninggalkan Maroangin menuju Kabupaten Soppeng, menuju kesana ada dua mobil, di mobil saya, ada lima penumpang bersama ettaku dan adek sepupu, sementara  mobil Plat Merah  DW 107 B dengan jumlah  penumpang sebanyak sembilan  orang yakni A.Baso Passamula sebagai driver, Rosmini pada Seat Depan, Di Tengah duduk  Tante nurhayati dengan dua anaknya serta kakak sepupu satu kali Andi Warda Zainal, dan Seat belakang ada pung A,Pangerang dan Mursidin dengan Isrinya A.Nanna.sekitar satu jam perjalanan kami tiba di kota watang soppeng,  Langsung menuju  Taman Kalong yang tereletak di jantung Kota Watang soppeng, WatangSoppeng sendiri dari dulu dikenal dengan kelelewarnya, tentu berbeda mungkin dengan kelelawar dari wuhan yang konon asal mula pandemi covid 19 virus corona yang melanda seluruh dunia, Watang sompeng sebenarnya  bisa di bilang Pulang Kampung Juga, Karena sampai sekarang masih kokoh bangunan rumah nenek mertua saya yang berlokasi di lalabenteng.

setelah puas mendokumentasikan Taman Kalong, kami menuju Batu Batu atau Permandian Air panas lejja sekitar 43 km dari kota, sampai  disana sebelum masuk sudah diinstruksikan pakai masker, dan pas masuk di Permandian setiap orang akan melewati bilik dis inpektan, dan pengukuran suhu badan, setelah menikmati hidangan yang disiapkan oleh keluarga sengkang menunya macam macam,  ada Ronto, Burasa, Daging Goreng, Daging Palekko, Ayam goreng, dan Manisan pepaya, pokoknya puas dan kenyang, kami berpencar menuju kolam air, saya sendiri dan anak saya hanya pilih kolam yang paling panas, yang jarang orang datangi, dan memang pasukan emmak emmak tidak ada yang berani berendam dalam kolam ini, setelah puas, kami putuskan untuk menuju kota soppeng kerumah salah satu anggota keluarga Paleppang, dan diajak makan bebek palekko salah satu warung yang terletak di pinggir sawah di Timusu,kebetulan suami sepupu saya Andi Adawiyah menjadi kepala desa di Timusu, setelah kami ditraktir kami pun diajak singgah  dirumahnya di jalan kemakmuran , menjelang magrib kami menuju masjid Agung watasoppeng untuk sholat jamak magrib dan isya  dan berakhir traveling kami disoppeng  dengan menikmati  suasana malam di triple 8, dan pukul 20.20 WITA kami tinggalkan kota soppeng menuju Wajo.



   

Tanggal 23 pada pagi harinya setelah bersih bersih pekarangan rumah, saya bersama dengan adik sepupu  andi amiruddin ke kebunnya di daerah pakkalame, sekaligus siarah kubur atas saudara nenek saya yang dikubur didekat kebunnya, Tujuan kesana untuk meninjau perkembnagan pohon Bakke miliknya, namun sampai disana perhatian tertuju ke waduk dalam kebun tersebut, tenryata ikannya banyak macam, ada ikan mas, ikan mujair, akhirnya saya mancing perdana disana karena tergiur dengan ikan nya..


          Tanggal 24 agustus hari senin. sebenarnya harus masuk kantor dimakassar, namun karena ada acara mappettu ada / MappaserekEng adek sepupu  di BTN Pebabri sengkang maka saya minta izin sehari dikantor, rencananya sih  mau hadir diacara pestanya saja, namun ternyata hari H nya diputuskan hari Rabu tanggal 16 September 2020 merupakan hari Kerja, yang mungkin agak kesulitan untuk hadir, sekitar jam 15,00 seluruh rangkaian acara sudah selesai, langsung kami Pamit, walaupun keluarga lain masih ada yang melanjutkan pembicaraan santai, diacara itu terasa kekeluargaan, dan momen ketemu dengan keluarga bapak, karena hampir jarang ketemu, ada dari Bone, Cellue, Atakkae, sengkang, Maroangin, Rumpun keluarga Petta Penrang dan Sulewatang Laree  bertemu, sepupu sekali bapak saya,  puang Tenri angke ( ibu mempelai perempuan )  , Puang Hj Monno, Puang Junnese ( Tante sejak Lahir belum pernah ketemu karena beliau tinggal di Bone), ada puang Caya, Puang Hj Tahira, Puang sappile, dan  begitu juga dengan sepupu saya.




    setelah pamit dari pesta, kami langsung menuju ke bone,untuk lepas kangen dengan ibu mertua  dijalan andalas watangpone, dan sempat ketemu Wahyudi, yang membanttu kami mengelola kos kosan yang berada di jaln Abu Dg Pasolong, kebetulan habis ashar menjual nasi goreng pas didepan rumah mertua, tidak sampai sejam kami di watangpone kami pamit menuju makassar.

maka wajar lah kalau liburan kami kali ini kusebut Liburan Wasobo, Karena dalam waktu  5 hari kami menjelajahi Wajo Soppeng Dan Bone


 

   

Minggu, 22 April 2018

Jayapura Dalam Memori


Perjalanan kali ini adalah perjalanan yang kelima kalinya  saya ke Jayapura sejak mutasi ke Regional Maluku dan Papua pada tahun 2017, atau perjalanan ketiga  kalinya sejak tahun 2018, dimana sebelumnya, di tahun 2017 saya dua kali  ke Jayapura Provinsi Papua 
Pertama,  
Selama 26 hari di Kabupaten Abepura dimulai tanggal 17 Januari 2017, merupakan dinas pertama  saya di tahun 2017, selama di kota abepura   saya memilih menginap  di beberapa hotel antara lain  Hotel  Grand abe,  @Home Horison, Hotel  city Hub,  kecuali Sabtu Ahad saya menuju kota Jayapura menginap di Aston Jayapura, karena seluruh hotel yang ada di jayapura hanya Aston satu satunya yang memiliki Sauna untuk mengobati kepenakan selama berakatifitas,  dua hari setelah tiba di Abepura tepatnya 19 Januari 2017 saya ikut employee Gathering SPI Regional Maluku dan Papua di Pantai BSG bersama Inspektur Regional Bpk Flodesa, Group Head Bpk Toni komara, dan senior sayaPak Elwin Adam,serta Auditor 18 dan 19 yang kebetulan dinas di jayapura dan Abepura,mungkin karena kecapaian di BSG,  esok harinya saya pun mulai kurang enak badan dan akhirnya  tumbang ketika melakukan kunjungan ke Rayon sentani, dan saya langusng minta di bawah ke rumah sakit Dian Harapan yang katanya merupakan Rumah sakit terbaik di jayapura, dalam perjalanan menuju ke dian Harapan sudah dihantui dengan pikiran Malaria, namun  alhamdulilah setelah periksa darah ternyata  malarianya Minus, hanya ada radang tenggorakan dan mungkin karena beradaptasi dengan cuaca jayapura,dan inilah awal saya divonis vertigo,  setelah badan sudah fiit saya sempatkan ke Puncak wamena kabupaten Jayawijaya, disana kami mengunjugi perkampungan suku asli wamena dengan pakaian aslinya walaupun menguras dompet 1, 2 juta hanya untuk mengambil foto bersama ketua suku dan mumi pemimpin perang mereka yang sudah meninggal, sehari diwamena kami saksikann 3 kali perkelahian, kami sempat mengunjugi sungai baliem  juga menyempatkan mengunjungi pasar Hamadi merupakan pusat belanja oleh Oleh oleh  Jayapura yang meyoritas penjualnya dari sulawesi Selatan terutama bugis Maros, sempat  SKOW batas PNG dengan  Indonesia,  dan saya juga sempatkan ke Stadion Mandala bersama Firman Sabda dengan Wahyu, dan perjalanan pulang ke Abepura kami singgah di Kupang ( Kursi Panjang depan Pantai yang berlokasi depan Kantor Gubernur Papua) dan menikmati kelapa muda di Entrop.