Setelah
sepekan disemarang , tibalah hari yang ditunggu-tunggu oleh teman-teman yang
mau menggunakan kesempatan untuk silaturrahim dengan keluarganya dijawa
tengah atau bisa dikenal dengan mudik karena dinas, Jumat malam tanggal 26
februari 2015, hampir semua nya meninggalkan hotel Semesta disemarang
termasuk Irwan Iryanto teman kamar Hilman mudik ke boyolali, dan
Rendy teman kamar saya mudik kesurabaya , makanya saat itu dari pada dihotel
terus dan kesepian, saya ajak Hilman ke Solo untuk weekend, awalnya
Hilman agak kurang menanggapi, karena kurang fit kena influensa dan
batuk, dan saya yakinkan bahwa kalau ke Solo saya pastikan sembuh batuk
dan flunya,
Sabtu pagi
jam 10,00 tanggal 27 Februari 2015 setelah sarapan di Hotel Semesta kami
berdua jogging di Simpang Lima dan ketemu teman lama dari
suluttenggo pak suriadi,setelah mandi dihotel kami berdua berangkat
keterminal Terboyo, dengan angkutan dalam kota, setibanya diterminal Terboyo
karena tidak mau antrian dalam terminal, maka siang-siang jam 12 kami
berdua jalan kaki cari bus dijalan utama sekitar 300 meter dari pintu terminal,
sekitar 10 menit dapat bus eksekutif menuju ke Solo,dengan lama
perjalanan sekitar dua - tiga jam
Akhirnya kami tiba diterminal solo dengan biaya perorang
25 ribu rupiah, saya juga senang bisa
datang dikota kelahiran presiden jokowi dan amin rais, setiba dari terminal
kami berdua naik angkot ke karaton solo dengan ongkos 5 ribu perorang, saya
sengaja duduk disamping supir, supaya saya bisa cari info tentang solo, supir
angkot juga senang menjelaskan tentang solo apalagi dia tahu saya dari
Makassar dan Hilman dari Bandung., walaupun tidak lengkap dan detail tapi cukup
sebagai info awal, akhirnya kami berdua tiba dikaraton Solo dengan hujan
rintik-rintik menyertai , dan ternyata sudah tidak bisa masuk kedalam
karaton,karna waktu berkunjung kalau hari sabtu hanya sampai jam 14.00,
setelah ambil dokumentasi dipendopo karaton solo, kami menuju masjid agung Solo
untuk shalat Jama Qashar ashar dan dhuhur, sambil menunggu hujan reda, namun
perjalanan menuju ke masjid kami dapati pasar Klewer, katanya sih pusat
Grosir dikota Solo, saya dan Hilman banyak borong batik solo disitu, lumayan
batiknya, disamping coraknya agak bagus , harganya juga terjangkau cocok untuk
oleh-oleh ,karena keenakan shooping kelupaan untuk sholat, kami segerakan kaki
menuju masjid agung, selesai sholat dan foto-foto di sekitar masjid kami
kembali ulang ke pasar KLEWER, dan disitulah kami sepakat untuk melanjutkan
perjalanan ke Yogyakarta
Setelah mendapatkan gambaran singkat dari
salah satu petugas toko yang kami kunjungi, transpotrasi kereta api
“parameks” adalah pilihan kami menuju Yogyakarta, ditempuh sekitar dua jam ke
Yogyakarta dengan tiket enam ribu rupiah, cuma menuju kestasiun kereta
api satsiun Solo Balapan, perlu naik taksi argo atau naik becak, karna tidak
ada angkot dari pasar Klewer ke station Balapan, setelah sholat jama Qasar
Magrib Isya dimushollah gang kecil sekitar pasar Klewer, kami mencari menu
makan malam special solo, saya BBM dengan teman di salatiga yang juga asli
solo,menu apa saja makanan khas solo, teman carolina sampaikan ada Nasi Liwet, Selat
solo, Serabi Solo, Tengkleng Kambing, walaupun kami makan siang dengan
Tengkleng Kambing, cuma lidah kami tidak cocok, karna hampir semua disuguhkan
dengan jeroan, asli kolestrol, malam harinya saya jalan kaki menuju arah
stasiun Balapan disamping mencari souvenir solo, sekaligus hancurkan
lemak akibat pola makan lima kali diudiklat semarang , sekaligus juga mencari
tempat makan khas solo , akhirnya dapat juga tempat makan dengan menu
kuah pakai telur, namanya. Nasi Timlo,
maknyus…. Enak tenang, perjalanan menuju stasiun lumayan jauh , disamping hujan
rintik dengan bermodalkan langkah kaki seribu dan jaket anti air, kami menuju
stasiun dengan beberapa kali bertanya ke masyarakat sekitar jalan, setelah
melewati pasar Legi Surakarta, toko Luwes, akhirnya kami tiba di stasiun, dan
souvenir yang saya cari tidak ditemukan sepanjang jalan, capek campur senang
tiba di stasiun, bayangkan saja kami menempuh jalan kaki sekitar 2-3 km
.aslinya petualang…
Pukul 20.00
kami berangkat dari Solo naik KA parameks 279, dan tiba di Yogyakarta pukul
21.48 28 februari 2015 malam, dalam perjalanan kami berdua saling
bertukar cerita, bercerita tentang masa-masa kuliah, bagimana hilman dapat
jodoh, yang jelas semakin cair, tanpa ada lagi rasa sungkem, disinilah kami
saling menerima masukan, termasuk saya ajak Hilman untuk berhenti merokok, dan
alhmadulilah dianya bersedia,walaupun sebenarnya hilman selama bersama kami
tidak merokok, cuma kelihatan dari bibinya bahwa hilman perokok, itulah
kehebatan Hilman punya Empati yang terlalu tinggi,….jangan tersanjung man
Tidak ada komentar:
Posting Komentar