Untuk
memenuhi Panggilan Udiklat Semarang Pengujian Relai Proteksi , Saya berangkat
dari Manado transit dulu di Makassar dengan penerbangan lion air JT 771, di
Makassar saya gunakan sabtu - ahad bersama keluarga, tanggal 22 februari 2015 pukul
14,00 WITA saya terbang ke Semarang kode Booking TZNHJQ,via sriwijaya SJ 563 transit Surabaya, di Surabaya ganti
pesawat SJ 227 ke Semarang, tiba sekitar jam 18.30 WIB, dari Airport Ahmad Yani
ke Udiklat Semarang menggunakan taksi bandara dengan ongkos 85 ribu , setibanya di Udiklat Semarang Kedung
Munduh,langsung diarahkan menuju ke Hotel Semesta jalan Gajah Mada, tiba dihotel
sekitar pukul 20,00 langsung pesan air
jahe dan makan nasi goreng yang sudah disiapkan pihak hotel, setelah perut terisi
baru saya menuju kamar saya 441, kebetulan sekamar dengan Rendy. Asal P3B Jawa
Bali
Kami peserta Udiklat sebanyak 16 peserta, 14 dari 16 peserta semua lahir dan dibesarkan dipulau
jawa dan hampir bahasa yang digunakan bahasa Jawa, dan terkadang juga
instruktrur keceplosan bahasa Jawa terutama saat praktek berlangsung, Saya dan Hilman teman dari sunda berdua pasti rooaming,
sebut misal pegawai dari unit PLN APP
cilegon P3B Jawa Bali ada 5 siswa ada 1. Ovan adi santoso satu dari tiga
peserta belum menikah dan merupakan peserta paling muda kelahiran 1991, 2. Rachmad nugroho peserta senior
orangnya kalem kelahiran 1973, 3. Rendy
Teman kamar saya juga belum menikah, setiap hari selalu menghilang dikamar, dan
baru muncul kalau sudah tengah malam, atau saya sudah tidur, jadi ngobrol
dengan dia paling habis sholat subuh atau antara magrib dengan isya, tapi saya
tahu tempat nongkrongnya tidak etis kalau saya sebut disini, biarlah saya yang
tahu… 4. Edi Sulaksono , juga asisten instruktur kelompok II ,dia nggak
pernah satu kelompok praktek dengan Nowo, katanya sih mereka berdua memang
andalan proteksi P3B jawa Bali 5. Andri
Nitra Utama, peserta doyang Batu akik dan asyik ngobrol dengan dia walaupun
paling senior diantara peserta, lahir 1972, dan abang ini mungkin paling jarang bahasa jawa, dan
menurutnya sih kakek buyutnya punya keturunan bugis. sementara dari PLN Salatiga
ada satu peserta yakni Budi Purwanto, orangnya supel dan enak
diajak diskusi, lebih senior dari saya kelahiran 1973, dan berkesan bagi saya
sama abang ini, paling medok jawanya
diantara siswa, jarang saya dengar dia bahasa Indonesia, Sementara dari PLN APP Pulo Gadung ada 4
siswa yakni 1. Nowo Wicaksono
asisten instruktur merangkap peserta,peserta kesayangan pak sumarsono salah
satu instruktur 2. Slamet Walayo orangnya
juga kalem tapi open orangnya, selalu jalan sama dengan solikin 3.
Solikin, kalau yang peserta ini
menurut penilaian saya orangnya pembelajar, paling sering bertanya ke
instruktur, dan tempat saya titip nama untuk tugas kelompok yang harus
dikerjakan di Hotel, hehehehe, dan selalu jawab….” Aatur Saja “ dengan mencoba
loga makassarnya , kebetulan pernah punya manajer orang Makassar, 4. Thoriqurridho, orangnya selalu tersenyum seakan tidak punya beban, dan
suka mengajar ke peserta lain, termasuk sayalah muridnya. Awalnya waktu
digedung pertama saya duduk disampingnya, orangnya cerdas, suka analisa,
Sementara ada dua siswa yang memang asli semarang ini namanya mudik dinas walaupun dari unit
yang berbeda, mereka berdua sering membantu peserta dalam angkutan dari udiklat
ke Hotel semesta, kalau pulang terlau cepat dari pada menunggu bus atau teman
–teman mau main futsal yakni 1. Wahyu
Citra Kurniawan dari PLN Cawang,
keliatan cuek, orangnya tampil sederhana,paling gondrong diantara peserta, tapi
jangan salah diotaknya ada kamus listrik , sekaligus dimandat menjadi ketua
kelas,aklamasi 100% tanpa kubu-kubuan 2. Agustian bramantyo dari PLN AP2B
Minahasa Suluttenggo , walaupun sama –sama dari suluttenggo tapi nanti
diudiklat baru kenal, dia adik angkatan Waluyo supervisor HAR app saya waktu di
area Luwuk, dan dia rencana menikah agustus 2015, semoga lancar saja
hajatannya, dan satu lagi peserta dari
PLN cawang yakni Moch Reza Indrawan
siswa yang paling berani dan nekad, bawa
motor dari unit asal kesemarang dan selalu berdekatan duduk dikelas.Mereka
semua kalau ketemu baik dihotel, di kelas, istirahat sanck pagi dan sore,
jangan harap ada bahasa Indonesia, full jawa, itupun kalau ada kosakata
Indonesia mungkin mirip jawa atau terlanjur… sorry maaf canda, kocak betullll….memang
benar kata Bram , harusnya saya belajar dulu bahasa jawa baru diklat dijawa.
.
s
Seperti laziimnya pertemuan apalagi diklatnya
lumayan lama selama tiga pekan pasti ada kelompok-kelompok kecil, entah asal yang sama, minat yang sama, atau
umur yang sama, dan paling kentara saat makan malam, hehhehee ,sebut saja : ada kelompoknya Capsul hijau ada solikin ,Reza,
Ovan, Slamet, Wahyu, ada kelompok Avanza hitam terdiri Nowo, Rendy, Bram, Thoriq, Edi, ada kelompok Senior ada abang andri, abang nugroho, abang Budi, dan
kelompok saya sendiri sebut saja
kelompok Indonesia, karena kami bertiga kalau ketemu pasti menggunakan bahasa
Indonesia karena kami bertiga tidak paham bahasa masing-masing, sebut saja 1. Irwan Iryanto dari PLN purwakarta
Disjabar, walaupun asalnya boyolali jawa tengah, kuliah di universitas Diponogoro,
namun sejak pengangkatan jadi pegawai PLN sudah ditempatkan di jawa barat (Sunda) dan pernah On Job
Training Di area Pare-pare Sulawesi Selatan ( Bugis), Bagi saya orangnya cuek,dan
supel, punya seni fotografer, dan tidak bisa saya lupakan …tidak pernah
ketinggalan main gamenya, apa itu dikelas, di kamar hotel, atau jangan –jangan
juga ditoilet juga, Cuek Banget, kalau buka buku catatannya tidak ada isinya….hehehe,
memangnya pernah saya periksa,mungkin termasuk generasi Imam Bukhari ilmunya semua
tersimpan dikepala, irwan ini menjadi
peta berjalan saya dengan Hilman melakukan traveling ke solo, masjid agung jawa
tengah, Taman Tugu Muda Semarang, Lawang Sewu, dan cari oleh-oleh semarang dan
menurut pengakuan Hilman kalau dalam kamar hotel mereka seperti pasukan bisu,
irwan sibuk dengan gamenya, Hilman sibuk dengan browsingnya, dan saya jadi
saksi, benar 100%. Heheheheh, dan satu lagi, Irwan doyan dengan 18 derajat AC
sementara Hilman pasti sudah tidak kuat,,,, tapi mereka berdua kompak,
apalagi sarapan, kompak banget…, dan
waktu disemarang kalau sabtu ahad pasti Irwan balik boyolali, karna istrinya sementara Hamil tua disana, menunggu anak
pertamanya disolo, dan kabarnya sudah lahir tanggal 25 maret 2015 beda sehari
dengan tanggal lahir saya. nama anaknya akhyar, lain irwan lain 2.Hilman Taufik, Pegawai PLN area Majalaya juga dari unit disjabar, punya anak satu umur empat tahun nama anaknya Alif,
istrinya sementara mengandung anak keduanya, dan tinggalnya dikabupaten bandung, Hilman tidak pernah tinggalkan kota
bandung dan tidak pernah merantau keluar dan memang logaknya masih kental
sundanya,sejak SD SMP nya
disubang dan lanjut STM
disumedang, dan kuliah D3 UPI,
Universitas Persis Ikip, maaf salah.. Universitas Pendidikan Indonesia, sampai
lolos Di PLN dan lagi lagi penempatan nya dibandung, yang jelas asli
bandung…deh. Diantara peserta Udiklat, saya paling akrab dengan Hilman, saya
biasa panggil man, awal akrabnya mulai pada hari pertama tanggal 23 februari
disaat sore hari menunggu Bus untuk mengantar ke hotel semesta, saya minta
tolong untuk mengambil gambar saya didepan Udiklat Semarang dengan menggunakan
Tablet acer yang saya punya, walaupun sebelumnya sudah perkenalan seperti
lasimnya baru ketemuan “nama dan asal”, dan
saya sendiri 3.Andi Baso Makkaraka, asli
bugis Makassar, dari nama saja kalau
dijawa pasti diledekin, bayangkan saja
nama saya seperti makanan gerobak, Baso Malang, baso Tahu, tapi buat
saya tidak mengapa siapa tahu nanti dapat royalty dari mereka, sekedar tahu
saja bahwa baso itu gelar bangsawan laki-laki kalau dibugis,dan perempuannya namanya Besse, dan tidak semua
orang bugis bisa menyandang gelar itu,
katanya sih yang berdarah biru… (sombong Dikit). Saya baru keluar dari Makassar setelah kerja
di PLN, unit asal saya dari kantor wilayah PLN Sulutenngo manado, baru sekitar enam bulan di Manado Sulawesi Utara,
sebelumnya Sembilan tahun di area Luwuk, Sulawesi Tengah, saya ambil pilihan
udiklat Semarang karena teringat perkataan manajer udiklat 2005 bapak Machine, “kalau kalian delapan tahun tidak balik lagi
udiklat semarang maka saya pastikan kalian pegawai bermasalah”, dan memang
sayalah mungkin salah satu pegawai bermasalah, kenapa ??? karena saya sejak OJT sudah tinggalkan dunia
Sistem Operasi Gardu Induk, sudah tinggalkan dunia Transmisi, saya tinggalkan dunia
Proteksi, bukan karena keinginan pribadi
tapi kebutuhan perusahaan (cie nyontek bahasa SDM PLN) sejak OJT saya
berkecimpun didunia pelanggan, 20 KV, karena memang diarea luwuk belum ada 70
KV apalagi SUTET 500 kV, seperti di Jawa Bali, karena keinginan ke Udiklat Semarang
maka saya pilih proteksi sebagai pilihan diklat , setelah Lulus E learning
pengenalan proteksi, saya berhak ikut Pengujian relai Proteksi, dan sempat saya ketemu pak machine
dan memperkenalkan diri dimasjid Udiklat, walaupun beliau sudah pensiun, senang
rasanya Ketemu pak Machine, selain itu ketemu juga teman angkatan TSO ada mbak Carolina dari PLN Salatiga, ketemu
Juga mba Titin PLN Rayon Jogjakarta, mereka berdua teman prajabatan pembidangan
disemarang tahun 2005, 10 tahun lalu.dan mereka kaget dan ngeledek ketika saya sampaikan bahwa baru dua kali
saya ke Udiklat Semarang sudah termasuk diklat pembidangan.
Pekan pertama saya merasakan
kejenuhan, merasa bosan, dan selalu ingat kapan berakhir, bisa nggak
dipercepat, apalagi periode itu pembelajaran Pengujian yang paling lama, yang
lain hanya sepekan paling lama, saya
dapat info bahwa diklat tidak bisa
dimajukan atau dipercepat, karena mengingat lamanya diklat, lamanya tinggalkan
keluarga, walaupun sebanarnya sejak pindah tugas dari Luwuk ke Manado sejak 3
agustus 2014, saya sudah tidak bersama dengan keluarga, karna istri saya juga
pindah tugas dari luwuk kemakassar SMP
40 Makasar, begitu juga anak saya althaf pindah sekolah dari Madani luwuk ke
SDIT wihdatul Ummah jl Daeng Sirua Makassar, tapi bisa dibilang hampir tiap
pekan saya atau maksimal dua pekan saya pastikan ke Makassar, tapi ini diudiklat
tiga pekan, mau pulang Makassar, tidak efektif waktunya dan pasti capek karena
tidak ada penerbagan direct semarang Makassar, harus transit dulu dijakarta,atau
Balikpapan, atau Banjarmasin, saya pulang pergi saya pilih transit di Surabaya
karena berburu tiket murah,
Senin sampai jumat kembali kami
disibukkan dengan rutinitas belajar pengujian proteksi, mulai pengujian CT,PT, OCR,GFR,dibawakan
oleh pak sumarsono, dan Difrensial relay, Distance relay dibawakan oleh pak muh
toha,, selama kurang lebih tiga pekan bersama belajar teori dan praktek selang
seling, diimbagi suplai energy lima kali sehari dua kali snack, tiga kali
makan,dan setiap hari pulang pergi dari udiklat semarang Kedung Munduh ke Hotel
semesta jalan gajah mada, yang menempuh perjalanan kurang lebih satu jam dengan
bus Eksekutif PO.Nugroho.didalam perjalanan terkadang di selingi lagu-lagu
jawa, atau terkadang juga saya tertidur pulas, dan saat habis makan siang teman-teman yang mau tidur siang, mereka
pasti tempat istirahatnya di masjid udiklat, ini baru saya tahu ketika saya
puasa senin dan kamis, dan saya rutinkan
untuk istirahat dimasjid udiklat, dan ternyata ketika saya sudah terjaga dari
tidur, sudah banyak siswa pengujian yang tergeletak dilantai masjid dengan gaya
tidur dan suara kicauan berebeda-beda,
ingin rasanya terulang …. Semoga ada moment tersendiri.
Disamping itu ada rutinitas saya
berdua dengan hilman, yakni sholat subuh berjamah di masjid agung semarang,
yang terletak tidak begitu jauh dari hotel semesta, meskipun disemesta ada
masjid yang terletak dilantai dua, kami biasa sholat berjamaah pada saat magrib
isya, dan masjid itu tempat janjian hilman ketika mau subuh di masjid agung,
habis sholat subuh terkadang duduk diteras masjid menghadap alung-alung
semarang yang sudah ramai penjual kaki lima, disitulah kami saling
berbincang-bincang tentang apa saja, dan tidak etis saya sebut disini, hanya
hilman dan saya yang tahu pembicaraan itu,setelah itu kami melakukan jogging
keliling disekitar jalan gajah mada,
sampai sekitar jam 06.00 pagi langsung balik ke hotel, dan berpisah dengan
hilman karna berbeda kebiasaan, saya biasanya sarapan dulu baru mandi,
sementara hilman mandi baru sarapan bareng dengan teman peserta lain.
Pekan kedua di Udiklat, sabtu minggu 7
- 8 maret 2015 teman-teman lain kembali mudik,saya dan Hilman hanya
menghabiskan waktu disemarang, jogging disimpang lima, car free day, ke UNDIP,
menonton film hasil copyan dari ovan , judul sang murabbi, jalan –jalan ke mall
disekitar hotel semesta, berburu batik dan lebihnya ngobrol santai,
Pada saat jumat kedua dari masa
pembelajaran , ada penyampaian dari instruktur bapak Muhammad toha bahwa jam 10,30 Direktur keuangan akan berkunjung ke Udiklat
semarang, dan memberikan kesempatan kepada siswa yang ingin bergabung dengan
siswa prajabatan S1,D3 diaula, sehabis Snack Siang kami bertiga Irwan, Hilman
dan saya Andi menuju aula, dan ketika masuk aula, ternyata aula sudh full dan
semua kursi sudah terisi oleh siswa prajabatan dengan pakaian putih hitam dasi
Hitam, sementara menunggu pak direktur keuangan, saya ambil kursi di ruangan
sebelah, teman –teman yang lain sudah tidak ikut gabung karna sudah full,
tibalah direktur keuangan diaula diadampingi manajer udiklat semarang
memberikan arahan bagaimana menajadi pegawai yang sejahtera, sekitar 15 menit
memberi penjelasan beliau mengakhiri dan langsung pamit, menuju tujuan
selanjutnya, sebelum naik dimobil jemputan beliau minta foto bareng, nah
distulah hilman jadi fotografer dadakan, selesai foto beliau melanjutkan
ketujuan selanjutnya
Tiga Hari Sebelum penutupan kami
bertiga Hilman, saya dan Irwan jalan-jalan ke kompleks masjid agung jawa tengah
katanya sih tidak dianggap ke semarang kalau tidak mengunjungi masjid agung,
dan itupun atas masukan Irwan yang memang sekitar empat tahun kuliah UNDIP,
dari udiklat habis materinya pak toha, kami naik bus PO nugroho sampai dijava Mall
dari situ kami melanjutkan pakai taksi argo kemasjid agung semarang, kami tiba
menjelang magrib dan hujan rintik-rintik, kami bertiga betul-betul puas
menikmati, terutama pas menuju lantai utama, ada mushab akbar pas depan pintu
masuk dari depan, kami juga mengabadikan dengan foto bareng terutama disekitar
atau pelataran masjild yang punya payung raksasa, katanya sih mianiatur masjid
nabawi, namun pada saat kami berada disana payung dalam keadaan tidak
digunakan, menurut info digunakan pada saat jumat saja,disekelilng masjid ada
banyak penjual souvenir semarang. Dan memang betul masjid agung jawa tengah
termasuk objek wisata yang banyak dikunjugi
wisatawan domestic, karna pada saat kami disana ada banyak santri dari
malang melakukan kunjungan atau wisata rohani ada 3 bus eksekutif dari malang,
habis sholat magrib kami menuju hotel semesta naik taksi bluebird, setibanya
dihotel langsung makan malam,
Malam terakhir kami dihotel semesta,
lagi-lagi irwan ajak kami menuju Lawang Sewu, Tugu Muda sekaligus beli oleh-oleh semarang seperti Bandeng Presto,
Wingko babat, Baso Tahu, habis sholat magrib berjamaah dimasjid hotel, dan
makan malam, kami bertiga jalan kaki mencari indomaret untuk booking tiket
kereta Api dari semarang ke bandung, kebetulan tinggal Irwan yang belum punya
tiket, saya dan Hilman sudah booking jauh hari sebelumnya, bahkan Hilman sudah
booking memang pulang pergi. Dari indomaret kami naik taksi bluebird ke lawang
sewu, sebelum tiba disana dalam benak saya pasti lebih wah tujuan kesana, tapi
sampai disana hati dan semangat saya menjadi loyo, ternyata lawang sewu itu artinya pintu seribu, lebih-lebih
lagi tidak bisa masuk, katanya sih semenjak ada korban meninggal sudah tidak
ada yang berani masuk, memang betul-betul bangunan tua, cuma mungkin karena
bersejarah dijadikan tempat objek wisata, dan bagi say, tidak begitu tertarik
sama hal-hal seperti itu tapi untuk menghibur diri saya pun mengambil foto
bareng, dan setelah itu menyebrang ke tugu muda, habis itu kami kembali ketaksi
yang sudah menunggu kita menuju tempat oleh-oleh, tiba ditempat oleh-oleh kami
borong oleh-oleh khas semarang itu, karna memang saat itu waktu yang tepat
untuk beli oleh-oleh karena besok harinya sudah penutupan
Detik-detik penutupan diklat pengujian
Relai proteksi tanggal 11 maret 2015 ,setelah post test dipagi hari
dan penjelesan singkat oleh pak toha dilanjutkan penutupan sekitar 15.00 oleh staf pengajaran,seperti kata bijak ada
pertemuan ada perpisahan, rasa sedih menyelimuti kami dan rasa senang karena
sudah mau ketemu keluarga, kami bertiga Hilman, Irwan dan saya andi mengambil
moment pisah itu untuk terapi ikan di PDKB sekaligus foto bareng dibelakang
udiklat, yang selama belajar kami bertiga tidak pernah kesana, setelah ditutup
kami diantar sama Bram ke hotel semseta, terima kasih banyak Bram…,setibanya
dihotel ternyata pintu kamar sudah tidak bisa kami buka ternyata memang
disengaja untuk memastikan siapa yang chek out sore itu atau besok,kami mengepak
barang-barang terutama oleh-oleh semarang yang dibeli sehari
sebelum penetupan, dan dan sekitar 17.30 kami makan bareng bertiga, rasa sedih
kembali muncul ketika taksi yang menjemput saya kebandara sudah tiba, kami
bersalaman dan berpelukan bagaikan keluarga yang ingin merantau. Selamat jalan saudara,
sukses di tempat kerja dan jangan lupa saling mendoakan, sampai jumpa di moment
dan kesempatan lain,
selama sepekan saya tunda ke manado, dan
hasil chek up prodia, asam urat sudah melampau batas yakni 7,8 dari batas
normal laki-laki 7, dan kolestro LDL sudah melampaui sehingga selama sepekan saya lakukan puasa,karena dileher sudah tegang,
sempat istri saya nanya ini puasa apa abi? saya cuma jawab puasa
kolestrol,akhirnya dengan lion JT 778 saya tiba dimanado kembali melakukan
rutinitas sebagai pegawai PLN dimana sebelumnya tiga pekan sebagai siswa.
Sukses Selalu. Diklat Pengujian Proteksi Tak pernah terlupakan….. Wassalam.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar