Minggu, 28 Agustus 2016

KE SEMARANG YANG KEDUA KALINYA

      Untuk memenuhi Panggilan Udiklat Semarang Pengujian Relai Proteksi , Saya berangkat dari Manado transit dulu di Makassar dengan penerbangan lion air JT 771, di Makassar saya gunakan sabtu - ahad bersama keluarga, tanggal 22 februari 2015 pukul 14,00 WITA  saya terbang ke Semarang  kode Booking TZNHJQ,via sriwijaya  SJ 563 transit Surabaya, di Surabaya ganti pesawat SJ 227 ke Semarang, tiba sekitar jam 18.30 WIB, dari Airport Ahmad Yani ke Udiklat Semarang menggunakan taksi bandara dengan ongkos  85 ribu , setibanya di Udiklat Semarang Kedung Munduh,langsung diarahkan menuju ke Hotel Semesta jalan Gajah Mada,  tiba dihotel  sekitar pukul 20,00 langsung pesan air jahe dan makan nasi goreng yang sudah disiapkan pihak hotel, setelah perut terisi baru saya menuju kamar saya 441, kebetulan sekamar dengan Rendy. Asal P3B Jawa Bali


 
Kami peserta Udiklat sebanyak  16 peserta, 14  dari 16 peserta semua lahir dan dibesarkan dipulau jawa dan hampir bahasa yang digunakan bahasa Jawa, dan terkadang juga instruktrur keceplosan bahasa Jawa terutama saat praktek berlangsung, Saya  dan Hilman teman dari sunda berdua pasti rooaming,  sebut misal pegawai dari unit PLN APP cilegon  P3B Jawa Bali ada 5 siswa ada 1. Ovan adi santoso satu dari tiga peserta belum menikah dan merupakan peserta paling muda kelahiran 1991, 2. Rachmad nugroho peserta senior orangnya kalem kelahiran 1973, 3. Rendy Teman kamar saya juga belum menikah, setiap hari selalu menghilang dikamar, dan baru muncul kalau sudah tengah malam, atau saya sudah tidur, jadi ngobrol dengan dia paling habis sholat subuh atau antara magrib dengan isya, tapi saya tahu tempat nongkrongnya tidak etis kalau saya sebut disini, biarlah saya yang tahu…      4. Edi Sulaksono , juga asisten instruktur kelompok II ,dia nggak pernah satu kelompok praktek dengan Nowo, katanya sih mereka berdua memang andalan proteksi P3B jawa Bali 5. Andri Nitra Utama, peserta doyang Batu akik dan asyik ngobrol dengan dia walaupun paling senior diantara peserta, lahir 1972, dan abang  ini mungkin paling jarang bahasa jawa, dan menurutnya sih kakek buyutnya punya keturunan bugis.  sementara dari   PLN  Salatiga  ada satu peserta yakni  Budi Purwanto, orangnya supel dan enak diajak diskusi, lebih senior dari saya kelahiran 1973, dan berkesan bagi saya sama abang ini, paling medok jawanya  diantara siswa, jarang saya dengar dia bahasa Indonesia,  Sementara dari PLN APP Pulo Gadung ada 4 siswa yakni 1. Nowo Wicaksono asisten instruktur merangkap peserta,peserta kesayangan pak sumarsono salah satu instruktur 2. Slamet Walayo orangnya juga kalem tapi open orangnya, selalu jalan sama dengan solikin  3. Solikin,  kalau yang peserta ini menurut penilaian saya orangnya pembelajar, paling sering bertanya ke instruktur, dan tempat saya titip nama untuk tugas kelompok yang harus dikerjakan di Hotel, hehehehe, dan selalu jawab….” Aatur Saja “ dengan mencoba loga makassarnya , kebetulan pernah punya manajer orang Makassar, 4. Thoriqurridho, orangnya  selalu tersenyum seakan tidak punya beban, dan suka mengajar ke peserta lain, termasuk sayalah muridnya. Awalnya waktu digedung pertama saya duduk disampingnya, orangnya cerdas, suka analisa, Sementara ada dua siswa yang memang asli semarang  ini namanya mudik dinas walaupun dari unit yang berbeda, mereka berdua sering membantu peserta dalam angkutan dari udiklat ke Hotel semesta, kalau pulang terlau cepat dari pada menunggu bus atau teman –teman mau main futsal yakni 1. Wahyu Citra Kurniawan  dari PLN Cawang, keliatan cuek, orangnya tampil sederhana,paling gondrong diantara peserta, tapi jangan salah diotaknya ada kamus listrik , sekaligus dimandat menjadi ketua kelas,aklamasi 100% tanpa kubu-kubuan  2. Agustian bramantyo dari PLN AP2B Minahasa Suluttenggo , walaupun sama –sama dari suluttenggo tapi nanti diudiklat baru kenal, dia adik angkatan Waluyo supervisor HAR app saya waktu di area Luwuk, dan dia rencana menikah agustus 2015, semoga lancar saja hajatannya,  dan satu lagi peserta dari PLN cawang yakni Moch Reza Indrawan siswa yang paling berani  dan nekad, bawa motor dari unit asal kesemarang dan selalu berdekatan duduk dikelas.Mereka semua kalau ketemu baik dihotel, di kelas, istirahat sanck pagi dan sore, jangan harap ada bahasa Indonesia, full jawa, itupun kalau ada kosakata Indonesia mungkin mirip jawa atau terlanjur… sorry maaf canda, kocak betullll….memang benar kata Bram , harusnya saya belajar dulu bahasa jawa baru diklat dijawa.
.    
s
Seperti laziimnya pertemuan apalagi diklatnya lumayan lama selama  tiga pekan pasti  ada kelompok-kelompok kecil,  entah asal yang sama, minat yang sama, atau umur yang sama, dan paling kentara saat makan malam,  hehhehee ,sebut saja : ada kelompoknya  Capsul hijau ada solikin ,Reza, Ovan, Slamet, Wahyu, ada kelompok Avanza hitam  terdiri Nowo, Rendy, Bram, Thoriq, Edi,  ada kelompok Senior ada  abang andri, abang nugroho, abang Budi, dan kelompok saya sendiri sebut saja  kelompok Indonesia, karena kami bertiga  kalau ketemu pasti menggunakan bahasa Indonesia karena kami bertiga tidak paham bahasa masing-masing, sebut saja 1. Irwan Iryanto dari PLN purwakarta Disjabar, walaupun asalnya  boyolali  jawa tengah, kuliah di universitas Diponogoro, namun sejak pengangkatan jadi pegawai PLN  sudah ditempatkan  di jawa barat (Sunda) dan pernah On Job Training Di area Pare-pare Sulawesi Selatan ( Bugis), Bagi saya orangnya cuek,dan supel, punya seni fotografer, dan tidak bisa saya lupakan …tidak pernah ketinggalan main gamenya, apa itu dikelas, di kamar hotel, atau jangan –jangan juga ditoilet juga, Cuek Banget, kalau buka buku catatannya tidak ada isinya….hehehe, memangnya pernah saya periksa,mungkin termasuk generasi Imam Bukhari ilmunya semua tersimpan dikepala,  irwan ini menjadi peta berjalan saya dengan Hilman melakukan traveling ke solo, masjid agung jawa tengah, Taman Tugu Muda Semarang, Lawang Sewu, dan cari oleh-oleh semarang dan menurut pengakuan Hilman kalau dalam kamar hotel mereka seperti pasukan bisu, irwan sibuk dengan gamenya, Hilman sibuk dengan browsingnya, dan saya jadi saksi, benar 100%. Heheheheh, dan satu lagi, Irwan doyan dengan 18 derajat AC sementara Hilman pasti sudah tidak kuat,,,, tapi mereka berdua kompak, apalagi  sarapan, kompak banget…, dan waktu disemarang kalau sabtu ahad pasti Irwan balik boyolali, karna istrinya  sementara Hamil tua disana, menunggu anak pertamanya disolo, dan kabarnya sudah lahir tanggal 25 maret 2015 beda sehari dengan tanggal lahir saya. nama anaknya akhyar,  lain irwan lain 2.Hilman Taufik, Pegawai PLN area Majalaya juga  dari unit disjabar, punya  anak satu umur empat tahun nama anaknya Alif, istrinya sementara mengandung anak keduanya, dan  tinggalnya dikabupaten  bandung, Hilman tidak pernah tinggalkan kota bandung dan tidak pernah merantau keluar dan memang logaknya masih kental sundanya,sejak SD  SMP nya  disubang dan lanjut STM disumedang, dan kuliah  D3 UPI, Universitas Persis Ikip, maaf salah.. Universitas Pendidikan Indonesia, sampai lolos Di PLN  dan lagi  lagi penempatan nya dibandung, yang jelas asli bandung…deh. Diantara peserta Udiklat, saya paling akrab dengan Hilman, saya biasa panggil man, awal akrabnya mulai pada hari pertama tanggal 23 februari disaat sore hari menunggu Bus untuk mengantar ke hotel semesta, saya minta tolong untuk mengambil gambar saya didepan Udiklat Semarang dengan menggunakan Tablet acer yang saya punya, walaupun sebelumnya sudah perkenalan seperti lasimnya baru ketemuan “nama dan  asal”, dan saya sendiri 3.Andi Baso Makkaraka, asli bugis Makassar, dari nama saja  kalau dijawa pasti diledekin, bayangkan saja  nama saya seperti makanan gerobak, Baso Malang, baso Tahu, tapi buat saya tidak mengapa siapa tahu nanti dapat royalty dari mereka, sekedar tahu saja bahwa baso itu gelar bangsawan laki-laki kalau dibugis,dan  perempuannya namanya Besse, dan tidak semua orang bugis  bisa menyandang gelar itu, katanya sih yang berdarah biru… (sombong Dikit).  Saya baru keluar dari Makassar setelah kerja di PLN, unit asal saya dari kantor wilayah PLN Sulutenngo manado, baru  sekitar enam bulan di Manado Sulawesi Utara, sebelumnya Sembilan tahun di area Luwuk, Sulawesi Tengah, saya ambil pilihan udiklat Semarang karena teringat perkataan manajer udiklat 2005 bapak Machine, “kalau kalian delapan tahun tidak balik lagi udiklat semarang maka saya pastikan kalian pegawai bermasalah”, dan memang sayalah mungkin salah satu pegawai bermasalah, kenapa ???  karena saya sejak OJT sudah tinggalkan dunia Sistem Operasi Gardu Induk, sudah tinggalkan dunia Transmisi, saya tinggalkan dunia Proteksi,  bukan karena keinginan pribadi tapi kebutuhan perusahaan (cie nyontek bahasa SDM PLN) sejak OJT saya berkecimpun didunia pelanggan, 20 KV, karena memang diarea luwuk belum ada 70 KV apalagi SUTET 500 kV, seperti di Jawa Bali, karena keinginan ke Udiklat Semarang maka saya pilih proteksi sebagai pilihan diklat , setelah Lulus E learning pengenalan proteksi, saya berhak ikut Pengujian relai  Proteksi, dan sempat saya ketemu pak machine dan memperkenalkan diri dimasjid Udiklat, walaupun beliau sudah pensiun, senang rasanya Ketemu pak Machine, selain itu ketemu juga teman angkatan TSO  ada mbak Carolina dari PLN Salatiga, ketemu Juga mba Titin PLN Rayon Jogjakarta, mereka berdua teman prajabatan pembidangan disemarang tahun 2005, 10 tahun lalu.dan mereka kaget dan ngeledek  ketika saya sampaikan bahwa baru dua kali saya ke Udiklat Semarang sudah termasuk diklat pembidangan.
Pekan pertama saya merasakan kejenuhan, merasa bosan, dan selalu ingat kapan berakhir, bisa nggak dipercepat, apalagi periode itu pembelajaran Pengujian yang paling lama, yang lain hanya sepekan paling lama,  saya dapat  info bahwa diklat tidak bisa dimajukan atau dipercepat, karena mengingat lamanya diklat, lamanya tinggalkan keluarga, walaupun sebanarnya sejak pindah tugas dari Luwuk ke Manado sejak 3 agustus 2014, saya sudah tidak bersama dengan keluarga, karna istri saya juga pindah tugas  dari luwuk kemakassar SMP 40 Makasar, begitu juga anak saya althaf pindah sekolah dari Madani luwuk ke SDIT wihdatul Ummah jl Daeng Sirua Makassar, tapi bisa dibilang hampir tiap pekan saya atau maksimal dua pekan saya pastikan ke Makassar, tapi ini diudiklat tiga pekan, mau pulang Makassar, tidak efektif waktunya dan pasti capek karena tidak ada penerbagan direct semarang Makassar, harus transit dulu dijakarta,atau Balikpapan, atau Banjarmasin, saya pulang pergi saya pilih transit di Surabaya karena berburu tiket murah,


Senin sampai jumat kembali kami disibukkan dengan rutinitas belajar pengujian proteksi, mulai pengujian CT,PT, OCR,GFR,dibawakan oleh pak sumarsono, dan Difrensial relay, Distance relay dibawakan oleh pak muh toha,, selama kurang lebih tiga pekan bersama belajar teori dan praktek selang seling, diimbagi suplai energy lima kali sehari dua kali snack, tiga kali makan,dan setiap hari pulang pergi dari udiklat semarang Kedung Munduh ke Hotel semesta jalan gajah mada, yang menempuh perjalanan kurang lebih satu jam dengan bus Eksekutif PO.Nugroho.didalam perjalanan terkadang di selingi lagu-lagu jawa, atau terkadang juga saya tertidur pulas, dan saat habis makan siang  teman-teman yang mau tidur siang, mereka pasti tempat istirahatnya di masjid udiklat, ini baru saya tahu ketika saya puasa senin  dan kamis, dan saya rutinkan untuk istirahat dimasjid udiklat, dan ternyata ketika saya sudah terjaga dari tidur, sudah banyak siswa pengujian yang tergeletak dilantai masjid dengan gaya tidur dan suara kicauan berebeda-beda,  ingin rasanya terulang …. Semoga ada moment tersendiri.
Disamping itu ada rutinitas saya berdua dengan hilman, yakni sholat subuh berjamah di masjid agung semarang, yang terletak tidak begitu jauh dari hotel semesta, meskipun disemesta ada masjid yang terletak dilantai dua, kami biasa sholat berjamaah pada saat magrib isya, dan masjid itu tempat janjian hilman ketika mau subuh di masjid agung, habis sholat subuh terkadang duduk diteras masjid menghadap alung-alung semarang yang sudah ramai penjual kaki lima, disitulah kami saling berbincang-bincang tentang apa saja, dan tidak etis saya sebut disini, hanya hilman dan saya yang tahu pembicaraan itu,setelah itu kami melakukan jogging keliling  disekitar jalan gajah mada, sampai sekitar jam 06.00 pagi langsung balik ke hotel, dan berpisah dengan hilman karna berbeda kebiasaan, saya biasanya sarapan dulu baru mandi, sementara hilman mandi baru sarapan bareng dengan teman peserta lain.
   
                               
Pekan kedua di Udiklat, sabtu minggu 7 - 8 maret 2015 teman-teman lain kembali mudik,saya dan Hilman hanya menghabiskan waktu disemarang, jogging disimpang lima, car free day, ke UNDIP, menonton film hasil copyan dari ovan , judul sang murabbi, jalan –jalan ke mall disekitar hotel semesta, berburu batik dan lebihnya ngobrol  santai,
Pada saat jumat kedua dari masa pembelajaran , ada penyampaian dari instruktur bapak Muhammad toha  bahwa jam 10,30  Direktur keuangan akan berkunjung ke Udiklat semarang, dan memberikan kesempatan kepada siswa yang ingin bergabung dengan siswa prajabatan S1,D3 diaula, sehabis Snack Siang kami bertiga Irwan, Hilman dan saya Andi menuju aula, dan ketika masuk aula, ternyata aula sudh full dan semua kursi sudah terisi oleh siswa prajabatan dengan pakaian putih hitam dasi Hitam, sementara menunggu pak direktur keuangan, saya ambil kursi di ruangan sebelah, teman –teman yang lain sudah tidak ikut gabung karna sudah full, tibalah direktur keuangan diaula diadampingi manajer udiklat semarang memberikan arahan bagaimana menajadi pegawai yang sejahtera, sekitar 15 menit memberi penjelasan beliau mengakhiri dan langsung pamit, menuju tujuan selanjutnya, sebelum naik dimobil jemputan beliau minta foto bareng, nah distulah hilman jadi fotografer dadakan, selesai foto beliau melanjutkan ketujuan selanjutnya
Tiga Hari Sebelum penutupan kami bertiga Hilman, saya dan Irwan jalan-jalan ke kompleks masjid agung jawa tengah katanya sih tidak dianggap ke semarang kalau tidak mengunjungi masjid agung, dan itupun atas masukan Irwan yang memang sekitar empat tahun kuliah UNDIP, dari udiklat habis materinya pak toha, kami naik bus PO nugroho sampai dijava Mall dari situ kami melanjutkan pakai taksi argo kemasjid agung semarang, kami tiba menjelang magrib dan hujan rintik-rintik, kami bertiga betul-betul puas menikmati, terutama pas menuju lantai utama, ada mushab akbar pas depan pintu masuk dari depan, kami juga mengabadikan dengan foto bareng terutama disekitar atau pelataran masjild yang punya payung raksasa, katanya sih mianiatur masjid nabawi, namun pada saat kami berada disana payung dalam keadaan tidak digunakan, menurut info digunakan pada saat jumat saja,disekelilng masjid ada banyak penjual souvenir semarang. Dan memang betul masjid agung jawa tengah termasuk objek wisata yang banyak dikunjugi  wisatawan domestic, karna pada saat kami disana ada banyak santri dari malang melakukan kunjungan atau wisata rohani ada 3 bus eksekutif dari malang, habis sholat magrib kami menuju hotel semesta naik taksi bluebird, setibanya dihotel langsung makan malam, 
Malam terakhir kami dihotel semesta, lagi-lagi irwan ajak kami menuju Lawang Sewu, Tugu Muda sekaligus beli  oleh-oleh semarang seperti Bandeng Presto, Wingko babat, Baso Tahu, habis sholat magrib berjamaah dimasjid hotel, dan makan malam, kami bertiga jalan kaki mencari indomaret untuk booking tiket kereta Api dari semarang ke bandung, kebetulan tinggal Irwan yang belum punya tiket, saya dan Hilman sudah booking jauh hari sebelumnya, bahkan Hilman sudah booking memang pulang pergi. Dari indomaret kami naik taksi bluebird ke lawang sewu, sebelum tiba disana dalam benak saya pasti lebih wah tujuan kesana, tapi sampai disana hati dan semangat saya menjadi loyo, ternyata lawang  sewu itu artinya pintu seribu, lebih-lebih lagi tidak bisa masuk, katanya sih semenjak ada korban meninggal sudah tidak ada yang berani masuk, memang betul-betul bangunan tua, cuma mungkin karena bersejarah dijadikan tempat objek wisata, dan bagi say, tidak begitu tertarik sama hal-hal seperti itu tapi untuk menghibur diri saya pun mengambil foto bareng, dan setelah itu menyebrang ke tugu muda, habis itu kami kembali ketaksi yang sudah menunggu kita menuju tempat oleh-oleh, tiba ditempat oleh-oleh kami borong oleh-oleh khas semarang itu, karna memang saat itu waktu yang tepat untuk beli oleh-oleh karena besok harinya sudah penutupan
Detik-detik penutupan diklat pengujian Relai proteksi  tanggal  11 maret 2015 ,setelah post test dipagi hari dan penjelesan singkat oleh pak toha dilanjutkan penutupan sekitar 15.00  oleh staf pengajaran,seperti kata bijak ada pertemuan ada perpisahan, rasa sedih menyelimuti kami dan rasa senang karena sudah mau ketemu keluarga, kami bertiga Hilman, Irwan dan saya andi mengambil moment pisah itu untuk terapi ikan di PDKB sekaligus foto bareng dibelakang udiklat, yang selama belajar kami bertiga tidak pernah kesana, setelah ditutup kami diantar sama Bram ke hotel semseta, terima kasih banyak Bram…,setibanya dihotel ternyata pintu kamar sudah tidak bisa kami buka ternyata memang disengaja untuk memastikan siapa yang chek out sore itu atau besok,kami mengepak barang-barang  terutama oleh-oleh semarang yang dibeli sehari sebelum penetupan, dan dan sekitar 17.30 kami makan bareng bertiga, rasa sedih kembali muncul ketika taksi yang menjemput saya kebandara sudah tiba, kami bersalaman dan berpelukan bagaikan keluarga yang ingin merantau. Selamat jalan saudara, sukses di tempat kerja dan jangan lupa saling mendoakan, sampai jumpa di moment dan kesempatan lain,
 
  selama sepekan saya tunda ke manado, dan hasil chek up prodia, asam urat sudah melampau batas yakni 7,8 dari batas normal laki-laki 7, dan kolestro LDL sudah melampaui  sehingga selama sepekan saya lakukan puasa,karena dileher sudah tegang,  sempat istri saya nanya ini puasa apa abi? saya cuma jawab puasa kolestrol,akhirnya dengan lion JT 778 saya tiba dimanado kembali melakukan rutinitas sebagai pegawai PLN dimana sebelumnya tiga pekan sebagai siswa. Sukses Selalu. Diklat Pengujian Proteksi Tak pernah terlupakan….. Wassalam.





Tidak ada komentar:

Posting Komentar