A . Arung Cinnotabi
1. Lapaukke Putra dari Datu Cina
beserta pengikutnya pergi kekampung
Cinnotta’ bangka , Memperistrikan I
Pattola Arung Sailong dari Bone
2. I Pannangareng anak dari Lapaukke diperistri oleh LaMata tikka
saudara dari datu Luwu yang bernama La Mallalae
3. I
Tenri Sessu
diperistrikan oleh La Rajallangi Putra Datu Babaue Bone dari pernikahan
nya lahir Tiga anak yakni Lapatiroi, Lapawawoi, Lapatongai
4. La Patiroi putra
La Rajallangi memperistri I Tenriwawo putri Datu Babauae Bone mempunyai dua anak yakni Latenri Bali dan Latenri Tippe
5. Latenri Bali dan Latenri Tippe bersamaan jadi raja
Cinnotabi, karenanya sebagai awal runtuhnya kerajaan cinnotabi akibat selisih
paham yang tanpa penyelesean , dimana Latenri Tippe menyia nyiakan amanah dari rakyat
Cinnotabi, maka rakyatnya mengadu ke sepupu se Latenri tippe yakni, La tenri Tau, Latenri Pekka dan Lamatareng
namun Latenri Tippe tidak menanggapinya, Maka ketiga sepupunya dengan
rakyat meninggalkan cinnotabi menuju
Boli dan Saring Jameng dan membuka perkampungan masing masing disebut Majauleng, Sabbangparu dan Takkalalla
disebut Lipu Tellu Kajuru’na
Sedangkan La Tenri Bali dan La
Tenritippe menuju Saebawi dan membuka negeri yang bernama
Penrang , sehingga Latenri bali
diangkat menjadi Arung Penrang
Setelah beberapa tahun untuk
menghindari percekcokan seperti sepupunya dicinnotabi, maka ketiga sepupunya memanggil La Tenribali untuk memimpin negeri Boli
sebagai Arung Mataesso di Boli dan
dilakukan pelantikan oleh 3 sepupunya
yang mengangkat dirinya sebagai Paddanreng
dan Arung Mataesso diberi gelar Batara Wajo, karena dilantik dibawah
pohon bajo yang besar, Sehingga BOLI juga diganti menjadi Wajo,
Sementara dipenrang Latenri
Tippe diangkat menjadi Arung Penrang menggantikan saudaranya Latenribali
B. Batara Wajo
1. La Tenri Bali bekas
Arung Cjinnotabi ( Cina Pammana) dan Bekas Arung Penrang pada masa pertengahan
abad XV
2. La Mataesso Putra Latenri Bali ( 10
Tahun) Beliaulah bersama paddanreng mengubah nama Majauleng , Sabbangparu dan
takkalalla menjadi Bettempola, Talotenreng,
dan Tua, akibat pada masa itu mata
pencaharian hanya 3 macam yakni Bertani,
Menyadap Tuak, dan menangkap ikan
Majauleng Disebut Bettempola
karena padinya petani bertumpuk, tingginya seperti rumah
Sabbangparu disebut Talotenreng yang sebelumnya disebut Tarotenreng Rakyatnya sebagai Penyadap Tuak menggunakan tenreng
(tangga)
Takkalalla disebut Tua , Rakyatnya nelayan dengan
menggunakan Tuba untuk memabukkan ikan ikan
3. Lapateddungi Tosamallangi Putra
La Mataesso ( menjabat selama 3 Tahun dan dipecat dari jabatannya sekaligus dibunuh di “La pabbessi “ atas perbuatan sewenang
wenang Terhadap Rakyat Wajo, mengenai
siapa pembunuhnya, terdapat 4 vesi,
yakni 1. oleh latadampare atas permintaan Latiringen, 2. oleh kemauan sendiri Latadampare, 3. oleh
Latiringen Totaba sendiri dan 4. oleh Latenriumpu Tolangi Arung Matowa ke tiga
Batara
Wajo merupakan Pemimipin yang diangkat
berdasarkan Garis Keturunan dan turun temurun.
Atas
usul dari Arung Saotanre La Tiringeng
Totaba yang kemudian digelar Arung Simentempola atau Arung Bettempola yang
intinya bahwa pemerintahan selanjutnya boleh diambil dari luar keturunaan, maka itu
langkah pengubahan Gelar Batara Wajo menjadi Arung Matowa,
Meskipun saat itu rakyat wajo beserta Paddanreng menghendaki beliau menjadi Arung Matowa
tetapi beliau menolaknya dan terjadi perjanjian
yang dikenal Perjanjian “Paddepa” meskipun beliau tiga tahun
lamanya menjabat batara wajo untuk mengisi kekosongan
C. ARUNG MATOWA WAJO
1. La Palewo Topalipung Gelar Arung Matowa pertama disandangnya menjabat sekitar 7 Tahun dari 1480 – 1488 M. anak dari La Tenripeppang
Paddanreng Tolatenreng sebelum jadi
Arung Matowa pernah menjadi Matowa ( Kepala Wanua Saat itu) di Majauleng dan
atau Sabbangparu
2. La Obbi Settiriware sebelumnya
menjadi Paddanreng Bettempola menjabat selama
5 tahun dari 1488- 1493.
Atas Masukan Datu Luwu Raja Dewa maka tiap tiap Paddanreng dibuatkan bendera , PILLA ( Merah) untuk Bettempola, PATOLA (Warna Warni) untuk Talotenreng,
dan CAKKURIDI (kuning) untuk
Paddanreng Tua
3. La Tenriumpu Tolangi adik
/ Saudara La Obbi Settiriware menjabat
setelah 5 Tahun karena Wafat , dari 1493 -1498
4. La Tadampare Puang Rimaggalatung Putra
dari Latompi Wanua keturunan Langsung Latenribali, Istrinya bernama I Tenrilawi
Putri Arung Palakka Bone menjabat sekitar 30 Tahun karena wafat dari 1498 – 1528 M. sebenarnya beliau yang diinginkan untuk menjadi Arung Mattowa
pertama, namun menolak sampai permintaaan masyarakat Wajo yang ke 4
kalinya akhirnya disanggupinya, Banyak cerita tentang beliau dalam lontara,
dan saat itu banyak negeri yang ditaklukkan seperti Larompong, Timurung,
Lamuru, Kassa, Maiwa, Enrekang , Mario Riawa dan lain lain.
Keinginannya agar Arung Matowa
kedepan turun temurun dijawab sama anak
kecil, putra Arung Bettempola Latiringen yang bernama Lapaturusi Tomadualeng sehingga
saat akhir jabatan pesannya pilihlan penggantinya nanti yang memiliki sifat
empat “Kejujuran, Kepintaran, Kemurahan hati dan keberanian”
5. La Tenri Pakado Tonampe Putra dari Latadampare Puang
Rimaggalatung menjabat sekitar 11 tahun sampai mengundurkan diri karena lumpu dari 1528-1539
M , maka digelari Arung Tudangnge, Daerah kekuasaannya berkurang atau hilang akibat gempuran dari Raja Gowa
Tunipalangga, Raja Bone, Luwu, Raja Soppeng
6. La Temmasonge Anak
Menantu Lapalewo Topalipung Arung Matowa pertama menjabat sekitar 3 Tahun
mengundurkan diri karena penyakit Lumpuh dari 1539 – 1542 M.
7. La Warani To Temmagiang Putra La Obbi Settiriware arung Matowa kedua menjabat sekitar 3 Tahun karena wafat dari 1542 -1545 M. Saat itu terjadi peperangan antara
Utting bersama wajo melawan Sidenreng bersama Gowa, Sampai Akhirnya Wajo
Jadi Budak Dari Gowa
(
Tunipalangga dengan Tomaddualeng)
8. La Mallagenni 2
Bulan lamanya menjabat di tahun 1545 karena mengundurkan diri, dijabat sementara oleh Ranreng Bettempola selama dua Tahun sampai 1547 dan peperangan
berkobar Terus menerus
9. La Mappapole Toappamadeng Massaolocie
sebelumnya menjadi Ranreng Tua dan datu Patila , menjabat sekitar 17 tahun karena wafat
( dari 1547 -1564M. Bersama Lamungkatje
Toudama cucu latadampare,berjuang untuk pembebasan dari perbudakan Gowa dengan Membantu Gowa menyerbu Batulappa
(Pare Pare Lama), Bulo Bulo (Sinjai),
dan akhirnya berhasil Bebas dari perbudakan BUDAK Gowa
10. La Pakkoko To Pa’bele putra
Latadampare Puang Rimaggalatung Arung Matowa ke empat saudara sebapak dari Latenri Pakado Tonampe
Arung Matowa kelima menjabat sekitar 3 tahun
karena Wafat dari tahun 1564 – 1567 M. Saat itu terkenal dengan
keadilannya, dimana beliau menyuruh Lamungkace Toaddama membunuh putranya La Pa’bele karena memperkosa anak gadis dari
matowa Totinco
11. La Mungkace Toaddama Putra dari La Cellaulu Paddanreng
Talotenreng, menjabat sekitar 30 tahun dari 1567 – 1607M, Terjadi perjanjian Tellumpoccoe yang
dilaksanakan di Bunne dearah Timurung
Bone pada tahun 1582M antara
Wajo, Soppeng dan Bone disebut “
LAMUMPATUE RITIMURUNG” yang intinya sepakat menentang politik ekspansi raja
gowa, Wajo kembali jaya seperti jaman Kakeknya Latadampare
12. La Sangkuru Patau Arung Peneki Sultan
Abdurahman Matinroe
Riallepperenna, Menjabat sekitar 3 tahun karena wafat dari 1607 – 1610M.
Arung Matowa yang pertama
memeluk islam di tahun16101 M atas ajakan raja Gowa Mangerangi Dg Manra’bia Sultan
Alaudin dan pertama dikubur
Jenazahnya dimana Arung Matowa sebelumnya dibakar, abunya disimpan dalam balubu
kemudian di tanam
13. La Mappepulu Toappamole Putra
Ranreng Tuwa Towappamadeng menjabat sekitar 4 tahun
karena wafat dari 1612- 1616 M.beliau aktif di usaha pertanian, dan berburu
karenanya meninggal saat berburu di
pakkawarue dikenal Matinroe rilemponna karna jatuh lubang air
14. La Samalewa Towapakiu
menjabat sekitar 5 tahun dari
1616-1621M. diberhentikan oleh arung ennengnge atas perbuatan yang
sewenang wenang terhadap rakyatnya
15. La
Pakkalongi Toallinrungi Arung Pogi lasim disebut to Ali menjabat sekitar 5 tahun1621 -1626 M. beliau
yang membangun masjid raya dan saat peresmian hadir Raja Gowa, raja Tallo,Raja
Bone dan datu Soppeng ,namun diberhentikan
dari jabatannya karena selama kepemimpinannya, Wajo mengalami Gagal panen,
ditimpa Kelaparan.
Beliau memiliki putri yang
bernama Dassaleng Arung Ugi dipersunting oleh raja bone Lamaddaremmeng
Matinroe Ribukaka dari pernikahan lahir seorang putra yang bernama Lapakokoe Toankone Arung Timurung
Ranreng Tua, Ayah Dari Raja Bone Lapatau Matinroe Rinagauleng,
16. Topassaungnge menjabat selama 3
tahun lamanya dan mengundurkan diri dari 1626 -1628M. Beliau berusaha memajukan
pertanian sampai masyarakat berkelimpahan padi, jagung dan umbi ubian saat itu
17. La Pakkalongi Toallinrungi atas permintaan Raja Gowa , beliau menjabat
kedua kalinya sekitar 8 tahun dari 1628- 1636M. tahun 1628 terjadi selisih paham dengan Arung
Bettempola La sekati Topalettei, sehingga di berhentikan, kemudian bersama orang
orang Patampanua menuju di UGI ( UGI, canru, Sempe, Wage) disitulah mengangkat
senjata terhadap Wajo, dan dikalahkan, sehingga beliau menuju Cenrana bone dan wafat disana Matinroe
Ri cenrana
18. La Tenrilai To Udamang Matinroe Ribatana menjabat sekitar 3 tahun karena wafat dari 1636-1639
M. Beliau yang pertama membangun
Balairung yang besar, Benteng, Istana yang besar akan tetapi tiba tiba
wafat sebelum pekerjaaan selesai makanya
digelari Matinro ri Batana
PEPERANGAN WAJO BERSAMA GOWA MELAWAN BONE
19. La Isigajang ToBune Arung
Peneki Matinroe ri patila Cucu dari La Mungkace
Toaddamang tewas dalam pertempuran
melawan dengan raja bone Lamaddaremmeng Matinroe ribukaka,menjabat sekitar 4
tahun dari 1639 -1643 M.
20. La makkaraka Topatemmui
matinroe Ri Pangngaranna menjabat selama 7 tahun lamanya karena wafat dari tahun1643 -1648M. Daerah jajahan wajo yang telah hilang kembali
lagi, beliau membantu Raja Gowa
menyerang Bone,
21. La Temmasonge Puangna Daeli Petta
Malingnge menjabat selama 3 Tahun karena
wafat dari 1648 – 1651M.Beliau wafat
karena penyakit Gila
22. La Paremma Torewo Puangna Tosama
Matinroe Ripassiringna sekitar 7 tahun
lamanya wafat saat jalan jalan di sekitar istana.dari 1651- 1658 M . saat itu
tidak ada lagi peperangan dalam negeri, Wajo aman dan damai
23. La Tenri Lai Tosengngeng Tewas 1670 pada pertempuaran Tosora melawana
Bone dan Belanda pada masa raja latenri
tattta Arung Palakka menjabat selama 12
dari tahun 1658-1670M Hampir Semua lontara mengatakan bahwa beliau menjadikan
Tosora sebagai ibu kota Wajo di tahun 1660, Beliau bersama Sultan Hasnuddin
melawan belanda yang dinahkodai Laksamana
Spelman dan Arung palakka latenri Tatta, sekitar 500 orang wajo tewas, pada tahun 1670 tosora
dibakar oleh Bone sekitar 1300 tewas
termasuk Arung Matowa sendiri, sehingga digelari matinroe ri Salekonna (
meninggal bastionnya)
24. La palili ToMalu Puangna Lagella Saudara Arung
Bettempola Topalettei Menjabat sekitar 9
tahun karena mengundurkan dir, dari 1670-1679 M. Pertempuran terus
berkelanjutan sampai masyarakat banyak
hijrah ke mandar, Enrekang bahkan sampai Johor. Tanggal 23 Desember 1670
dimakassar terjadi perjanjian dengan VOC
, supaya Wajo senantiasa setia sama VOC, dalam pengangkatan dan pemberhentian
Arung Matowa harus persetujuan VOC
25. La Pariusi
Dg Manyampa Arung
Mampu, Arung Amali Matinroe ri Bulu’na menjabat sekitar 20 tahun lamnya dan wafat
di Mampu dari 1679-1699M. Arung yang berlagak seperti Raja Bone, Bunyikan genrang telllu untuk Arung Matowa
dan Arung Ennengnge, Bangsawan wajo naik ke istana untuk manari Pajaga,
26. La Tenrisessu Totimo’e Puangna To denra
menjabat selama 3 tahun dari 1699- 1702M. putra Ranreng bettempola To Palettei, Membeli senapan banyak dijawa,
Orang Sholeh sehingga tidak berminat
dalam pemerintahan. Akhirnya Meletakkan jabatan dengan hormat
27. La Mattone To sakke Dg Paguling Puangna
Larumpang (1702 -1703 M) melanjutkan usaha Totimo, hanya 15 bulan beliau wafat matinroe
ri barukana
28. La galigo Tosunnia (1703
– 1712 M) memperkuat persenjataan Wajo
dan Wafat setelah 9 tahun dan digelari
Matinroe rimasiginna
29. La Tenri Werrung Puangna Sangaji Arung
Peneki 1712 – 1715M Juga memperkuat persenjataan , sehingga saat
itu raja bone lapatau pengganti latenri
tatta, marah besar, beliau mengundurkan diri, dan pergi tinggal di Bila Tancung
30. La Salewangeng Totenri ruwa Arung
Kampiri 16 tahun lamanya dari 1715 – 1736M. Pada
masanya Simpan pinjam dengan bagi hasil dengan jaminan digalakkan, bagi hasilnya
digunakan untuk pembelian senjata, eranya Masjid Raya diperindah, dan
berkirim surat atas kesepakatan Arung
Ennenge meminta ke Lamddukelleng
dikerajaan Pasir untuk kembali ke Wajo,
31. La Maddukelleng Arung Sengkang Arung
Peneki merupakan Pahlawan Nasioanal dilantik di Paria tanggal 6 Nopember
1736 dan mengundurkan diri tahun 1754
dan kembali ke peneki menjadi Arung dan wafat di sengkang jumat 2 rajab 1180
H 1765 M
dikenal dengan sultan Pasir karena beliau merantau ke pasir Kalimantan
dan memperistri putri sultan pasir (1736 – 1754 M)
Lamaddukeleng ingin mengajak
bugis makassar untuk mengusir belanda sehingga Berperang melawan dengan Bone yang bersekutu dengan
belanda, begitu juga berperang Dengan Addatuang Sidenreng bernama Toappo, dan
saat itu PILLa Wajo La Gau membantu
Addatuang karena Toappo merupakan Ipar La gau,
To appo menikah dengan I Tungke Arung Tempe Saudara Kandung la gau, Wajo mulai Retak karena datu pammana melawan arung Matowa, Peperangan bertahun
tahun lamanya sehingga masyarakat wajo sudah jenuh dan tidak ingin membantu
lamddukelleng , Sehingga Lamaddukelleng kecewa dan meletakkan jabatannya.
32. Lamaddanaca Arung Waetuwo selama
satu lamanya dari tahun 1754 -1755, Wafat
dimakssar 8 september 1758 akibat diamuk oleh orang gila yang bernama La Pa’bising
dari Wage, makanya disebut Petta Rijalloe. Beliau memiliki nasab / garis Keturunan Penulis dari Bapak saya A. Mattalatta Bin A.Tambasa Daeng Pasore Bin I Kala Indo Millo Bin Latekke Daeng Mallawa Arung Mabbicarae Penrang (ka dusun Cellue) bin La Sappaile Petta Pabate Penrang bin La Mappanganro Arung Penrang bin Latokko Petta Penrang Bin Lamaddanaca Arung Matowa Wajo ke 33 dengan istri Petta Kambara
33. La
Pasaung Puangna La Omo Arung
Menge Ranreng Talotenreng Datu Lampulle dan bekas datu Soppeng , hanya dua
tahun menjabat dari tahun 1758 -1761 M, karena berselisih paham dengan La gau Pilla Wajo datu Pammana yang berkehendak menjadikan pammana sebagai Kerajaan sendiri
yang sederajat dengan wajo padahal waktu
itu Pammana adalah lili ( Negeri dibawah Wajo)
34. La Mappajung Puangna Salowong
Ranreng Tuwa menjabat selama 7 tahun dari 1764- 1767M, dan di zamanya Lamaddukelleng dikepung oleh Bone dipeneki akhirnya Lamaddukelleng pergi sengkang dan wafat disana 1765
35. La Malliungeng To walleoang Arung
Alitta daerah Penrang dan Arung Peneki,
Menjabat selama 2 tahun lamanya dari 1767 -1770M setelah beliau mengundurkan diri , jabatan
Arung Matowa terlowong bertahun tahun lamanya dan dijabat sementara oleh Ranreng Bettempola
Lasenggeng
36. La Mallelengeng Alias La Cella Puangna
Toappamadeng , menjabat selama 12 tahun dari 1795 -1817M terakhir meletakkan jabatannya, Beliau ahli ibadah,
makanya memerintahkan Arung lili
membangun dan memperbaiki masjid, guru Syara harus Mengajarkan Quran di masjid,
dan didukung oleh raja bone La Tenritappu
Matinroe Ri rompegading dan datu Soppeng
La Mappa Poleonro Matinroe ri
amala’na juga giat memajukan Ajaran Islam sehingga pengaruh Bissu berkurang.,
37. La Mameng Toappamadeng Puangna raden gallo menjabat
sekitar 4 tahun dari1821 – 1825M, terakhir mengalami Lumpu dan matinroe ri
empagana mpelaingnge teppena, beliau Memajukan pertanian,makanan melimpah
padawaktu itu, dan memerintahkan arung
lili buat Sepe, namun Arung lili
Pammana, gilireng, Paria, rumpia, Menolak karena menganggap bukan
kebiaaan lili,
38. La pa’denggeng puangna Palaguna
menjabat selama 6 tahun dari 1839 – 184M, berselisih paham dengan Arung
ennengnge sehingga pergi tinggal di kera pitumpanua, Matinroe ri kera
39. La Pawellangi Padjung Pero datu
Riakkajeng Menjabat selama 5 tahun
dari 1854 – 1859M, Terjadi Perang saudara di Addatuang sidenreng
antara Lappanguriseng dengan saudara
sebapak yakni Lapatongai datu Lompulle,
dan arung Matowa memihak ke Lapatongai
karena pertalian darah yakni ibu Lapatongai Putri latebba Ranreng
Talotenreng
40. La
Cincing alias Akil Ali Kareang Mangeppe datu Pammana dan Datu Tellu
Latte disidenreng wafat di kampung diceppa galung , menjabat
selama 26 tahun dari 1859 -1885M, kebanyakan tingglanya di pare pare. sehingga
menyebabkan timbul pertentangan Raja
raja Wajo antara Ranreng Bettempola La gau dengan sepupu sekalinya dengan La mangkona petta
Pajung Pungae terkait kewarisan jabatan
Rangreng Bettempola, begitu juga
antara La Mangkona dengan La tonggo
Senggoe Arung Peneki terkait
Perbatasan Peneki dan Penrang, Merajalela perampokan, sehingga Arung Ennenge juga meninggalkan Tosora, kecuali La gau yang wafat matinroe ri masigi’na
41. La koro Arung Padali lasim juga disebut Batara wajo menjabat sekitar 6 tahun dari 1885 – 1891M.
dilantik 15 Mei 1885, wafat ditempe 26 Mei 1891 M, orangnya Tegas dan Keras, dibidang ketentaraan mengangkat jenderal, Kolonel, dan Mayor
dengan Pasukannya. Putra putra nya Lajalanti
Jenderal ditempe, La Pabeangi
Jenderal ditancung, Lapatikkeng Menjadi Kolonel, Lapotji
Jenderal Digilireng , La
cakunu Jenderal di Impak impa.
Lakoro Arung Padaili merupakan Saudara Dari Kakeknya La Malleleang datu Marioriawa, dimana Saudaranya lakoro arung Padaili , Latelleng Datu Marioriawa Melahirkan We Pada Datu Marioriawa melahirkan La Malleleng ( Buyut Penulis)
42. La passamula Datu Lampulle putra La patongai Datu Lampulle, atas keinginan kuat Rangreng Bettempola Lajamero. berbeda paham
dengan paddanreng lainnya, , Beliau
pernah jadi ranreng Talotenreng,
Datu Mario riawa tahun 1892 – 1897M, lebih banyak tinggal di Batu batu ibu
kota Mario riawa Soppeng, Wafat di batu
batu tanggal 17 Agustus 1897, setelah itu Arung Matowa lowong selama 3 tahun
43. Ishak Manggabarani Karaeng Mangeppe
dilantik 11 Februari 1900,beliau saudara
kandung Addatuang sidenreng Lapanguriseng
anak dari Toapatunru Karaeng Beronging,
Tinggal Dipalaguna Pammana, Raja Bone La pawawoi Karaeng segeri mengangkatnya sebagai Jenderal
kehormatan angkatan perang Bone tahun 1900- 191M, dan sejak sakit sakit beliau
tinggal diputranya di Pare Pare yang bernama Laparanrengi Karaeng
Tinggimae Datu Suppa. Pada tanggal 19 Desember 1916 beliau Wafat matinroe ri
pare pare.
Sejak 1906 perbudakan diwajo dihapuskan oleh belanda,
sejak itulah kekuasaan belanda tertanam
kuat , yang memegang peranan adalah
Tideman selaku Cipil Gezaghebber ( Petoro) sedang arung Matowa hanya merupakan Boneka, Sejak itu ada surat
kampung jika sudah dewasa, Pajak, Rodi ( Wajib Kerja ( Heerendienst)
Tahun 1907 wajo dibagi menjadi 3 distrik yang dikepalai
ranreng, yakni Bettempola, Talotenreng, Tuwa, ditambah Distrik Pitumpanua dengan tujuh daerah bawahan yakni kera, Bulete, Batu, lauwa, Tanete,
Pasoloreng, dan Awo. Pitumpanua sejak 1907 dimasukkan belanda dibawah wajo,
yang sebelumnya masuk kekuasaan Bone.Pitumpanua dipimpin oleh Dulung Pitumpanua
yang juga kerabat dari arung Matowa ishak Manggabarani
Jabatan lowong sekitar 10 tahun dan dijabat oleh Ranreng Bettempola la
akil Ali ( Lakile),
44. Laoddang Datu Larompong
keturunan langsung dari Lamaddukelleng
sebelumnya menjadi Arung Peneki dilantik pada usia 70 tahun , tanggal 22 Desember 1926 pelantikannya
merupakan langkah pertama modernisasi wajo,
Arung Lili diberi wewenang untuk aktif , ada perkantoran wafat
disengkang 14 januari 1933 ( 1926 – 1933), Merupakan Besan dari Kakek
Buyut penulis yang bernama Manyoro
Paleppang dimana Anaknya Andi Muhammad Sulawatan Lowa menikah dengan
Pung.Hadera Paleppang)
Pada
Tahun 1931 Arung Ennengnge terdiri Atas
·
Andi
makkaraka Ranreng Bettempola sebagai kepala pekerjaan Umum Anak Dari Pasangan Datu Mallaleang Datu Marioriawa dengan We Tenri lawa Datu liu ( Saudara Ranreng Bettempola sebelumnya), andi makkaraka juga menjabat sebagai Datu Bakke,Datu Liu, belaiau adalah Saudara dengan Kakek
Buyut Saya Andi pance Petta Lolo pance Matoa Bakke bin Datu Mallaleang dengan uraian sebagai berikut Penulis Anak dari Andi Nanna, binti Malllawi bin Petta Pance, petta pance Saudara Andi Makkaraka
·
Andi makkulawu
Ranreng Talotenrengj juga bertindak sebagai Kepala Kehakiman
·
Andi Ninnong Ranreng Tuwa juga bertindak
sebagai Kepala Keuangan
·
Andi Tenri Ampa Pilla Wajo datu Pammana belum diaktifkan jabatannya
karena masih dibangku sekolah
·
Andi Pallawarukka Selaku Cakkuridi wajo dan Arung Gilireng , sama halnya dengan
saudaranya, belum diaktifkan
45. Andi Mangkona Datu Mario Riwawo
dilantik tanggl 23 april 1933 dan berhenti dari jabatannya, beliau menjabat selama 16 tahun lamanya, dilantik tanggal 21 nopember 1949 , 9 tahun lamanya memimpin
lalu dikuasai oleh Jepang selama 4 tahun yang dipimpin oleh ICHIMOTO dengan
pangkat BUNKENKANRIKAN sampai agustus 1945, Kemudian datang sekutu dan belanda
, dengan semangat juang para raja dan
masyarakat wajo, mereka menentang dengan lisan dan perbuatan dengan mengibarkan
bendera Merah Putih diantaranya: Andi Ninnong, Andi makkulawu masuk hutan dan
ditangkap, Andi Malingkaan kepala Wanua
Tempe suami Andi ninnong tewas dibunuh oleh pasukan westerling belanda, Andi magga amilrullah Kepala wanua
Ugi masuk kehutan dan hijrah ke jawa untuk melanjutkan perjuangan, dan Andi
makkaraka Juga secara pasif menentang dan terakhir meletakkan jabatannya
Pada masa ini, ada
gerakan mistik yang dipimpin oleh La
Ma’dusila dikampung Duri Durie Wanua Lowa
ingin merobohkan kekuasaan Wajo dan dihukum oleh Hadat Besar ( Pengadila
Swapraja)
D.
BUPATI
WAJO
1.
Andi Magga Amirullah Sebagai Pamongpraja atas
pengangkatan dari menteri dalam negeri kabinet Putuhena dalam Era KNI Komite
Nasional Indonesia, Wajo keluar dari NIT ( Negara Indonesia Timur) bersama
Raja Gowa Andi Idjo dan bergabung dengan Republik Indonesia, dan saat itu pemerintahan Wajo bagian dari bone yang bersifat Administratif
yang dikepalai oleh Andi Pangeran petta
Rani tahun 1950
Wajo
Bagian Otonomi Bone : pada tahun 1952 pada masa pemerintahan
sulawesi selatan R Sudiro Daerah Sulawesi Selatan dibubarkan dan dibentuk tujuh
Buah Daerah Otonom salah satunya bone,
dimana Wajo bergabung dibone
Daerah Otonom Bone terdiri
atas 3 badan pemerintahan yakni DPR, Kepala Daerah dan DPD. Anggota DPR terdiri
atas 35 Anggota yakni 15 Swapraja Bone, 12 dari Wajo, dan 8 dari Swapraja
Soppeng.
Sedangkang DPD terdiri 5 orang
salah satu Anggotanya adalah Kepala Daerah
2.
Andi
Tanjong Tahun 1957 , Saat itu
Wajo Menjadi Daerah Otonomi Tingkat II dengan Badan Pemerintahan DPR terdiri 20
Anggota dikepalai Sech Abdul Kadir, Kepala Daerah yakni Andi tanjong, DPD
terdiri atas Andi Muh Kasim ( Wakil Ketua), H .Muh Amin, Usman latif, Andi
Koro, serta Andi Dachlan
3.
Tahun 1960
susunan Pemerintah diubah oleh Pusat menjadi Badan Pemerintah Harian
yang terdiri 5 Anggota yakni Andi Magga
Amirullah Sebagai Bupati kepala
Derah XX, Andi Bangsawan BA, Ny Andi Muddaria, Andi Koro dan Ltd La Tang
DPR lama dibubarkan menjadi
DPR Gotong royong ,diketuai oleh Kepala Daerah
dengan 30 Anggotanya yaitu :
1.Andi Muri sebagai Wakil,2.H.M Amin, 3. Andi Parenrengi, 4. Baso Tawakkal, 5.
H.A.Koheng, 6. Abdul kadir, 7. La meru , 8. Salim , 9. Abbas Muchlis, 10. Abdul
Kadir, 11. Andi Abdul kadir, 12. A.Adam
Nyompa, 13. A.Meru, 14. A.Aminuddin, 15. A.Amirullah, 16.
Ltd A.muh.Nur, 17. A.Wittiri, 18. M Yusuf Pancoro, 19. H.A.pajung, 20. Hamzah
badawi, 21. Abd Rasyid Amin, 22..Hamid Caco, 23.Syamsul Alam, 24. Sina , 25.
A.Rahman 26. Umar Said, 27 A.Rumpang , 28 Wangung 29 Muh Subair 30 Andi Ebe
Wanua terdiri 20 yakni 1.Sengkang,
2. Tempe, 3. Tancung, 4. Lowa, 5. Anabbanua, 6. Belawa Alau, 7. Belawa Orai, 8.
Paria, 9. Tosora, 10. Gilireng, 11. Rumpia, 12. Akkotengang, 13. Pitumpanua 14.
Penrang 15. Peneki, 16 .Bola 17. Pammana 18. Wage, 19. Ugi 20 Liu.
Tahun1961 terjadi pembentukan
kecamatan terdiri 10 Kecamantan
1) Sabbangparu
dipimpin H.Andi dachlan
2) Pammana
ibukota Maroangin dipimpin oleh Andi
Aminuddin (Tempat Dibesarkandan sekolah
dari TK sampai SMP Penulis)
3) Tempe
Ibul kota Sengakang dengan Camat Ny Andi Andi paranrengi Bekas kepala wanua
tempe
4) TanaSitolo
ibukota Tancung dengan Camat Andi Achmad
5) Maniangpajo
ibu kota Bola Malimpong Andi Basir Bekas
kepala Wanua Anabanua
6) Belawa
Ibukota Menge Camat Andi Sulolipu
7) Majauleng ibukota
Paria dengan Camat Andi Walinono , bekas kepala wanua Rumpia
8) Takkalalla
Ibukota Watan Peneki , Camat Andi Ebe
Bekas Kepala Wanua Liu
9) Sadjoangin Ibukotanya Jalang Camat Ltd La Tuge
10) Pitumpanua
ibukota Siwa , Camat ltd Nurdin
Semua kepala wanua yang tidak
diangkat menjadi camat diangkat menjadi pegawai negeri, pegawai Daerah, Atau
Hak pensiun yang sudah Lanjut Usia
Penduduk wajo saat itu kira
350,000 orang dengan Luas wilayah 2515 km2 berbatasan :
diutara dengan Luwu dan
Sidenrng Rappang, Barat Sidrap dan Soppeng, Timur Teluk Bone, Selatan Daerah
tingkat II Bone
Sumber: SEDJARAH WADJO oleh Abd Razzak Dg Patunru Nopember 1963