Perajalanan kali ini ke Timika, agak berbeda dari biasanya , karena selama 24 hari mulai tanggal 26 Februari samapai 22 maret 2018, biasanya
sabtu Ahad saya gunakan untuk kemakassar,
namun kali ini saya habiskan waktu di Timika
kabupaten Mimika Provinsi Papua Barat, banyak sebab diantaranya adalah sudah
selesai semua kegiatan perkuliahan saya di Magister Manajemen Universitas Muhammadiyah
Makassar , Ikut antrian jadwal penerbangan menuju kabupaten Asmat, ,dan juga tidak
kalah penting harus mengeluarkan isi dompet minimal 3 juta, , perjalanan
kali ini bersama teman teman dari tim 19
B Satuan Pengawasan Intern Maluku Papua, ada Yulianto Dwi Putra, Muhammad Yasir
keduanya alumni Universitas Hasanuddin Jurusan Elektro , ada Herdian Raditya alumuni
Universitas Gajamada Yogyakarta jurusan fisika, ada Muchammad akbar Ghozali alumni
Universitas diponegoro Semarang Jurusan Mesin,
ada Jessica, Fernandes Alumni Universitas
Trisakti Jakarta Jurusan Teknik Industri, ada Fajar Akbar Fandiangan,dan Yusuf Syahtiar, keduanya Alumni jurusan Elektro Sekolah Tinggi Teknologi PLN
Jakarta, ada Riyo Husain Alumni Institut Teknologi sepuluh Nopember Surabaya Jurusan Fisika , ada
Petra Monika Sunme Alumni Universitas Samratulagi jurusan Akuntansi yang satu
satunya orang papua dalam tim ini, kesepuluh Anggota Tim Ini semuanya berumur
dibawah 26 tahun selisih 10 tahun dari umur saya, dan saya
sendiri diberi tugas sebagai Ketua Tim sesuai tugas selaku Deputy Group Head
Dari
Ambon transit menginap di Hotel Swiss Bell Panakukan makassar, karena jadwal penerbangan ke Timika semuanya mulai dari dini hari dari
02,00 WIT sampai jadwal terakhir garuda jam 05.15 , pada hari senin dini hari
jam 05,15 tanggal 26 Februari 2018 kami menuju Timika via Garuda Airlines, bersama
Inspektur Regional Maluku dan Papua Bapak Heryawan dan staff beliau saudara Dani. Kami tiba di bandara Mozes Kelangin,
setibanya kami dijemput sama teman teman dari PLN Area Timika, kemudian menuju
Ossa De Villa yang terletak dijalan Hasanuddin Timika Mimika Baru,.
Selama
saya di Timika saya menginap di Ossa De
Villa tepatnya dikamar 201, selama 3 hari dan 2 hari dikamar 110, selebihnya
menginap di Horison Ultima Timika, yang
juga bersebelahan dengan ossa,dengan pertimbangan utamanya adalah hotel horison disamping bintang 4 juga
dekat dengan Masjid Al Ihsan Timika.
Disana
ketemu dengan adik Sepupu dua kali dari Mama yakni Andi Elyudistira pangerang dengan istrinya di
Ossa De villa , Teman SMU 1 Sengkang
Suriadi Yusuf di Hotel Horison merupakan Putra belawa yang merantau ke timika
sejak tamat SMA, begitu juga menjalin silaturahim dengan jamaah masjid Al
ihsan, Imam masjid Ust Ismail Alumni Hafids As’adiyah, H Ikhsan orang Palattae
Soppeng, Haji Ilyas Orang Bone, Mas
Sumpala Orang Pangkep, Ada Mas Haerun Orang jawa kebetulan kerja di Kantor pajak,dan
ketemu dengan senior Elektro dari universitas Hasnuddin alumni tahun 1990 kanda
Taslim yang bertugas di Freeport Tembaga Pura, semuanya sudah memilih untuk
menetap di Timika, dari nyalah banyak informasi tentang Timika, baik saat
menunggu isya, maupun setelah shalat subuh menunggu syuruq, bahkan sempat
diajak main badminton di Masjid Alazhar Pasar Lama,
Selama
berada ditimika saya mendapat tugas lagi
ke Jayapura selama dua hari tanggal 6 Maret 2018, menghadiri rapat pendahuluan konsultansi pelaksanaan
Listrik pedesaan di Wilayah papua dan papuan barat, Ternyata sampai disana
semua hotel bintang 4 full, akhinnya
saya menginap di hotel fave dekat kantor, itupun hanya semalam, karena besoknya juga full, menurut info dari teman karena
betepatan hari jadinya jayapura, ke esokan harinya sehabis rapat sekitar
jam 11.00 saya menuju ke airport sentani,
di temani sama Andi Ma arif merupakan
pegawai Auditor Regional 18 dan ternyata merupakan Yunior dari bapak DR.Amir
ilyas, SH MH di Fakultas Hukum Unhas, Amir
ilyas merupakan teman sekolah saya waktu
kelas 3 di sekolah Unggulan Kabupaten Wajo,
Setiba
dibandara saya memutuskan kembali ke Timika yang sebelumnya mau ke Yahukimo mendampingi Riyo dan Gozali , namun sampai disana seat
full untuk pesawat penerbangan kesana baik Trigana maupun Wings, akhirnya saya memutuskan menuju Timika
dengan Garuda,
Setiba
di Timika, saya merencanakan untuk mengunjungi kabupaten Asmat, namun terdapat
hambatan penerbangan, dimana transfortasi
udara menuju kesana sangat terbatas
sehari satu penerbangan, baik tarif subsidi maupun tarif non subsidi, akhirnya karena
belum ada kejelasan kapan berangkat, saya memilih alternatif laut, lewat pelabuhan
Pomako yang berjarak 35 Km dari kota Timika, tanggal 13 Maret 2018 jam 09 ,saya,
herdi dan yasir naik kapal PELNI KM Tatamaila dengan kamar 6009 dek 6,perjalanan kesana ditempuh .selama
11 jam perjalanan, dalam perjalanan ketemu dengan Tim dari Ikatan Dokter Indonesia
yang mendapat tugas kemanusiaan ke Asmat, dalam perjalanan mesin KM mengalami trouble selama 30 menit , kami
agak khawatir karena tiba tiba mesin KM mati. Namun kami dihibur sama penumpang
yang biasa berlaut yang keliatan dari wajahnya
dan ucapannya bahwa ini biasa saja.
Jam
19.30 kami berlabuh di pelabuhan Agats
kabupaten Asmat, dari pelabuhan ke tempat penginapan jalan Yos sudarso milik CV Firman Jaya, kami naik Ojek dengan
menggunakan Motor Listrik, di Agats
tidak akan ditemukan Roda Empat, hanya Roda Dua itupun harus bersumber dari
listrik, , Motor Listrik adalah
kebijakan Pemda Asmat, yang diperkenankan beroperasi di Agats, dengan salah
satu pertimbangan lebar jalan yang
terbatas. Sebenarnaya banyak penginapan disana, namun pertimbangan dekat pasar,
dekat masjid dan dekat pelabuhan speed Baot kami pilih penginapan firman Jaya,
Saat adsan subuh dikumandankan juga terdapat suara menangis sangat keras,
anggapan awal mungkin karena ada kedukaan, namun setelah dicek sama petugas
hotel, ternayata mereka semuanya Mabok
Sekitar
Jam 09.30 pagi dihari rabu tanggal 14
maret 2018 kami ditemani Koordinator Kantor Jaga Agats saudara Laurense menuju ke Distrik Atsj dengan Speed boat KDI selama kurang lebih 4
jam perjalanan pulang pergi dengan melewati muara sungai, namun saat balik dari Distrik Atsj ke Agats kondisi air sungai dalam
keadaan surut , menyebabkan speed boat didorong oleh kemudi sekitar 2 km
perjalanan.
Setibanya
di agats kami bergegas melihat keunikan kabuapten asmat seperti Airnya sangat tergantung sama air
hujan makanya tiap rumah pasti memiliki lebih dari satu tandon, Infrastruktur
hampil semua kayu termasuk Lapangan sepak bolanya, makanya dijuluki kota seribu satu Kayu, begitu juga motor yang
ada disana semuanya motor listrik, dan,
tiba tiba ada sekelompok orang berlairian saat kami makan malam disari laut
dekat hotel, menurut info ada
perkelahian antar sesama orang asmat. Dan menurut penjual sari laut bahwa itu
biasa disini mas ,
Pada
esok harinya tanggal 16 maret 2018 kami
menyebrangi sungai menuju bandara Eweer,
merupakan bandara perintis yang ada di kabupaten
Asmat, dalam speed boat ada tambahan penumpang selain kami bertiga yakni Hiroki Yatama dari Tokyo, hiroki ke
asmat hanya ingin Mancing Ikan , setelah
berbincang bincang akhirnya kami menjadi berteman difacebook dari tokyo,
Hari
itu juga Asmat mendapat kunujungan menteri pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat Bapak Basuki Hadimulyono diRuang tunggu kami ketemu
dengan Unsur Muspida Kabupaten Asmat, termasuk bupati asmat, dengan menaiki
pesawat Airfast yang sama dengan pak menteri , selama dua hari di kabupaten
Asmat saya sudah mengunjungi 3 Distrik
dari 23 Distrik yang ada di daerah asmat, dan menurut info bahwa semua distrik disana telah mewabah penyakit campak dan gizi
buruk selain sebagai daerah endemik malaria.
Setiba
di Timika,kami kembali menghabisakan waktu
dengan kegiatan rutin, , disamping itu kami juga sempatkan berwisata kuliner dibeberapa
tempat, ada Bakso beranak Hasanuddin,
Ada Warung pecel mas Agus budiutomo, Ada Warung makan Andika yang menjadi
langganan makan siang selama di Timika, Ada Coto Makassar galaxi, dan Swalayan paling
besar dan terlengkap di kota timika
adalah Diana swalayan, disamping kuliner juga ibadah rutin shalat berjamaah
dimasjid seperti di masjid al ikhsan dekat hotel horison ,masjid Alazha dekat
pasar lama, ada masiid yang belokasi dalam area kantor polisi Militer yang berdekatan
kantor PLN , ada masjid Agung Babusalam sebagai tempat
jumatan, Ada Masjid
Sepertinya
tidak ke Timika kalau tidak ke Kuala
kencana, dan saya sendiri menyempatkan kuala
kencana sebanyak dua kali,dan yang paling seru adalah kunjungan terakhir sehari sebelum balik dari Timika,
karena semua lokasi kita kunjungi, disana ada Masjid, Ada Hero Swalayan, Ada
lapangan Golf, Ada Wisma Karyawan, bahkan ada lokasi pemakaman,disamping itu personilnya juga lengkap kecuali jesica dan
yusuf yang berangkat duluan kejakarta mengikuti Diklat, ditambah Pak izhar sebagai Group Head yang baru pengganti Bapak toni komara yang sudah memasuki purnabakti , Kuala
kencana dijuluki kota dalam kota, disinilah kami akhiri segala kunjungan kami di
Timika sebelum kembali kedaerah masing masing. Dan tanggal 22 Maret 2018 pukul
12.15 menit kami kembali kemakassar via Sriwijaya..
Tidak ada komentar:
Posting Komentar