Di pagi hari 15 oktober 2023, Pamanda Pung Muna menguhubungi saya bahwa kakek kita pung H.sade meninggal dunia,dan Ketika buka group WA keluarga , ternyata sudah ada puluhan ucapan belasungkawa, ,namun bersamaan hari itu saya ada kegiatan Pengukuhan dan Rapat Kerja Ikatan Keluarga Datu Malleleang ( Ikarda malleleang) yang dilaksanakan di Hotel Four Foint Makassar, kebetulan saya dipercayakakan sebagai sekeretaris Umum mendampingi Ketua Umum Drs Andi Bau Sangkawana Datu Sangkuru,dalam kepengurusan 2023- 2028 .sehingga saya pun melihat kondisi apakah masih bisa melayat atau tidak, dan qaddarallahu kegiatan berakhir sekitar 15.00 WITA, sehingga menyebabkan tidak sempat melayat lagi, yang sesuai info akan dikebumikan habis sholat ashar, padahal sudah membuat janji dengan pung muna untuk melayat jika memungkinkan hari itu,karena sampai terakhir saya dimandat dalam kegiatan itu untuk memandu jalannya Rapat Kerja IKARDA. dan saya pun menyempatkan waktu menulis dalam blog saya ini, setelah dua hari kepergian beliau.
Saya perdana ketemu beliau disaat perjalanan
pulang ke Sengkang bersama ummi, dan berinisiatif lewat Pare pare, dan atas
arahan pamanda Almarhum Andi Muhtar Mallawi saya pun bisa bersilaturahmi, tepatnya 5 Mei 2017 di pare pare, , terjadilah pertemuan antara
cucu dengan seoarang insan pengajar yang mulai menekuni profesi guru sejak minus
15 hari sebelum indonesia diproklamirkan, dan beliau salah seorang yang menjadi incaran penjajah, karena bergabung dengan pasukan Merah
Putih..akibatnya beliau selalu berpindah
pindah lokasi dan terakhir beliau berdomisili di pare pare,
Di saat itu usia beliau sudah
90 tahun, dengan kondisi sehat sekali ,
ingatan dan penglihatan alhamdulillah
masih sempurna, masih melaksanakan sholat lima waktu dimasjid kebetulan
saat itu rumah tempat tinggalnya berdampingan dengan masjid, dan saat itu masih ada beberapa kursi sofa hasil buatan beliau, saat itu masih lancar menguraikan sejarah hidup beliau dan bapaknya manyoro
paleppang, termasuk mengurai peristiwa masa lalu secara detail kejadian,
demi kejadian, menyebabkan saya dan
istri saya yang juga berprofesi sebagai seorang guru, Kagum dan takjub atas ingatan beliau, dan
setelah itu saya pun intensif komunikasi dengan beliau, terutama bertanya tentang
nasab atau konfirmasi atas kisah mengenai keluarga Manyoro paleppang, dan saat
FGP diatakkae 8 Juni 2019 beliaupun
hadir sebagai peserta tertua dengan membawa Foto sang Ayah Manyoro paleppang, saat itu sudah berumur 92 tahun, dan saya pun
terakhir ketemu beliau saat ada kegiatan dinas di pare pare sekaligus
menghadiri acara pernikahan anak dari tante saha.
Ambo Pute nama kecilnya sesuai pengakuan beliau kesaya, dan diganti nama sesuai
dengan nama pendiri As, adiyah yakni Muh
Sa"ad, Beliau adalah anak yang ke 20 Manyoro Paleppang dari 45 bersaudara dari
ibu yang Bernama Sitti Lawiyah dimana Sitti
lawiyah juga cucu dari Anakkoda gimpe,
Beliau mempunyai 6 saudara yang sebapak seibu, H.Muh Saad Mempunyai 4
istri , yakni Hj. St Rahmah ,A madayang,.Indo
Tang dan I dian ( Tanpa Anak dan inilah
istri yang terakhir beliau ) tinggal di
pare-pare, dan dari 4 istri beliau
mempunyai ,9 putra putri yakni:
- Najisman
meninggal saat bayi
- Ashariwati dengan Bahar Palili lahir Alm
Yudi Agus, Almasyah B, Rina Darmayanti,drg Rini setyawati, Aditya bahar,
Aswin Bahar
- Hj Nurhanah dengan suami pertama Alm
Hartono Kantoro Lahir Ilham Hastono, Muh Nur, Andika Hastono, Hasrul
Hastono, Panca putra, sedangkang dari suami kedua Alm Abd Rahman Kalbi
Lahir Narli Rahman, Moh Arsyil Adhim . Rusulana
- Alm Syaharuddin dengan Marwah Fatah lahir
Moh Safruddin, Muh Rudi Alfalaq
- Hasniati,
- Aslindah,
- Astanti saad dengan Asrul hamid lahirlah Moh Agussalim Wahid
sedangankan dari istri lainnya adalah
- Hj Naimah dengan muh Syahrir lahir Sri
Munadya, Yunahri, alm Moh idham,yusnadi, Anugrah, Rezki Amelia. Irin
Kurnia, Akbar Sepadyan,
sedangkang Istri ke 3 dan 4 tak mempunyai anak.
saat ini beliau meninggalkan cucu 24 dan cicit lebih dari 25,.
Keberadaan kita dimuka bumi ini atas izin Allah kemudian diikuti sebuah proses pengorbanan untuk
berjuang menghadapi lingkungan kehidupan, yang berakhir saat ajal menjemput dan 15 Oktober sang guru
menghembuskan nafas terakhir di kota BJ Habibie Pare pare
Semoga Allah Mengampuni dosa dosa mu dan Merahmatimu dengan surga NYA Cucumu ini bangga padamu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar