Kamis, 22 Maret 2018

DARI TIMIKA SAMPAI ASMAT



      Perajalanan kali ini ke Timika,  agak berbeda dari biasanya , karena selama 24  hari mulai  tanggal 26 Februari samapai 22 maret 2018, biasanya  sabtu Ahad saya gunakan untuk kemakassar, namun kali ini  saya habiskan waktu di Timika kabupaten Mimika  Provinsi Papua Barat, banyak sebab diantaranya adalah  sudah selesai semua kegiatan perkuliahan saya  di Magister Manajemen Universitas Muhammadiyah Makassar , Ikut antrian jadwal penerbangan menuju kabupaten Asmat, ,dan juga tidak kalah penting harus mengeluarkan isi dompet minimal 3  juta, ,   perjalanan kali ini bersama  teman teman dari tim 19 B Satuan Pengawasan Intern Maluku Papua, ada Yulianto Dwi Putra, Muhammad Yasir keduanya alumni Universitas Hasanuddin Jurusan Elektro , ada Herdian Raditya alumuni Universitas Gajamada Yogyakarta jurusan fisika, ada Muchammad akbar Ghozali alumni Universitas diponegoro Semarang Jurusan  Mesin,  ada Jessica, Fernandes Alumni Universitas Trisakti Jakarta Jurusan Teknik Industri, ada  Fajar Akbar Fandiangan,dan Yusuf  Syahtiar,  keduanya  Alumni jurusan Elektro Sekolah Tinggi  Teknologi  PLN  Jakarta, ada Riyo  Husain Alumni  Institut Teknologi  sepuluh Nopember Surabaya Jurusan Fisika , ada Petra Monika Sunme Alumni Universitas Samratulagi jurusan Akuntansi yang satu satunya orang papua dalam tim ini,  kesepuluh Anggota Tim Ini semuanya berumur dibawah 26  tahun  selisih 10 tahun dari umur saya, dan saya sendiri diberi tugas sebagai Ketua  Tim  sesuai tugas selaku Deputy Group Head
Dari Ambon transit menginap di Hotel Swiss Bell Panakukan makassar,  karena jadwal penerbangan  ke Timika semuanya mulai dari dini hari dari 02,00 WIT  sampai jadwal terakhir  garuda jam 05.15 , pada hari senin dini hari jam 05,15 tanggal 26 Februari 2018 kami menuju Timika via Garuda Airlines, bersama Inspektur Regional Maluku dan Papua Bapak Heryawan dan staff beliau saudara Dani.  Kami tiba di bandara Mozes Kelangin, setibanya kami dijemput sama teman teman dari PLN Area Timika, kemudian menuju Ossa De Villa yang terletak dijalan Hasanuddin Timika Mimika Baru,.
Selama saya di Timika saya menginap di Ossa  De Villa tepatnya dikamar 201, selama 3 hari dan 2 hari dikamar 110, selebihnya menginap di Horison Ultima Timika,  yang juga bersebelahan dengan ossa,dengan pertimbangan utamanya  adalah hotel horison disamping bintang 4 juga dekat dengan Masjid Al Ihsan  Timika.
Disana ketemu dengan adik Sepupu dua kali dari Mama yakni  Andi Elyudistira pangerang dengan istrinya di Ossa De villa  , Teman SMU 1 Sengkang Suriadi Yusuf di Hotel Horison merupakan Putra belawa yang merantau ke timika sejak tamat SMA, begitu juga menjalin silaturahim dengan jamaah masjid Al ihsan, Imam masjid Ust Ismail Alumni Hafids As’adiyah, H Ikhsan orang Palattae Soppeng, Haji Ilyas Orang Bone,  Mas Sumpala Orang Pangkep, Ada Mas Haerun Orang jawa kebetulan kerja di Kantor pajak,dan ketemu dengan senior Elektro dari universitas Hasnuddin alumni tahun 1990 kanda Taslim yang bertugas di Freeport Tembaga Pura, semuanya sudah memilih untuk menetap di Timika, dari nyalah banyak informasi tentang Timika, baik saat menunggu isya, maupun setelah shalat subuh menunggu syuruq, bahkan sempat diajak main badminton di Masjid Alazhar Pasar Lama,
Selama berada ditimika saya mendapat tugas lagi  ke Jayapura selama dua hari tanggal 6 Maret 2018, menghadiri  rapat pendahuluan konsultansi pelaksanaan Listrik pedesaan di Wilayah papua dan papuan barat, Ternyata sampai disana semua hotel bintang 4 full,  akhinnya saya menginap di hotel fave dekat kantor, itupun hanya semalam, karena  besoknya juga full, menurut info dari teman  karena  betepatan hari jadinya jayapura, ke esokan harinya sehabis rapat sekitar jam 11.00 saya menuju ke airport sentani,  di temani sama  Andi Ma arif merupakan pegawai Auditor Regional 18 dan ternyata merupakan Yunior dari bapak DR.Amir ilyas, SH MH di Fakultas Hukum Unhas,  Amir ilyas merupakan  teman sekolah saya waktu kelas 3 di sekolah Unggulan Kabupaten Wajo,
Setiba dibandara saya memutuskan kembali ke Timika yang sebelumnya  mau ke Yahukimo mendampingi  Riyo dan Gozali , namun sampai disana seat full untuk pesawat penerbangan kesana baik Trigana maupun  Wings, akhirnya saya memutuskan menuju Timika dengan Garuda,
Setiba di Timika, saya merencanakan untuk mengunjungi kabupaten Asmat, namun terdapat hambatan penerbangan,  dimana transfortasi udara menuju kesana  sangat terbatas sehari satu penerbangan, baik tarif subsidi maupun tarif non subsidi, akhirnya karena belum ada  kejelasan  kapan berangkat,  saya memilih alternatif laut, lewat pelabuhan Pomako yang berjarak 35 Km dari kota Timika, tanggal 13 Maret 2018 jam 09 ,saya, herdi dan yasir naik kapal PELNI  KM   Tatamaila dengan kamar  6009 dek 6,perjalanan kesana ditempuh .selama 11 jam perjalanan, dalam perjalanan  ketemu dengan Tim dari Ikatan Dokter Indonesia yang mendapat tugas kemanusiaan ke Asmat, dalam perjalanan  mesin KM mengalami trouble selama 30 menit , kami agak khawatir karena tiba tiba mesin KM mati. Namun kami dihibur sama penumpang yang biasa berlaut yang keliatan dari wajahnya  dan ucapannya bahwa ini biasa saja.



Jam 19.30 kami  berlabuh di pelabuhan Agats kabupaten Asmat, dari pelabuhan ke tempat penginapan jalan Yos sudarso  milik CV Firman Jaya, kami naik Ojek dengan menggunakan  Motor Listrik, di Agats tidak akan ditemukan Roda Empat, hanya Roda Dua itupun harus bersumber dari listrik, ,  Motor Listrik adalah kebijakan Pemda Asmat, yang diperkenankan beroperasi di Agats, dengan salah satu pertimbangan lebar jalan  yang terbatas. Sebenarnaya banyak penginapan disana, namun pertimbangan dekat pasar, dekat masjid dan dekat pelabuhan speed Baot kami pilih penginapan firman Jaya, Saat adsan subuh dikumandankan juga terdapat suara menangis sangat keras, anggapan awal mungkin karena ada kedukaan, namun setelah dicek sama petugas hotel, ternayata mereka semuanya Mabok
Sekitar Jam 09.30  pagi dihari rabu tanggal 14 maret 2018 kami ditemani Koordinator Kantor Jaga Agats saudara Laurense menuju  ke Distrik Atsj dengan Speed boat KDI selama kurang lebih 4 jam perjalanan pulang pergi dengan melewati muara sungai,  namun saat balik dari  Distrik Atsj ke Agats kondisi air sungai dalam keadaan surut , menyebabkan speed boat didorong oleh kemudi sekitar 2 km perjalanan.
Setibanya di agats kami bergegas melihat keunikan kabuapten asmat  seperti Airnya sangat tergantung sama air hujan makanya tiap rumah pasti memiliki lebih dari satu tandon, Infrastruktur hampil semua kayu termasuk Lapangan sepak bolanya, makanya dijuluki kota seribu satu Kayu, begitu juga motor yang ada disana semuanya motor listrik,  dan, tiba tiba ada sekelompok orang berlairian saat kami makan malam disari laut dekat hotel, menurut info  ada perkelahian antar sesama orang asmat. Dan menurut penjual sari laut bahwa itu biasa disini mas ,

Pada esok harinya tanggal 16 maret 2018  kami menyebrangi sungai  menuju bandara Eweer,  merupakan bandara perintis yang ada di kabupaten Asmat, dalam speed boat ada tambahan penumpang selain kami bertiga  yakni Hiroki Yatama dari Tokyo, hiroki ke asmat  hanya ingin Mancing Ikan , setelah berbincang bincang akhirnya kami menjadi berteman difacebook dari tokyo,
Hari itu juga Asmat mendapat kunujungan menteri pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat  Bapak Basuki Hadimulyono diRuang tunggu kami ketemu dengan Unsur Muspida Kabupaten Asmat, termasuk bupati asmat, dengan menaiki pesawat Airfast yang sama dengan pak menteri , selama dua hari di kabupaten Asmat  saya sudah mengunjungi 3 Distrik dari 23 Distrik yang ada di daerah asmat, dan menurut info bahwa semua distrik  disana telah mewabah penyakit campak dan gizi buruk selain sebagai daerah endemik malaria.

Setiba di Timika,kami  kembali menghabisakan waktu dengan kegiatan rutin, , disamping itu kami juga sempatkan berwisata kuliner dibeberapa tempat,  ada Bakso beranak Hasanuddin, Ada Warung pecel mas Agus budiutomo, Ada Warung makan Andika yang menjadi langganan makan siang selama di Timika,   Ada Coto Makassar galaxi, dan Swalayan paling besar dan terlengkap  di kota timika adalah Diana swalayan, disamping kuliner juga ibadah rutin shalat berjamaah dimasjid seperti di masjid al ikhsan dekat hotel horison ,masjid Alazha dekat pasar lama, ada masiid yang belokasi dalam area kantor polisi Militer yang berdekatan  kantor PLN ,   ada masjid Agung Babusalam sebagai tempat jumatan, Ada Masjid 
Sepertinya tidak  ke Timika kalau tidak ke Kuala kencana, dan saya sendiri  menyempatkan kuala kencana sebanyak dua kali,dan yang paling seru adalah   kunjungan terakhir sehari sebelum balik dari Timika, karena semua lokasi kita kunjungi, disana ada Masjid, Ada Hero Swalayan, Ada lapangan Golf, Ada Wisma Karyawan, bahkan ada lokasi pemakaman,disamping itu  personilnya juga lengkap kecuali jesica dan yusuf yang berangkat duluan kejakarta mengikuti Diklat,   ditambah Pak izhar sebagai  Group Head yang baru  pengganti Bapak  toni komara yang sudah memasuki purnabakti , Kuala kencana dijuluki  kota dalam kota,  disinilah kami akhiri segala kunjungan kami di Timika sebelum kembali kedaerah masing masing. Dan tanggal 22 Maret 2018 pukul 12.15 menit kami kembali kemakassar via Sriwijaya..






Minggu, 04 Maret 2018

PUANG TAMBASA YANG KUKENAL


Secara silsilah memiliki nasab sampai arung matowa wajo yang ke 32 dengan alur sebagai berikut : A.Tambasa  Dg Pasore Bin I Kala Bin Latekke Arung Mabbicarae Penrang Kepala Kampung  Cellue bin Lasappaile Petta Pabate Penrang bin La Mappanganro Arung Penrang bin Latokko Petta Penrang Bin Lamaddanaca Arung Matowa Wajo ke 32 dengan istri  Petta Kambara., ini jalur dari ibunya, sedangkan jalur dari Bapak, merupakan orang Pammana, tepatnya cicitnya sulewatang Laree. yakniA.Tambasa Dg Pasore Bin La Pananrangi A.Andeng Dg Mangati Bin Lasiida Daeng Situju bin Abdurahman Sulawatan Lare( adapun sulewatang Laree, jalurnya akan dibahas di akhir tulisan ini.
Puang Tambasa yang selalu saya panggil dengan sebutan Puang, Mempunyai 4 saudara, Puang Wawo, Puang Kuma, Puang Madda, Puang Intan, dari keempat saudaranya hanya puang Kuma dan Puang Intan yang saya pernah ketemu, dan Saudaranya yang banyak mengetahui silisilah keluarga( Pallontara) adalah Alm puang Wawo, sehingga dia juga menjadi utusan keluarga bapak saat mau melamar ibu saya,
Beliau  juga mirip dengan saya, masih balita ibunya  sudah meninggal dunia, kemudian bapaknya di asingkan oleh penjajah Belanda karena membunuh seseorang, sehingga sekitar umur belasan tahun belaiu sudah diasuh dengan pamannya Puang H,Sau Andi Wero saudara Mamanya ( Bapaknya Pung Buba, pung Wale, Pung Sahelaton), begitu juga saudara yang lain, diasuh sama saudara mamanya, nyaris tidak pernah menikmati bangku sekolah, menurutnya pernah ingin sekolah, namun saat sekolah beliau dipanggil sama om nya, akibatnya putus sekolah dan menjadi buta huruf, tapi kecerdasan tidak diragukan , tidak bisa membaca tapi hafal surat A’la, Al gashiyah dan surat pendek laiinya, beliau sangat peduli dengan pendidikan  saya, mulai mengantar saat awal pendaftaran mengaji, mengantar pendaftaran belajar barazanji, kalau bahasanya ke saya, saya akan berhenti  membiayaimu kalau kamu sudah capai sekolah, ternyata bukan cuma saya yang dipantau pendidikan, anak semata wayangnya juga dikawal sampai makassar untuk kuliah, konon beliau balik dari makassar kemaroangin setelah mendapat kepastian kalau anaknya sudah diterima di sospol Unhas.beliau orangmya Ulet, tekun dan pekerja keras salah satu buktinya semua sawahnya dapat dikelola dengan baik tanpa ada yang nganggur, tentu dengan mempekerjakan orang lain juga, dan setelah beliau tiada makaSawah “sampi sampie” , tidak ada yang mampu garap semuanya, ,dan satu hal yang berkesan sama pung tambasa bahwa selama saya kecil sampai beliau wafat , tidak pernah dapat hukuman dari beliau  seperti dicubit, dari beliau, bahkan kalau ayah saya marah kesaya, saya langsung minta perlindungan ke beliau,
Beliau Orang betul betul berprinsip, kalau sudah mengatakan tidak, maka tidak ada lagi kata iya dibelakangnya terutama mencari pendamping hidup dan saya sendiri sudah diberi peringatan lebih dini jika baso mau menikah dengan pilihan mu saja, silahkan urus dirimu sendiri.  Menurutnya nasab sangat penting dalam memilih keluarga.
Adalagi yang berkesan, saat saya mau menikah  dengan umminya Althaf, setelah saya sampaikan pilihan saya, dan setelah diselediki keluarganya beliau sudah setuju, namun terdapat kendala yakni “SOMPA TANAH’ , berbulan bulan dilakukan negosiasi terkait dengan ini, kalau Kakek saya mengatakan tidak ada pendahulu saya dengan mahar  Sompa Tanah dan mungkin ini  adat dari pammana atau penrang, sementara adat dari bone, lain, Perempuan bangsawan harus mempunyai sompa Tanah,  sehingga  calon mertua saya saat itu bependapat kalau Memang tidak ada sompa tanah maka pestanya jangan dilakukan di Bone, tapi dimakassar saja, dan selisih pendapat ini lumayan menguras energi saya termasuk om saya pung Andi munawar petta Senggeng di bone karena harus memberi penjelasan pulang pergi bone - pammana, akhirnya terdapat  jalan tengah  bahwa tanah itu bukan sebenarnya SOMPA akan tetapi PALLAPI SOMPA sesuai penjelasan dari calon mertua perempuan ke saya yang kebetulan orang Soppeng,  setelah mendengar penjelasan,  baru kakek saya setuju. Disinilah saya lihat puang tambasa memegang suatu prinsip termasuk istilah, seperti SOMPA TANAH, bukan substansi tanah yang tidak setuju tapi penyebutan Tanah sebagai SOMPA yang tidak disetujui.bahkan setalah menikah beliau memberikan tanah kepada kami sebagai hadiah yang dikenal sebagai PATTAMPA
Teringat ketika saya pulang kampung,   liburan semesteran di UNHAS, dan saat mau kembali ke makassar lagi, beliau sakit parah, sampai keluarga yang lain melarang saya ke makassar, tapi dengan penuh keyakinan bahwa kakek saya masih panjang umur, dalam perjalanan, saya teteskan air mata dalam doa, bahwa  Ya Allah jangan matikan  kakek saya kecuali didepan saya, dan Alhamdulillah  doa itu terkabul,.Saat selesai mengikuti diklat PLN di Mawang ( Empat Tahun kemudian habis sakit Parah) tepatnya 05 April 2007, saya dengan istri menyempatkan pulang ke Maroangin untuk silaturahmi dengan keluarga ( belum ada althaf) sebelum kembali  ke Luwuk banggai Sulawesi Tengah, setiba di Maroangin, kenapa tiba tiba puang Tambasa sakit perut, dan malam harinya dia panggil saya, bahwa Baso adaji Uang mu nak, saya bilang adaji puang, besok harinya kondisinya sudah sekarat, dan saya masih talkinkan dengan Lailaha Illallah, dan ternyata beliau menghembuskan nafas terakhir didepan saya, alhamdulillah Doa saya terkabul, saat beliau meninggalkan kembali saya berdoa ya allah karuniakanlah kami penggantinya.maka tidak heran setelah kami mempunyai anak kami kasih nama belakang Bassam, mendekati panggilan Puang bassa' panggilan mertua saya andi Tajuddin pasong petta Rani  kepada beliau, , beliau meninggal dunia sabtu tanggal 07 april tahun 2007 jam 8.47 WITA

Nasab sampai Lapatau
La Patau AP16 x We Ummung Datu Larompong,
melahirkan WePatimana Ware Ar.Timurung,,Dt.Larompong,Matinroe ri Bolaukina x La Rumanga Daeng soreang  Opu janggo Patunru Luwu (sepupu satu kali),
melahirkan
We Amirah Opu Pawellai Sabbe x Lakambau Batalae Opu Lamunre Maddika Bua 
melahirkan
La Settiaraja La Cella Opu Maddikabua matinroe ri Padangkaloa x I Dallong Opu Daeng Tamami,
melahirkan
I Sabbe Opu Daeng Ripoji x La Paso Daeng Mallimpo (wijan'na Datu Cinnong)
Melahirkan
I Sitti Tahira petta Indo Karame  x Kadhi pammana Ahmad ( Wjanna Arungnge Labarasiang), melahirkan
I Tenri Sampeang x La Kattena Daeng Marowa Arung Ujung Kalakkang melahirkan
Abd.Rahman Daeng Pawekkeng (Sulewatang Lare' pammana) x I Bonga Opu Pabbalu,
melahirkan Lasidda Daeng Situju Melahirkan Lapananrangi Daeng mangati melahirkan LaTambasa Daeng Pasore X I sangka Daeng Mawaji binti Puang Nampo A.Pasampoi bin I Mappa  Bin Abd Rahman Sulewatang Lare ( sepupu satu kali)  Melahirkan ayah saya H.A.Mattalata Melahirkan saya La Makkaraka Daeng Malimpo.

penulis : Lamakkaraka Cucu Langsung

Sabtu, 03 Maret 2018

MASA KECIL DI PAMMANA


Saya lahir pada tahun 1981 di sengkang dari pasangan seorang Ayah Andi Mattalatta Tambasa, dengan Ibu saya binti Andi  Mallawi, Sejak umur satu tahun  saya dididik dan dibesarkan di Maroangin pammana  Kabupaten Wajo oleh nenek saya  puang Sangka, nenek  dari garis bapak, karena sejak umur satu  tahun , ibu saya meninggal dunia dengan sebab gagal ginjal , saya bersaudara dua orang, yang sulung Andi Rosmianti di didiik sama nenek dari ibu saya, Pung  Hj Mintang Paleppang di Sengkang Kabupaten Wajo,  menurut pung mintang  sebelum almarhum meninggal dunia dia sudah berwasiat pengasuhan kedua anaknya dibagi,  yang laki ke keluarga bapak dan yang perempuan ke keluarga ibu.
Ayah menikah dengan  ibu tidak pernah kenalan sebelumnya, tapi karena dijodohkan saja, menurut versi kakek saya pung tambasa, Bahwa Iparnya Pung Tunru suami dari saudarinya Pung Kuma, memintanya untuk melamar anak gadis seorang Hakim di Sengkang, setelah dilakukan acara mammanu manu, mappettu ada maka  sampailah pestanya pada hari Ahad 6 Februari 1977 M atau 16-02-1937 H,  Rumah tangga ini bertahan hanya sekitar 3 tahun karena ibu lebih dahulu dipanggil sama  yang maha kuasa
Sejak  ibu  saya meninggal,  saya selalu sakit  sakitan, mungkin karena mendapat asupan ASI yang tidak sempurna, Tiap deman selalu mata tinggi, dibugis dikenal “sulla matanna”, harapan hidup sangat kecil, kalau sekarang mungkin kategori bayi kurang gizi,  konon kalau saya dikasih minum susu  pasti mencre mencret, sehinnga sejak kecil hanya diminumkan teh manis, dengan ketekunan nenek saya pung sangka dalam merawat saya,  akhirnya dapat melewati masa masa kritis itu.
Sejak itu, saya menjadi anak yatim  tinggal selembar foto yang saya simpan sampai sekarang, yang bisa saya liat akan fisik ibu, karena ingatan tentang ibu tidak pernah dibenak saya, “ibu kamu  cantik , Ibu kamu  baik”, itu ungkapan semua orang yang saya temui ketika tahu bahwa saya  anak dari almarhumah, bahkan kakek saya pung tambasa sangat terpesona dengan budi pekerti ibu saya, ketika saya sedang mencari pendamping hidup, kakek sudah mengstate bahwa saya  sangat susah mendapatkan  istri seperti mama saya.
Masa kecil saya sampai sekolah menengah pertama , saya habiskan   dikampung maroangin  bersama kakek, Nenek dan Bapak, dengan bahasa sehari hari bahasa Bugis,, bahkan saya takut ke rumah om  di bone, apalagi ke makassar, karena belum berani menggunakan bahasa Indonesia.    kadang kadang  ikut sama bapak menjenguk pung mintang dengan saudara sulung di sengkang atau ketika kedatangan paman saya  Pung Muhtar beserta keluarganya  dari makassar,  itupun tidak bermalam disana,karena rasa rasannya tidak bisa tidur malam kalau bukan dimaroangin
Sepulang dari sekolah Dasar dan  Istrirahat siang, saya melanjutkan rutinitas belajar di Madrasah As’adiah no 58 Maroangin, Setelah  sholat ashar di masjid Zainal Abidin, saya menuju lapangan sepak bola Andi Pallawarukka  untuk main bola bareng , bola kaki ,  bola takraw, bola Volly, atau terkadang main sesuai musimnya, main Gasing, Main Cukke, Main Ca’Ca, Main kelereng, Main Tongkat, Main tempurung, main Tali,Main sembunyi sembunyi, Main Domino, main kartu,  dan semuanya berakhir sebelum adsan magrib babuttaqwa dikumandangkang, sholat Magrib dan Isya di masjid, antara magrib dan isya,kadang ada kegiatan belajar mengaji yang dibina oleh Imam Masjd KH.Mustafa Ahmad, Teringat teman main saya saat itu andi Adi, andi Arman keduanya sepupu tiga kali dari bapak, Kamaruddin,Asrisan,dan anca, sunardi, hamka, asri, rustamin, sabran, ambo angka, hamzah,  
terkadang Sabtu ahad atau hari libur saya  diajak ke sawah oleh kakek saya pung Tambasa,  melewati pematang sawah orang,  yang paling sering didatangi adalah Sampi- sampie Lagosi, kadang ikut membajak sawah dengan kerbau, ikut  menjaga kerbau kalau penjaga kerbau ( Palaloi, Ladulla, ambo Tuo, sukri, tahang ) dapat tugas lain dari kakek, ikut panen Kacang tanah bersama buruh tani yang lain,  yang semua hasil dari jerih payah saya, menjadi bagian saya semuanya , sehingga masih kecil saya sudah punya tabungan,apalagi setelah menjual hasil panen, terkadang ada 2 karung kacang tanah sehingga saya  bisa beli video Game, beli alat alat musik,  bisa beli sepeda bahkan terkadang saya meminjamkan uang ke bapak saya yang saat itu tidak memiliki pekerjaan tetap , karena tiap harinya hanya pulang pergi ke sengkang. Mungkin begitulah enaknya menjadi anak semata wayang,  jadi boleh dibilang yang membiayai saya  sejak kecil adalah  kakek.
 Membantu kakek  disawah saat hari libur mulai berkurang ketika sudah duduk di bangku SMP kampiri, terkadang mengantarkan bekal kakek kalau musim hujan,  dengan menggunakan sepeda Mustang, pernah satu waktu karena sudah capai mendayu sepeda pulang pergi maroangin kampiri  ( 4 km) yang sudah rutin saya tempuh mulai senin sampai sabtu, disusul lagi harus  mengantar bekal kakek  disawah sore hari  dan saat itu hujan gerimis, ditengah jalan saya berikrar bahwa saya harus tekun belajar supaya nasib saya tidak seperti kakek  saya, yang bersusah payah mencari uang lewat  bertani.
Saat liburan kenaikan kelas  SMP saya di khitan oleh  mantri Silaja seorang mantri senior   di maroangin, katanya saya di khitan sangat terlambat, mungkin karena  badan saya kecil   sehingga masih dianggap anak anak, dan karena badan kecil itulah  , ada yang panggil  saya “dattulu”, dan ada lagi panggilan selain dattulu yakni Cincong karena mirip jepang, “banggulu” kepalanya besar. Pasca disunat, saya pergi menghabiskan  liburan di Bone di rumah om saya dari mama yakni pung muna , disana ketemu sepupu saya Andi cuncun, Andi Lutfi, inilah awal pertama saya meninggalkan maroangin, disana juga saya mulai menjaga sholat lima waktu, karena melihat sepupu sepupu saya rutin melakukan sholat lima waktu.
Orang Tua
Ayah
Ayah saya Merupakan Anak tunggal dari Pasangan Andi Tambasa Dg Pasore dengan Andi Sangka Dg Mawaji lahir di Lare’e 31 Desember 1953 itu yang terdaftar, walaupun lahir kisaran 1951 atau 1952, dengan nasab seperti berikut:
·       Silisilah dari Ayah, 
    Andi Mattalatta Anak dari  Andi Tambasa,  bin  La Paranrengi Dg Mangati  bin   Lasidda Dg Situju Bin Abdu Rahman Dg Pawekkang Sulewatang Lare,  Bin  La Kattena  dg marowa arung Ujung Kalakkang Bin  Lasiruwa dg situju arung ujung  kalakkang,  Bin Lamuhammad Arung  bocco dan silisilah ini juga dari pung sangka, karena kakek saya  dengan nenek saya  Sepupu dua kali ternyata, dimana bapaknya Nenek saya Andi Pasampoi yang biasa di panggil puang Nampo saudara sepupu dengan puang Sidda ayah dari kakek saya puang tambasa, 
 
         A. Mattalatta Anak dari  Andi Sangka Dg Mawaji, bin  A.Pasampoi puang Nampo, Bin I Mappamadeng binti  Abdu Rahman Sulewatang Laree Bin I Tenri Sampeang Binti Sitti tahira Indo Karame Tasa Binti  I sabbe Opu Dg Rifuji Binti La Cella  settiaraja Maddikabuwa Matinroe Ripadang Kaluwa Bin We Amirah  Opu Pawellai Sabe Binti  I Patimana Ware Arung Timurung Matinro Ribola Ukirinna Larompong  Binti Sultan Alimuddin Muh Idris Lapatau Matinroe Ri Naga Uleng Mangkau 1696 menggantikan Latenri Tatta  Dan Datu Soppeng 1696 Menggantikan Latenri Senge.
    Andi Mattalatta Bin   Andi Tambasa,  bin  Paranrengi Dg mangati  bin   Lasidda Bin Abdu Rahman Dg Pawekkeng Sulewatang Lare,  Bin  La Kattena  dg marowa arung ujung Kalakkang Bin  Lasiruwa dg situju arung ujung  kalakkang Bin Petta Sekke( petta Singke) Bin Toallomo Cakkuridie Wajo 
   Sumber : Silsilah yang ditulis Puang A. Mappasere ( merupakan cicit abdurahman sulewatang Lare  dan masih tersimpan di Penulis
·     kalau  dari La Maddanaca Arung Waetuo Arung Matowa Wajo yang 32, dan petta PENRANG  yakni Andi Mattalatta Anak dari Andi  Tambasa  Anak dari  A.kala   , Anak dari  A.Mallawa Dg pateke Arung Mabbicarae Penrang Ka Dusun Cellue,Anak Dari La Sappile Petta Pabate Penrang,  Anak dari  La Mappanganro Arung penrang,  Anak dari  Latokko Petta penrang, anak dari La Maddanaca Arung Matoa wajo yang 32 dan  Arung Waetuwo 1754-1755
Sumber : Tulisan yang dikirimkan oleh sepupu satu kali Pung Tambasa dari POMALA pung Andi Mappasala
Ibu
ibu saya   Anak ketiga dari 4 bersaudara yang pasangan Pung Mallawi dan Pung Hj Mintang Paleppang , Lahir di sengkang  tahun 1951, mempunyai saudara Alm Hj, Andi Sederhana, Alm H.Andi Mukhtar Mallawi dan Andi Munawwar Mallawi. Bapaknya seorang hakiim berdomisili dikota sengkang jl bali no 11, yang sekarang ini sudah berubah menjadi Masjid,
Ibu saya di makamkan di pemakaman Labellang sengkang berdekatan dengan Ayahnya Pung Mallawi  yang lebih duluan meninggal dunia
·         Silsilah A,Mallawi,  ibu saya Anak dari Andi Mallawi Anak dari Petta Pance Matoa Bakke (sauadara Arung bettempola wajo ke 27 Datu Makkaraka) Anak dari La Mallaleanng Datu Mario Riawa bergelar Petta Yattangnge  anak dari  La Mappatola Datu Bakke MatinroE ri LalangE bin  Larumpang Mega Datu Mario Riwawo, Ar Tanete, Datu Lamuru Bin La Mappeware Datu Lamuru Bin Mappasunra Datu Lamuru Matinroe Rimangile Bin Latenri Sanga Petta Janggo Datu/Dulung Lamuru Vi Matinroe Ri Tengngana Lamuru Bin Lacella Ar.Ujumpulu Mstinroe Ritengngana Soppeng Datu Lamuru 5 Bin La Mallewai Adt Sidenreng 5 Matinroe Ri Tanah Maridie Bin Latenri Tippe Add Sidenreng Matinroe Ri Tamantinga ( 1681 – 1700 ) Bin La Taranatie Dg Mabela Mabbola Batue Datu Pammana Bin La Mappakella Ri Passariedatu Pammana Bin La Mappapoli To Pasajoi Datu Pammana  1702 M Pertama Masuk Islam Sultan Abd Rasyid Bin La Tenri Pata To Kellingnge Datu Pammana Bin We Tenri Lallo Ar Liu /Datu Pammana ( Kemanakan Datu Sangaji Pammana Datu Cina
L dari Luwu

Y Mallawi Bin La Pantje Bin La Malleleang Bin La Mappatola Datu Bakke Bin La Rumpang Megga Datu Lamuru Bin  La Mappaware Datu Lamuru Bin  We Panangareng Datu Mario Riwawo Binti Pasangan dari La Mallarangeng Bin Lapage To Samallangi Datu Lompulle dengan Wetenri Leleang Pajung Luwu Matinroe Ri Soreang.

YM La Malleleang Bin La Mappatola Datu Bakke Bin We Pancaitana Ar Akkamparen Binti La Mappalonro Datu Soppeng Bin La Mappajanci Datu Soppeng Bin Pasangan dari La Mappasiling Datu Pattojo dengan WeTenri Leleang Pajung Luwu Matinroe Ri Soreang.

La Mallaleang Bin La Mappatola Datu Bakke Bin La Rumpang Megga Datu Lamuru Bin We Asia Datu Lompulle Bin La Tenri Sessu Oppu Cenning Datu Tanete Arung Pancana Bin Pasangan dari La Mallarangeng  Datu Lompulle, Datu Marioriwawo dengan We Tenri Leleang Pajung Luwu Matinroe Ri Soreang.

La Mallaleang Bin We Pada  Datu Marioriawa Attang salo Binti Latelleng Datu Mario riawa Attang Salo Bin La Makkaraka Langi Baso Tancung Datu Marioriawa Attang Salo Bin Latenri Sessu Oppu Cenning Datu Tanete Arung Pancana Bin Pasangan dari La Mallarangeng Bin Lapage To Samallangi Datu Lompulle, Datu Marioriwawo dengan Wetenri Leleang Pajung Luwu Matinroe Ri Soreang.

Nasab Beliau Sampai Sultan Hasanuddin 

A.Mallawi bin La Pantje bin La Malleleang Bin La Mappatola Datu Bakke Bin La Rumpang Megga Datu Lamuru Bin  La Mappaware Datu Lamuru Bin La Mappasunra Datu Lamuru  Bin I Pawilloi Datu Bolli Binti La Masselomo Petta Ponggawae Bin La Mappareppa sappewali Raja Gowa ke 20, Arung Pone Ke 19 dan Datu Soppeng Bin pasangan dari sultan Alimuddin Muh Idris Lapatau mangkau bone 16, datu soppeng ke 18  matinroE Ri Nagauleng dengan  I Mariama Kr Pattukangan Binti Mappadulung Bin Mallombasi Sultan Hasanuddin

Nasab Beliau Sampai syekh Yusuf 

A.Mallawi bin La Pantje bin La Malleleang Bin La Mappatola Datu Bakke Bin LaRumpang Megga Datu Lamuru Bin  La Mappaware Datu Lamuru Bin La Mappasunra Datu Lamuru  Bin I Pawilloi Datu Boli Binti La Masselomo Petta Ponggawae Bin I Gumittiri / Sitti Labiba Binti Pasangan syekh Yusuf Puange salamata  dengan Syarifah Fatimah / Kare Kontu Binti Sultan Ageng Tirtayasa ( Sultan Banten)

Silsilah   Dari Liu

    Ibu Saya Binti A.Mallawi Bin Andi Hajju Binti A.Sagala Bin Mappangewa Petta Manyoroe Ri Liu Bin Samallangi Datu Cilellang  Bin Datu Sao Bin La Sappenne Petta Labattowa Arung Liu Cakkuridi Wajo( saudara La Tenri Werrung Arung Matoa Wajo)
      Silsilah dari Sengkang ( Belawa)  Anak dari Pung Hj Jintahera / Pung Hj Mintang anak dari Mayoro Brigade Paleppang Anak dari Kapitang Walinga Anak Iyaba Anak dari I Ambo buba bin I pagattang ( saudara Anakoda Latonro) binti puang Siame  anak dari Puang Launrung wijanna arung Wetta, dengan Puang Laiccu Baso Madeetia 
 
se
 untuk melihat lebih dekat Manyoro Paleppang  bisa link http://wasobo.blogspot.com/2016/12/manyoro-brigadir-paleppang-alias-pung.html

Sumber : Silsiilah Kapitang Tambasa dan Kapitang Walinga Johor Malaysia
Sepeninggal ibu saya, bapak saya tidak pernah menikah lagi, kecuali waktu saya masih kelas 3  sekolah dasar, Ettaku sapaan untuk ayah, menikah dengan Andi Simpursia,  anak dari pasangan Petta Baso Jamaro dengan Petta Bau Tenri , namun pernikahan putus ditengah jalan sampai tulisan ini saya tulis bapak saya belum menikah lagi .
Pendidikan
·         Taman Kanak   di TK pertiwi  maroangin kecamatan Pammana, selama kurang lebih dua tahun dengan guru pendidik  Ibu Maryam dan  ibu Farida
·         Sekolah Dasar  di SDN 247 Larompo Maroangin Pammana dari   tahun 1987 sd 31 1993, namun hanya sampai kelas lima saja,  Teman kelas waktu itu :  Mardiana, Rusdi, Sunardi, Marhani, Nurcaya, kamaruddin, Asrisan, sudirman , Ambo angka.
Wali kelas saat itu, berturut turut kelas 1: Ibu Marhan, Kelas dua :Ibu Ros,Kelas 3 dan  4: ibu Erni serta Kelas 5 :Ibu  Nahar  dengan kepala sekolah Bpk Alm Sholeh.dengan guru agama saat itu ibu patiha dan pak syarifuddin, Pak Sudirman Guru Olahraga, Guru Lainnya Ibu Ernia, Pak Muhtaram 
·         Madrasah Ibtidaiyah As’adiah no  58 Maroangin, Merupakan Sekolah Sore atau  Sekolah Arab  cabang dari Pondok pesantren As’adiyah sengkang, kami diajar oleh pak H.Mustafa Ahmad, Pak Hamka Kasim, pernah sekali  diajar sama Pak Syamsu alam. Saya masuk di MIA 58 Maroangin  langsung kelas 2. Karena memang tidak dipersiapkan kelas satu disekolah itu , setelah itu  lompat kelas 4, baru  lompat kelas 6, kebijakan ini merupakan kebijakan sekolah atas murid yang  berprestasi rangking satu selama pendidikan,  sehingga saya di MIA 58 hanya  menempuh 3 tahun lamanya dan di ikutkan ujian nasional dan alhamdulillah lulus,  IJAZAH madrasah inilah yang saya gunakan untuk lanjut ke SMP
         Setelah Tamat MIA As’adiyah saya mendapat info dari pegawai Departemen Agama Kabupaten Wajo bapak Rusdi  tetangga dengan Pung mintang di Jalan Bali sengkang, Bahwa  Ijazah MIA boleh digunakan lanjut ke Sekolah Menengah Pertama , Atas info itu saya mencoba mendaftar di SMP Negeri 2 Sengkang Jalan Kelapa, namun pihak sekolah belum menerima Tamatan Madrasah, hanya menerima tamatan Sekolah dasar untuk menjadi siswa baru disekolah tersebut, akhirnya bapak saya menemani lagi saya ke SMP 1 Negeri kampiri ,dan kebetulan ketemu dengan Wakasek Kesiswaan pada saat itu bpk Muh.Amin, dan resmilah saya menjadi Siswa SMP negeri 1 kampiri, Walaupun sebenarnya ada  SMP 2 Pammana  yang berada  dibelakang rumah, dekat lapangan sepak bola Andi Pallawarukka yang hampir tiap sore saya bermain disana,  namun disamping sekolahnya masih baru ,ada   kekhawatiran akan dicari oleh guru guru SD , karena saya belum tamat SD, tapi itu hanya kekhawatiran saja.
·         SMP Negeri 1 kampiri 1993 sd 1996, dengan guru guru  kami , Pak Muhammad Amin Wakasek dan Guru Fisika, Pak ambo Uma Guru Biologi, Pak misran Guru PPKN/PMP, Pak Mustain Latta Guru agama, Ibu Norma Guru bahasa Inggris, Pak Mappanyompa Guru seni, Pak Suaeb / Pak nasir Guru matematika , Ibu Sundari guru seni,  Ibu andi Fadillah Guru Bahasa Indonesia, Pak Syafril guru Biologi dan istrinya ibu Hasna guru fisika, Pak Karjono guru Olahrga, Ibu Andi Alang Pas Guru Seni Tari, Pak Haeruddin Guru Bahasa Indonesia, Pak idris guru geografi, Dengan Kepala Sekolah waktu itu  Bpk Drs Jamaluddin kemudian Bpk Suyuti.
Teman Sekolah: Faisal Muslimin, Candra, Murniati Said, Firman jaya, Muhammad Nur, Muasmar, Sahir. Maryam, indo Anja, Indo Ugi, Anwar, Murni said, Gusni, Herianti Sudud, Andi Asima, Aries , Wahyuddin Patila, Rudianto Rosneng dengan istrinya Ummul Khair, Muliadi, Anton susanto, Musni, Besse Najemiah,  ( Ini Teman yang bisa komunikasi via Group Whatsppa Alumni SMP kampiri 96)
            Setelah menyeleseaikan  Sekolah menengah Pertama  di SMP Negeri  Kampiri, saya melanjutkan sekolah di SMU Negeri 1 Sengkang, otomatis sejak saat itu, saya meninggalkan  Maroangin  , berpisah dengan keluarga di maroangin walaupun sabtu sehabis sekolah kembali lagi kemaroangin.