Senin, 16 Oktober 2023

Struktur Pemerintahan Lamuru


Petta Pitue manurungge Ri salorong, saat  itu lamuru merupakan federasi dari tiga kedatuan yakni Lompo, Baringen, dan kajuara tiap tiap daerah dipimpin oleh datu dan pimpinan tertinggi adalah petta Pitue

Setelah Petta pituE, system federasi berubah menjadi  satu datu saja dibawah datu ada jabatan Pabbicara merupakan isntansi kedua di bawah datu,Pabbicralah yang akan membicarakan segala sesuatunya, Adapun Pabbicara ada dua yakni Pabbicra Muttara dan Pabbicara Lita, dibawah Pabbicara ada 4 Pangepa yakni Pangpa Kessi, Tipa, Latarauwe, dan MassappaE

Selain itu terdapata Dua Matoa Yakni Lompo dan Baringen, matowa, Pangepa,Pabbicra terdiri atas 8 orang disebut Adana Lamuru , berhak bebribicara dan pengangkatan datu lamuru

Sebagai Pejabat Terendah Adalah Widang ( sebagai ketua ketua kelompok Rakyat)

Setelah masuk Islam maka Adat Lamuru ditambah satu yakni kadhi

Selain Sistem Struktur Pemerintahan Lamuru juga ada Panji Panji/ Simbol kerajaann lamuru, Adapun panji kebesaran lamuru disebut sabbe RegaE berbentuk bendera dengan warna kuning dan ditengahnya terdapat gambar naga merah

Sampai abad XV dan Awal XVI lamuru berdiri sendiri,  namun pertengahan XVI ketidak stabilan muncul, dimana saat Raja Gowa X-  I Manriwagau Daeng Bonto Kareng Lakiung Tunipalangga Ulaweng ( 1547 sd 1565) lamuru tak lupa ditaklukkan, namun bukan penaklukan mutlak tapi sifatnya pengakuan belaka sehingga eksistensi kerajaan lamuru tetap berjalan,  Kerrjaan wajo sering mebantu gowa dalam usaha perluasan,  hal ini Nampak dalam perang batulappa dan Bulo bulo sinjai, sebagai balas jasa  setlah lkembali perang bulo bulo maka wajo dipimpin oleh panglima perang  Lamungkace Toaddamang, beberapa kerajaan di bawah kerajaan lamuru pammana, Timurung diserahkan ke kerajaan wajo OLEH RAJA GOWA

Pada Masa Raja Gowa XI I Tajibarani Daeng Manrapi kareang Data 1565 kalah perang dari Bone, maka  Maka Lamuru masuk derah Pengaruh Bone.

Kekalahan Gowa atas bone terjadi ketegnagan dan agak redah Ketika terjadi Perjanjian Caleppa 1570 yang menjadikan sungai tangka di sinjai sebagai garis demarkasi antara bone dan gowa  ( Perjanjian ini pada masa Raja Gowa XII I Mangorai Daeng Mameta Karaeng Bontolangkasa Dengan Raja Bone La Tenri Rawe Bongkange, merupakan pembaharuan  perjanjian  raja sebelumnya raja gowa IX  Daeng Matanre Karaeng Mangutungi Tumaparisi Kallonna Dengan Raja Bone ke VI La Ulio BotoE MatinroE ri Itterung.

Pada Tahun 1582 Muncullah perjanjian Bone wajo, soppeng TellumpoccoE untuk menghalangi Usaha Gowa memperluas pengaruhnya di Sulawesi selatan, isi perjanjian ini ketiga kerajaan ini bersaudara bone tertua, Wajo  tengah, dan soppeng bungsu, dan soppeng lah yang peling kecil kekuasaanya maka diserahkan lah beberapa daerah kekeuasaan dari  wajo dan bone,  wajo menyerahkan Tanah Tengnga , Bone menyerahkan Deeragh Goa goa (bagian dari lamuru) dan mulai saat itu Lamuru menjadi daerah perlindungan Kerajaan soppeng

PENGARUH ISLAM DI LAMURU

ABAD XVII Masehi XVII pengaruh Islam di sulawesi selatan.  namun jauh sebelumnya 1580  mulai masuk, dimana saat itu sultan Ternate Babullah datang ke raja Gowa XII I Mangorai Daeng Mameta Karaeng Bontolangkasa, salah satu perjanjian persahabatan  maka Ternate  menyerahkan pulau Selayar kepada Raja Gowa, namun masalah agama, Raja gowa belum menerima Islam , namun masjid pertama dibangun di diirikan 1583 di Mangalekana yang diperuntukkan pendatang ummat islam.

Berkat usaha dari 3 mubalig Datuk Tiro di makamkan dibulukumba, Datuk Patimang diluwu, Datuk Ribandang dimakamkan di makassar, maka islam mulai tersebar, daerah yang pertama adalah luwu, saat itu datunya La Pattiware Daeng Parebbung  dengan Gelar Sultan Muhammad ( 1604-1605), sesudah luwu maka menyusull Tallo dan Gowa

Saat Raja Gowa  XVI I Mangearangi Daeng Manrabia  sultan Alaudin Bersama Raja Tallo I Malingkaan Daeng Manyonri Sultan Awalul Islam  bukan hanya menganut tapi memutuskan  Islam Menjadi Agama Negara. Maka melakukan penyebaran secara damai, , kecuali saat menghadapi TellumpoccoE ( karena saat itu dibentuk memang untuk menghalangi hegemoni politik dari gowa)

1607 suppa ( sebelumnya Nasrani) , Sawiito memeluk Islam, kemudian melanjutkan perang dengan tellumpoccoE diajatappareng, Gowa kalah, nanti pada tahun1608  mucul Perang dipare pare, maka Tellumpoccoe mengalami kekalahan maka Islam masuk di Tellumpoccoe berturut turut soppeng dibawa datu BeoE, 1609, Wajo  Arung Matoa lasangkuru  10 mei 1610,  Bone 23 november 1611 menerima setelah perang lagi karena hadat bone menolak keinginan raja bone  Latenri rawe yang sudah memeluk Islam  bahkan memalzukan dan diganti.

Hingga 1710 Lamuru kerajaan palili dari kerajaan soppeng dan diperkirakan islamnya tahun    1609. sebagaimana diketahui bahwa hadat soppeng yang terdiri atas pangepa dan pabbicra yang diketuai oleh arung bila. sangat besar pengaruhnya.dari makam yang ada di lamuru menunjukkan akan ke islaman, sekitar abad 17 dengan melihat bentuk makam yang ada di raja Goa dan Tallo.


diringkas dari buku Lamuru Selayang Pandang oleh Drs Abd Muttalib M, maaf jika masih ada salah ketik.

penulis La Makkaraka 

 

Mengenal Sang Guru H.Muh Saad Paleppang.

 

Di pagi hari 15 oktober 2023, Pamanda  Pung Muna menguhubungi saya bahwa  kakek kita  pung H.sade meninggal dunia,dan Ketika buka group WA keluarga , ternyata sudah ada puluhan ucapan  belasungkawa, ,namun bersamaan hari itu saya ada kegiatan Pengukuhan dan Rapat Kerja  Ikatan Keluarga Datu  Malleleang ( Ikarda malleleang)  yang dilaksanakan  di Hotel Four Foint Makassar, kebetulan saya dipercayakakan sebagai sekeretaris Umum mendampingi Ketua Umum Drs Andi Bau Sangkawana Datu Sangkuru,dalam kepengurusan 2023- 2028 .sehingga saya pun melihat kondisi apakah masih bisa melayat atau tidak, dan qaddarallahu kegiatan berakhir sekitar 15.00 WITA, sehingga menyebabkan tidak sempat melayat lagi, yang sesuai info  akan dikebumikan habis sholat  ashar, padahal sudah membuat janji  dengan pung muna untuk melayat jika memungkinkan hari itu,karena sampai terakhir saya dimandat dalam kegiatan itu  untuk memandu jalannya Rapat Kerja IKARDA. dan saya pun menyempatkan waktu menulis dalam blog saya ini,  setelah dua hari kepergian beliau.

Saya perdana ketemu  beliau disaat perjalanan pulang  ke Sengkang bersama ummi,  dan berinisiatif lewat Pare pare, dan atas arahan pamanda Almarhum Andi Muhtar Mallawi saya pun bisa bersilaturahmi, tepatnya  5 Mei  2017 di pare pare, , terjadilah pertemuan antara cucu dengan  seoarang insan pengajar  yang mulai menekuni profesi guru sejak minus 15 hari sebelum indonesia diproklamirkan, dan beliau salah seorang yang  menjadi incaran penjajah, karena bergabung dengan pasukan Merah Putih..akibatnya beliau  selalu berpindah pindah lokasi dan terakhir beliau berdomisili di pare pare,

Di saat itu usia beliau sudah 90 tahun, dengan kondisi  sehat sekali , ingatan dan penglihatan alhamdulillah  masih sempurna, masih melaksanakan sholat lima waktu dimasjid kebetulan saat itu rumah tempat tinggalnya berdampingan dengan masjid, dan saat itu masih ada beberapa kursi sofa hasil buatan beliau,  saat itu masih lancar menguraikan  sejarah hidup beliau dan bapaknya manyoro paleppang, termasuk mengurai peristiwa masa lalu  secara detail kejadian, demi kejadian,  menyebabkan saya dan istri saya yang juga berprofesi sebagai seorang guru,  Kagum dan takjub atas ingatan beliau, dan setelah itu saya pun intensif komunikasi dengan beliau, terutama  bertanya tentang nasab atau konfirmasi atas kisah mengenai keluarga Manyoro paleppang, dan saat FGP diatakkae  8 Juni 2019 beliaupun hadir sebagai peserta tertua dengan membawa Foto sang Ayah  Manyoro paleppang, saat itu sudah berumur 92 tahun, dan saya pun terakhir ketemu beliau saat ada kegiatan dinas di pare pare sekaligus menghadiri acara pernikahan anak dari tante saha.

Ambo Pute nama kecilnya sesuai pengakuan beliau kesaya, dan diganti nama sesuai dengan nama pendiri As, adiyah  yakni Muh Sa"ad, Beliau adalah anak yang ke 20 Manyoro Paleppang dari 45 bersaudara dari ibu yang Bernama Sitti Lawiyah  dimana Sitti lawiyah juga cucu dari Anakkoda gimpe,  Beliau mempunyai 6 saudara yang sebapak seibu, H.Muh Saad Mempunyai 4 istri , yakni  Hj. St Rahmah ,A madayang,.Indo Tang dan  I dian ( Tanpa Anak dan inilah istri yang terakhir beliau )  tinggal di pare-pare, dan dari 4 istri  beliau mempunyai  ,9 putra putri  yakni: 

  • Najisman  meninggal saat bayi
  • Ashariwati dengan Bahar Palili lahir Alm Yudi Agus, Almasyah B, Rina Darmayanti,drg Rini setyawati, Aditya bahar, Aswin Bahar
  • Hj Nurhanah dengan suami pertama Alm Hartono Kantoro Lahir Ilham Hastono, Muh Nur, Andika Hastono, Hasrul Hastono, Panca putra, sedangkang dari suami kedua Alm Abd Rahman Kalbi Lahir Narli Rahman, Moh Arsyil Adhim . Rusulana
  • Alm Syaharuddin dengan Marwah Fatah lahir Moh Safruddin, Muh Rudi Alfalaq
  •  Hasniati,
  • Aslindah,
  • Astanti saad dengan  Asrul hamid lahirlah  Moh Agussalim Wahid

sedangankan dari istri lainnya adalah

  • Hj Naimah dengan muh Syahrir lahir Sri Munadya, Yunahri, alm Moh idham,yusnadi, Anugrah, Rezki Amelia. Irin Kurnia, Akbar Sepadyan, 

sedangkang Istri ke 3 dan 4 tak mempunyai anak.

saat ini beliau meninggalkan cucu 24 dan cicit lebih dari  25,.

Keberadaan kita dimuka bumi ini atas izin Allah kemudian    diikuti sebuah proses pengorbanan untuk berjuang menghadapi lingkungan kehidupan, yang berakhir  saat ajal menjemput dan 15 Oktober sang guru menghembuskan nafas terakhir di kota BJ Habibie Pare pare

Semoga Allah Mengampuni  dosa dosa mu dan Merahmatimu dengan surga NYA  Cucumu ini bangga padamu.