Kamis, 22 Oktober 2020

PERDANA SANG AYAH KE IBUKOTA NEGARA JAKARTA



Kebetulan saya ada dinas dijakarta mulai tanggal  23 oktober sampai 24 nopember 2017, tepatnya  di jalan trunojoyo Jakarta selatan, , maka kali ini, saya ajak keluarga untuk jalan jalan ke jakarta, maka ajakn ini  disambut baik oleh istri saya, anak, kemanakan dan setelah ayah saya diajak ternyata ingin juga merasakan bagaimana kehidupan ibukota negara, karena selama ini belum pernah memang kejakarta katanya, Jumat 03 Nopember 2017, mereka pun tiba di airport cengkareng Soekarno Hatta, dan mereka dijemput sama supirnya pung Andi Jamaro, kemudian saya arahkan mereka langsung menuju hotel  Aston Marina yang saya sudah booking online sepekan sebelum kedatangan. pilihan hotel ini karena lokasi hotel berdekatan dengan Ancol,yang merupakan destinasi wisata kali ini,  saya pun bergabung di Aston Marina menjelang magrib, sampai disana saya lansgung menikmati burasa buatan kakak saya, dan tiba tiba sang ayah berucap "lebih baik pindah kejakarta saja, supaya saya sering kesini", saya bilang indahnya jakarta kita lihat malam ini karena dari kita lihat dari lantai 17, coba tinggal dikos kosan pasti kita tidak mau, sudah macet dan lain lain.Althaf dan mutia juga baru pertama kali kejakarta.  menjelang kami istirahat tiba  tiba tiba kakek amir dan Om Agus beserta istrinya datang bertamu dan tidak sempat berbincang bincang  dengan ayah saya, karena sudah terlelap tidurnya,

 04 Nopember 2017 setelah sarapan kami menuju lantai swimming Pool, kebetulan althaf ingin berenang sebelum pergi Taman Ancol, sekitar jam 09,30 kami cek out dari Hotel dan menitip barang kami di receptionis hotel, kebetulan kakek amir paleppang juga sudah tiba juga dari bekasi, pilihan kami di ancol  hanya  Sea Word, saya sendiri yang kedua kalinya ke sea word, ,disana kami menikmati beragam macam binatang laut, dengan segala bentuk atraksinya seperti permainan lumba lumba, dan tak terasa jam sudah mendekati jam  16,00 sore, kami pun kembali mengambil barang di hotel Aston, kemudian lanjut  menuju jalan  iskandaria tepatnya di hotel  ambhara jakarta selatan, merupakan hotel tempat saya menginap selama dinas kecuali hari libur seperti sabtu ahad, saya mencoba mencari suasana baru, dengan menginap dibeberapa hotel yang ada di jakarta seperti Hotel a Grandhika Iskandaria di blok M, Century Park Hotel di Kebayoran Baru, Hotel Bidakara , Santika Taman Mini Indonesia, dalam perjalanan menuju hotel kami diajak makan malam sama om agus donggala, bersamaan juga ajakan istri pung jamaro, setelah kami istrirahat di hotel setelah isya om agus menjemput kami  untuk dinner tak jauh dari hotel, makannya menuju kesana hanya jalan kaki,

 5 Nopember 2017, setelah sarapan di hotel ambhara, kami naik busWay   menuju Tugu Monumen Nasioanal ( MONAS),disana kami menikmati suasana monas yang sudah mulai dikunjungi oleh warga jakarta yang rutin melakukan jogging atau olahraga pekananan maupun warga dari luar, jakarta untuk menikamti pemandangan sekitar monas, dari kejauhan sudah mulai antrian menuju  puncak monas, namun karena pertimbangan waktu, kami hanya menikmati disekeliling monas, termasuk kuliner sekitanya, dari monas kami jalan kaki menuju bundaran HI, Jalan kakinya tak terasa karena memang lagi car free day, dan sepanjang jalan banyak jualan dipinggir jalan, sampai bundaran HI kami   naik bajai  ke tamrin city, pilihan bajai karena di sulawesi  tidak ada kendaaran itu,minimal mereka pernah merasakannya, setelah berbelanja di Tamrin, kami pun menuju Pasar mayestik tepatnya Toko Maju milik tante kami Hj Nafrida Mappanyukki. disana kami dijamu makan siang diwarung yang terletak dalam mayestik oleh tante nafe, kelurga juga banyak mendapatkan  oleh oleh  dari tante nafrida, seperti mukena, baju batik dan lain lain, dan suaminya Om Hasbi menyempatkan mengantar kami menuju hotel ambahara, kira kira tepat pukul 20,00 mereka pun menuju ke airport untuk kembali ke makassar dengan maskapai lion air, saya pun masih tinggal dijakarta melanjutkan kegiatan yang masih tersisah


 

AKHIRNYA SANG AYAH KE KUALALUMPUR, SINGAPURA, JOHOR DAN BATAM

Bersama Andi Ilham pammusureng kembali merencanakan keberangkatan  menuju ke kualalumpur, Singapura, dan Johor, rutenya  persis sama sewaktu berangkat bertiga beberapa tahun lalu,  namuan kali ini, agak spesial karena bersama keluarga dekat, saya sendiri mengajak  umminya, anak saya A.Althaf, dan Ayah saya H.A,Mattalatta, untuk bapak saya merupakan penerbangan kedua kalinya  ke luar negeri, yang pertama tahun 2015 bersama naik haji ketanah suci mekkah,  sementara Andi Ilham mengajak Umminya dr Nurlia, Anaknya A. Aufa, A.Yahsan, kakak iparnya dan Ayahnya H.A.Pammusureng, kami menggunakan maskapai Airasia,

12 Januari 2018 pukul 11,05 WITA kami boarding menuju Kuala Lumpur lewat Airport Hasanuddin , setiba disana setelah selesai urusan imigrasi kami menuju mushollah untuk sholat jama dhuhur asahar, dimushollah ketemu jamaah umrah dari luwuk banggai, diantaranya  istri dan anak H.Latif ( instalatir PT Perdana satria) , Imam Masjid Annur simpong Luwuk, kemudian kami naik grab menuju hotel 88 yang berada di jalan bukit  Bintang yang saya sudah booking online, kemudian kami  mengisi indonesia bagian tengah  di Nasi Ayam Hainan,lalu  kami keliling di sekitar bukit bintang,ke Pavilion,keliling di sekitar bukit bintang, 

    keesokan harinya 13 januari 2018 setelah sarapan roti cane dekat terminal pudu, yang merupakan menu khusus di Kuala lumpur, walaupun sebenarnya di makassar banyak ditemukan menu ini, namun tetap ada bedanya, dan bagi bapak saya ini pertama kalinya menikmati roti cane, walaupun setelah sarapan roti cane, tetap mencari nasi, karena kebiasaan selama ini sarapan harus pakai nasi. setelah itu kami menuju pasar seni central market, ke TWIN Tower, Masjid Jamek, dan selama di Kuala Lumpur  kami menggunakan transportasi sepertti bus KL, MRT,kami tidak menggunakan taksi karena jumlah kami 10 orang, dikhawatirkan berpisah rombongan, menggunakan  bus, MRT bagi kami sudah punya pengalaman saat awal berangkat.

14 januari 2018 setelah subuh dan sarapan, kami jalan kaki dari hotel   menuju terminal pudu, dari terminal pudu kami  ke Terminam Bersepadu Selatan (TBS)  dengan rapid KL, setelah antrian pada loket pembayaran dengan dengan RM 25,70 tiap orang,  pukul 11.30  AM,Gate 10 kami  melanjutkan perjalanan ke Johorbaru, dengan naik bus eksekutif  Mayang sari menuju JB Larkin.  

setiba di larkin, kami pesan grab menuju hotel yang sudah kami booking lewat online,menjelang  magrib kami pesan  grab menuju masjid sultan, memang rencana kami mau sholat magrib  berjamaah di masjid sulthan abubakar, setelah magrib kami keliling di johor baru menikmati suasana malam hari di  Pusat Islam Iskandar Johor, , MBJB, Istana Sultan, Taman Masjid sultan Abu bakar,Plaza pelangi, pasar malam.

15 januari 2018, jam 07.00  Pagi hari kami menyeberang ke singapura via bus,  setelah melewati pemeriksaan imigrasi di singapura yang lumayan ketat dan lama sekitar  4 jam, saya dengan ilham serta bapak saya sempat beberapa jam masuk di bilik introgasi,  dan yang lainnya sudah menunggu lama diluar, dan di introgasi dengan beberapa pertanyaan, seperti kerja dimana, dalam rangka apa, sudah dapat izin dari atasan, dan apakah saya punya travel, ternyata 10 orang yang ikut itu semuanya menggunakan akun saya untuk pembelian tiket, dan saya jawab saya dengan A.Ilham adalah tetangga,ternyata kejadian itu membuat bapak saya trauma, dan tidak mau balik ke johor lewat singapura, karena melihat kondisi yang sangat ketat, mau ke toilet saja di kawal baik oleh petugas imigrasi, walaupun awalnya belum di izinkan. setelah  dhuhur kami tiba di singapura perjalanan sekitar45 menit dari lokasi pemeriksaan imigrasi, karena perut sudah keroncongan kami langsung menuju  Restauran al Tasnem, setelah itu kami menuju masjid sultan singapura untuk duhuhur ashar, setelah mencari oleh oleh singapura di sekitaran masjid sultan, setelah itu, kami menuju  patung singa,  yang merupakan icon singapura.
 
di hari yang sama kami menyeberang ke batam dengan memilih kapal ferry via Batam Fast, 19.10 waktu singapura, kami dari terminal  Bour Front ke terminal batam center, rencana menginap di batam sudah menjadi rencana awal, dengan pertimbangan biaya nginap di singapura lebih mahal jika menginap di batam, sambil selingan menikmati masakan indonesia di batam, sekaligus mencari oleh oleh batam, kami   menginap Batam Star Hotel, yang sudah di booking lewat airy aplikasi. besok paginya 16 januari 2018, kami  ke Nagoya Hill dengan jalan kaki dari hotel  dengan pertimbangan mall belum buka kalau naik grab. setelah menikmati nagoya mall kami menuju makanan prasmanan dekat hotel untuk santap siang sebelum menuju  batam center international ferry terminal untuk menyeberang kejohor, pukul 15 :45 kami  menyeberang  ke johor  dengan sinergy dengan tujuan berjaya water front johor baru, kemudian menuju terminal bus keberangkatan dari johor ke pontian, walaupun kami dapati sudah bus terakhir menuju pontian, karena kami menunggu ilham untu mengambil tas yang dititip dihotel sebelum menyeberang ke singapura, 

Setiba di terminal pontian kami pun dijemput dua mobil  milik pung cicuk,yang menjemput kami cikgu Abdul hadi ambo intang,  kamudian di ajak  makan malam di warung Atap nipah , setelah itu kami menuju memorial daeng haddadek, disana  kami di suguhi kembali durian pontian,katanya kami datang saaat musim penghabisan untuk durian, 
1
17 januari 2018 setelah  berfoto foto disekitar memorial daeng haddadek, baik interior rumah maupun halaman rumah ,  kami pesan dua mobil grab menuju ke legoland,dengan tiket satu orang Rp 350,000.namun setelah makan siang di sekitar legoland, satu mobil kembali ke bennut, saya, umminya, aufa, ilham, yahsan melanjutkan menikmati legoland, setelah arena permainan sudah dinikmati kami kembali ke bennut hampir magrib, setelah sholat magrib kami silaturahmi kerumah pung leman, yang juga sepupu satu kali nenek saya pung mintang.

18 januari 2018 kami  di antar pung cicuk sekeluarga menuju terminal pontian,kami makan siang  dulu restoran Awie, setelah itu kami pamit menuju TBS , dari TBS  langsung ke terminal KLIA 2 dengan bus jet bus jam11,00 PM . dan subuh harinya kami terbang kemakassar.



Senin, 19 Oktober 2020

PERANAN LATADAMPARE PUANG RIMAGGALATUNG MENUJU KEJAYAAN KERAJAAN WAJO

    • Latadampare Puang Rimaggalatung merupakan keturunan langsung dari Lapaukke  Raja Cinnotabi,
    • Setelah La TenriUmpu  arung  matowa Wajo yang mengedalikan wajo selama lima tahun dari tahun 1488 sampai1493,  maka rakyat  wajo yang ke empat kalinya meminta kesediaan Latadampare Puang Rimaggalatung Untuk Menjadi Arung Matowa Wajo, adapun upaya rakyat wajo meminta Lataddampare Puang Rimaggalatung menjadi arung matowa sebagai berikut:
      • Permintaan Pertama Menjadi Arung Mataesso , Setelah Arung Saotanre ( Raja yang Tinggi rumahnya) yang bernama La Tiringen ToTaba yang pada masa itu memiliki kedudukan yang istimewa disamping batara wajo dan  atas keinginan rakyat wajo memecat  Lapateddungi To samallangi selaku batara wajo ketiga,  maka pada saat itu Arung Saotanre mengutarakan  "bahwa jika kalian rakyat wajo ingin mencari arung mataesso yang baru  maka pilihlah orang luar saja, saya akan mengangkatnya dan membuatkan perjanjian untuk kebaikan kita bersama" Kebetulan pada masa itu ada seorang toko besar Yang bernama Lataddampare Puang Rimaggalatung masuk ketanah wajo, Beliau meninggalkan bone karena melakukan perbuatan yang tidak disukai oleh raja bone pada saat itu,setelah tiba di wajo maka pamannya Arung Saotanre Totaba memerintahkan ke Latadampare Puang Rimaggalatung untuk mengusir Lapateddungi Tosamallangi keluar dari wajo atau membunuhnya, dan setelah rakyat wajo memberi bukti bukti yang cukup atas kesalahan Lapateddungi Tosamallangi, maka Latadampare bersama pasukannya membawa Lapateddungi ke salah satu tempat sebelah timur ibukota wajo, disanalah rakyat wajo menusuk Lapateddungi dengan tombak sehingga Lapateddungi Mati dilokasi tersebut, dan lokasi itu dinama LAPABBESSI,  permintaan  rakyat wajo ini di tolak oleh Lataddampare karena merasa malu sebab beliaulah yang pernah memenuhi permintaan rakayat wajo atas pengusiran Lapateddungi To Samallangi.beliau enggak mau dituduh  inginkan jabatan batara wajo, bahkan pada saat itu Latadampare lebih suka memilih kembali ke Palakka jika  rakyat wajo memaksakan kehendak.
      • permintaan kedua  Setelah To Palipung Wafatx, menjabat Arung Matowa Wajo Pertama selama tujuh tahun dari tahun 1480 sampai 1488. Latadampare Pun menolak, 
      • Permintaan Ketiga Setelah La Obbi Settiware Wafat  menjabat Arung Matowa Wajo selama lima tahun dari tahun 1488 sampai 1493
    •  dan akhirnya permintaan ke empat  Latadampare dilantik Menjadi Arung Matowa Wajo pada tahun 1498 dengan jumlah rakyat wajo pada saat itu tidak cukup 1000 orang ,walaupun dalam literatul lain mengatakan sekitar 2500 dimana daerah wajo saat itu adalah wanua Tosora dan Paria yang bergabung sukarela pada awalnya namun karena ada pembangkangan  akhirnya saat itu dijadikan abdi oleh wajo,termasuk yang sudah ditaklukkan pada saat itu Macanang, Atata dan Sekkanasu,  namun waktu yang relatif singkat beliau mempu melipat gandakan sampai ratusan ribu rakyatnya, menjadikan wajo menjadi kerajaan besar, adil dan makmur, Beliau seorang Raja yang cerdas mempunyai cita cita yang tinggi, bijaksana, dan mempunyai banyak petuah petuah dan perbuatan beliau yang ditulis dalam beberapa buku  lontara yang menjadi tauladan bagi arung matowa penggantinya dan rakyat wajo secara keseluruhan .
    • Setelah dua tahun memimpin wajo,  pada tahun 1493  Arung Timurung Yang bergelar Pawanna  Mana Ma'jali' MpulawengngE meminta bergabung dengan wajo  sebagai ana, Sakkoli sebagai abdi dimasukkan dalam wilayah limpo Bettempola, Gilireng  sebagai anak makessing, setahun kemudian Kera dan akkotengen bermohon bergabung dengan status ana, namun tidak masuk dalam limpo, setelah itu terjadi sengketa antara paria melawan macanang dan atata,  dimana saat itu macanang dan atata meminta bantuan pada luwu dan ana'banua,  berkat keberanian Latadampare maka ketiga daerah itu yakni Paria turun menjadi abdi, semntara Macanang dan Atata sudah 2 kali menjadi abdi, sehingga tidak mungkin memperoleh kedudukan yang tinggi. kemudian disusul bergabung Pallipu, Data, Totinco dengan kedudukan Seajing Senraja (Sanak yang sama besar),mereka menyebut 3 itu sebagai wajo barat sedangkang negeri Latadampare Wajo Timur, karena Latadampare berselisih dengan Luwu, dimana luwu meminta wajo ikut berkabung atas meninggalnya Datu Luwu Labusatana dan rakyat wajo menolak, maka diseranglah Tempe, Wage, Siengkang, Tampangeng, wilayah luwu saat itu ( Tana sitonraE) sesudah dikalahkan ke empat daerah itu kedudukannya abdi, masuk dalam wilayah betempola kecuali Wage dalam limpo Talo Tenreng, sebulan setelah itu maka datu Pammana  bersama datu Patila meminta bantuan ke Wajo untuk menyerang Limpuwa, dengan kesepakatan jika limpuwa kalah , maka limpuwa  menjadi daerah takluan, hanya sehari limpuwa takluk sebagai abdi,setahunkemudian Timurung bergabung dengan kedudukan sebagai ana', Dua Bulan kemudian wajo dan jasa arung penrang  menaklukan Bola yang selalu membuat keonaran maka bergabung  di bawah limpo talo tenreng ( kurang lebih  20 Tahun Latadampare menjadi Arung matoa wajo)

    • Setelah 20 tahun lamanya memimpin wajo dengan berbagai macam persoalan, dan sudah merasa kecewa, maka beliau mengumpulkan orang Wajo dan berkata " Wahai orang Wajo, Kasihanilah saya, supaya kamu mengambil kerajaan mu, karena saya tidak dapat lagi berbakti pada negeri ini, dan Tidak Juga aku bisa mewriskan ke anak cucuku" atasnya itu masyarakat wajo kebingunan dan ketiga paddanreng tidak bersatu atas usulan tersebut,karena jabatan arung matowa tidak bisa turun temurun,  dan setelah 3 bulan lamanya maka terjawablah permintaan tersebut dari seorang anak yang bernama Lapaturusi putra Arung bettempola LaTiringen Totaba memberi solusi dihadapan para paddanreng di balairung dan mereka menghadap ke arung matowa dan mengatakan" Kami rakyatmu datang kemari dan setuju atas permintaanmu, Namun kami tidak menghendaki yang mewarisi kerajan wajo adalah orang yang tidak baik walupun putra biologismu, karena sebenarnya orang itu tidak menghendaki kebaikan bagi kerajaan wajo maka orang itu bukan anak dan cucumu,, yang mewarisi kerajaan mu adalah yang mewarisi perbuatan dan pemikiranmu, memperbaiki negeri dan memelihara baik baik usahamu, orang yang tidak mewarisi perbautanmu maka tidak boleh mewrisi kerajaanmu" Maka latadampare membalas perkataan rakyat wajo " Bukanlah generasiku yang tidak                             mengikutiku, maka siapa saja yang mengikuti perbuatanku maka itulah generasiku:"
    • sebulan setelah perjanjian tersebut Jampu ditaklukkan dengan kedudukan ana bukan abdi dibawah limpo tuwa, karena orang jampu menerima permintaan wajo untuk turun kedaratan yang sekarang disebut Canru, kemudian berturut turut Sompe, Ugi, Liu dengan kedudukan ana' keempat negeri itu dipersatukan  dengan nama gabungan patampanuae,  dan ke empat negeri itu memotong kerbau untuk merayakannya, 
    • kemudian semua lontara mengisahkan persengketaan antara datu luwu To sengereng Dewa raja dengan  Addatuang sidenreng ( yang tidak disebut namanya),yang disebabkan pengembalian seekor kura kura pemberian datu luwu,  menyebakan sidenreng diserang, namun penyerangan oleh luwu tak berhasil mengalahkan sidenreng, walaupun sudah dua kali dilakukan penyerangan  , maka Datu Luwu  meminta bantuan ke wajo  dengan mengirim tiga orang abdi, tiga helai kain tanpa jahitan,dan tiga pasang gelang tangan emas berbentuk naga, sebagai bentuk tawaran ke Wajo untuk bersaudara, namun Lataddampare dengan kerendahan hatinya  menolak ajakan itu, karena tidak mungkin luwu yang besar dan agung bersaudara dengan wajo yang kecil, kemudian di hadiahkanlah wajo  Larompong dan Mallusesaloe sebagai penambah wilayah wajo, dengan perjanjian  Singkeru Patolae ri Topaceddo yang isiinya bahwa luwu dan wajo akan saling membantu, dan tak akan saling menyerang, dan teknisnya akan bersama menyerang sidenreng, dengan  perjanjian wilayah wajo akan diperluas jika berhasil mengalahkan sidenreng, Latadampare berhasil  menetak pimpinan sidenreng dengan kalewang, saat itulah Utting, belawa, bulucenrana dan rappang  menjadi daerah takluan   wajo , adapun sidenreng diluar 4 daerah diatas menjadi anak oleh luwu
    • Lataddampare  digelari sebagai  Puang Ri Mallalatung  ( Tuan Pembakar negeri) saat menyerang sidenreng,  karena beliau gemar membakar daerah yang diserangnya, dalam perjalanan sejarah gelar ini berubah menjadi Pung Rimaggalatung 
    • setahun setelah Sidenreng ditaklukkan, maka luwu menyerang lagi bone tanpa memberi tahu Wajo, dan saat itu luwu bahkan  datu luwu dirampas payung kebesarannya dan  hampir tewas dan pulang membawa kekalahan, maka luwu meminta bantuan ke wajo, dan wajo menyerang sehingga arungpone menyerahkan kembali payung, namun datu luwu menolak,dan menyatakan simpanlah untuk dipusakai turun temurun, maka saat itu Latenrisukki digelari Mappajungnge, dan  saat itu luwu dan bone berserikat persahabatan, atas jasa latadampare menyerang bone, maka datu luwu menawarkan lompo dan Patangkai menjadi wilayah taklukan wajo, namun latadampare hanya minta Malluse saloe yang terletak ditepi sungai walannae,
    • Tiga malam setelah pembakaran daerah lompo dan patangkai oleh luwu, maka orang mario menyingkir ke wajo dan dihadiahi daerah oleh bola, disanalah orang orang mario mebentuk kerajaan kecil yang diberi nama PENEKI, sebagai raja pertama di peneki adalah putra latadampare yakni La Maddaremmeng bergelar Mapottosewalie  bergelar kematiannya petta Ri Lapalemping
    • sebulan setelah lompo dibakar , maka  datu soppeng VII La pawiseang, memohon ke wajo, untuk menggabungkan negerinya ke wajo,karena khawatir serangan luwu, dan kedudukan soppeng adalah anak, dan tidak dimasukkan dalam limpo, langsung dalam pemerintah pusat,
    • setelah 3 tahun 8 bulan Timurung dan Amali bergabung dengan wajo, maka wajo minta untuk menyerang Wewolonrong yang berada sebelah barat dan selatan negeri pammana ( yang menjadi nama kecamatan sekarang, dan  merupakan tempat penulis dibesarkannamun saat itu datu pammana kedua Latenripatang marah karena memilik hub erat dengan wewolonrong, beliau menyatakan tidak takluk lagi kewajo, sehingga pammana diserang dan kembali ditaklukkan dengan status dua kali sudah jadi abdi, maka latadampare menetapkan bahwa "kalau dahulu wajo wajib mencontoh kedatuan pammana sebagai kedatuan yang tertua yang dihormati maka saat ini pammana harus ikut adat kemerdekaan wajo dan dimasukkan dalam limpo Tua,
    • Setahun setelah pammana ditaklukkan, maka Enrekang, Mansenrepulu, Batulappa bergabung dengan wajo dengan kedudukan sebagai adik
    • sebelumya Wajo mendapat hadiah  dari datu luwu sebagian orang orang pattilang , Wajo telah membantu luwu menyerang pattilang, dan orang orang tersebut dibawa ke ceppaga dan menunjuk pabbicra penrang sebagai raja disana, Pattilang diserang oleh luwu karena  Ma'dika Pattilang dituduh membunuh Puang sangalla yang bernama Duma atau Rajamawellang. Latadampare mengawini putri cantik duma' yang bernama we Marellang setelah pindah ke wajo diubah namanya menjadi we Tessiwoja   
    •            
    • Daerah takluan wajo saat Latadampare
    • Dengan ditaklukkan wajo barat , maka kerajaan wajo  berada di puncak kejayaannya dengan wilayah  sebagai berikut: disebelah utara, Larompong, Enrekang, Batulappa, Masserempulu, di sebelah barat: Wajo barat,Belawa, Utting, Rappeng, dan Bulucenrana, Suppa ( Pare pare) kemudian menjadi anak dari wajo, di sebelah selatan : Lamuru( bone), Baringen( soppeng), duakaserae,bate( soppeng), soppeng. di sebelah timur :Peneki, Timurung, Amali, Mallusesaloe, Lanca dan Mampu

    • Beliau pemimpin dengan banyak kemanangan gemilang dan menaklukkan dan memasukakkan daerah daerah tersebut dalam daerah kekuasaan wajo antara lain Larompong, Lamuru, Timurung, Batulappa, kassa, Maiwa, enrekang , Mario riawa, dan lain lain, 
    • Puang ri Maggalatung Putra Dari La Tompiwanu keturunan langsung dari batara Wajo Latenri bali dengan istrinya We Tenrilawi putri dari Arung palakka, Beliau meninggalkan bone dan pergi tinggal di wajo dikarenakan perbautan perbuatan baik yang dilakukan di bone, 

    • Setelah 30 tahun lamanya mengendalikan wajo , dan sudah kondisi sakit sakitan dan merasa hidupnya tidak lama lagi, maka kembali megumpulkan masyarakat wajo dan berwasiat " Penggatiku Hanya orang yang mempunyai sifat ini yakni kejujuran, Kepintaran, Kemurahan hati dan keberanian, ,Ranreng Bettempola  La To Maddualeng  bertanya kepada puangrimaggalatung siapakah gerangan yang beliau usulkan untuk penggantinya, maka beliau berkata  adalah putranya La Tenri Pakado Tonampe, dan setelah meninggalnya berselang 3 tahun rakyat wajo mengangkat Latenri Pakado menjadi Arung matowa namun selama 3 tahun maka yang mengendalikan adalah To Maddualeng dengan cara sesuai nasehat Latadampare ke Tomaddualeng dan orang wajo. Bahwa selama 3 tahun lamanya simpanlah abuku , dan abukulah yang akan memutuskan perkara, dan suruhlah yang berperkara duduk didepan abuku, dan menuju mana asap abuku maka pihak itulah yang benar,dan engkaulah To Maddualeng yang menyatakan siapa yang benar atau yang salah, 
    •  Setelah sudah 3 tahun lamanya setelah wafatnya, maka abunya di simpan dalam balubu dan ditanam dekat pohon yang dinamai 'Aju Uleng yang terletak disebelah selatan ibu kota wajo, setelah itu barulah Tonampe resmi diangkat menjadi Arung Matowa dan didampingi oleh Lapaturusi Tomaddualeng sebagai Ranreng Bettempola saat itu.
  sumber: sejarah wadjo  abd razak dg patunru & sejarah hukum adat kerajaan wajo abad 15 & 16 oleh Prof A.Zainal Abidin
By Lamakkaraka ( wasobo)

Minggu, 18 Oktober 2020

KELUARGA TARO ADA TARO GAU MULAI BERAKTIFITAS KEMBALI

Sabtu 17 oktober 2020, Taro Ada  Taro Gau kembali melaksanakan silaturahim bulanan yang dikemas dalam bentuk arisan keluarga di Buguri Jalan pelita Raya , setelah covid 19 melanda nusantara, termasuk negeri Taro Ada Taro Gau, saya sendiri baru pertama kali ikut kegiatan silaturahim TATG, walaupun sudah  dua kali pertemuan dalam putaran kedua Arisan TATG yang dilaksanakan di Pantai Losari dan Rumah Pung bau wentri yang dihadiri oleh sultan pasir sekaligus penyerahan SK Mars Jeneponto,

peserta putaran kedua  mengalami peningkatan baik dari sisi jumlah peserta dan asal daerah  bahkan bukan cuma dari makassar tapi ada dari sidrap ,pare pare, gowa dan Takalar, pada arisan kali ini menjadi tuan Rumah  dan mentraktir kami adalah Pung Datu Tenri Bali Sunra (Ketua Arung Matowa Makassar)  dan Ketua Kerukunan Keluarga Bugis Bersatu sering disapa Etta Mami, Inilah silaturahim  Arisan Taro Ada taro Gau yang paling ramai, sejak PSBB makassar sampai zona merah minggat dari  sulawesi selatan,  dengan menggunakan  1 gazebo besar dan 3 Gasebo kecil, dari pukul 11 WITA keluarga sudah mulai berdatangan, dan betul lantai dua Buguri hanya diramaikan oleh  Anggota Taro Ada Taro Gau , adapun peserta yang hadir sesuai list konfirmasi yang ada di group adalah Petta Yaya,Petta Fitri,Bau Jai,Bau Nemmi,Bau Denra,Petta Mame,Bau Wentri ,Petta wana,Murni Krg Maktaring,Andi Wahida machmud,Petta Mangkau,Petta Insana,Andi Makkaraka,Andi Batari Makkaraka,Pettà Arsia,Petta srimurni, Petta sriwangsa,Petta Dalauleng,Petta lia,Andi Tenri Akko,Karaeng Sayang,Andi Edison,Andi Sriwi,Andi Simpuru,Andi gerhana bau sakti, saya pun hadir setelah selesai sholat dhuhur, mungkin sudah ada peserta yang sudah pulang dan siap siap pulang,itupun langkah tercepat saya, karena sebelumnya gowes di padivaley Golf Club dan sampai dirumah jam 11.30 WITA.

putaran kedua ini sepertinya agak beda dengan putran pertama, karena setiap bulan akan ada dua anggota arisan yang naik, dan diharapkan pelaksanaanya dirumah anggota arisan, dan jika dilakukan di resto/ Cafe atau diluar rumah maka masing masing peserta untuk membayar sesuai bookingan menu yang dipesan,  dan bagi yang tidak hadir untuk mentransfer sebelum  hari H, dan kali ini dilakukan pengundian yang berbeda putaran pertama sesuai pesanan keluarga ( fleksibel)

Add caption

Adapun jumlah peserta peserta arisan putaran kedua ini sebanyak 25 peserta, sesuai nama  di group whats app Taro Ada Taro Gau sebagai berikut:
1.Andi Bau Denra.                 
2. Petta Sridaya.                       
3. Petta Idiel                              
4.Petta Sriwana
5. Petta Sriwi
6. Karaeng Sayang
7. Petta Arsia
8. Bau Jai
9. Bau Nemmi
10. Petta Dalauleng
11. Petta Kasma
12. Petta Srimurni
13. Petta Insana
14. Bau Wentri
15. Petta Mangkau
16. Pung Datu Tenri Bali
17. Pung Datu Sompa Ebe
18. Murni Karaeng Mattaring
19. A. Bataria Pasong
20. Andi Welda
21. Andi Wahida
22. Andi Simpuru
23.Andi Tenri Akko
24. Andi Edison
25. To malebbiku Petta Baso
26 Petta Sriwangsa
27 Petta Marlia
28. Petta Bau Mame Patiroi
29  Etta Mami Nuh

By Lamakkaraka

Rabu, 14 Oktober 2020

MENGHADIRI PESTA DISELINGI GOWES WASOBO

Jumat ,9 oktober 2020,  saya  bersama ummi, althaf,  dan kakak menuju watangsoppeng via mobil DD 1363 S,untuk menghadiri acara tudang penni adek sepupu nyonya, dalam perjalanan saya pun di hubungi olehAndi ilham pammusureng ditawari  makan di triple 8 atau bebek, saya pilih makan bebek,,  sekitar tiga jam kami sudah tiba di Desa Timusu, tepatnya warung itik palekko yag terletak dipinggiran sawah, ternyata teman saya   dan umminya aufa yang bertugas dirumah sakit soppeng sebagai dokter spesialis saraf sudah memesan  itik palekko, itik goreng, dan itiik rasa asam dengan porsi 10 orang,  setiba disana,tidak lama kami menunggu, kami lansung menikmati menu itik, sementara menikmati menu andalang kota soppeng ini, timusu diguyur hujan, setelah itu , kami  menuju rumah kakeknya ilham  almarhum pung Andi Makkasau yang berada di jalan kesatria untuk istirahat, walaupun sebenarnya sudah disiapkan kamar di lalabenteng untuk istirahat, karena pertimbangan banyak keluarga dari luar  soppeng berdatangan, maka kami pilih jalan ksatria untuk istirahat, setelah sholat ashar jama dengan dhuhur , kami gowes  bertiga menuju taman kalong yang terletak  depan masjid agung, namun ditengah perjalanan umminya althaf  tidak mampu lagi gowes mengkituti rute kami, memang kota soppeng banyak pendakian, umminya  memilih pergi dirumah neneknya yang terletak di lala benteng. saya dengan ilham melanjutkan gowes  menuju desa ganra dengan rute Pao- Ganra, namun saat masuk di kampung Pao hujan menghampiri kami diserta angin kencang, kami istirahat sejenak, namun hujan tak kunjung berhenti, kami putuskan gowes dalam kehujanan, menjelang magrib kami berdua tiba kembali di jalan  ksatria, dengan rute yang lumayan menantang dengan tanjakan jalan samudra kami lewati, tanjakan depan taman sutra, setelah magrib   kami berempat menuju  ke acara tudang penni anak dari H.Andi Sri dengan Hj Andi Pappang, setelah acara pengajian yang dibawakan oleh Bapak ust Drs Patang, maka acara Tudang penni juga berakhir dengan foto bersama dan menikmati hidangan malam yang sudah disiapkan, kemudian  kami pamit menuju pammana,sekaligus izin untuk tidak mengikuti acara besok harinya,  dan kami tiba di maroanging sekitar 22,00 Wita.

sabtu 10 oktober 2020, sehabis sholat subuh bersama ummi, kami berdua gowes menuju arah kota sengkang, dengan rute Maroangin- Patila - Calodo - Lempa/Ulugalulung dan Tampangeng, rencana sampai masjid agung sengkang baru balik kembali ke maroangin, namun setiba di pasar Tampangeng  lagi lagi hujan menghampiri kami, kami memilih berteduh didepan pasar tampangeng, sekaligus menikmati kue putu , yang memang tiap ke sengkang , saya sempatkan beli putu di pasar tampangen. sekitar 20 menit kami menunggu dan hujan pun tak reda, walaupun nyonya ingin sekali  gowes sambil hujanan seperti disoppeng , karena pertimbangan banyak agenda,dan takut masuk angin  maka sepeda nyonya saya lipat, sementara mau lipat sepeda saya, tiba tiba datang angkot, ternyata angkot itu milik teman sewaktu SMP kampiri ( kalau sekarang SMP 1 Pammana), sehingga dalam perjaalan menuju maroangin kami saling memberi info tentang siapa siapa teman smp yang  stay di kampiri / pammana, dan ketika masuk di desa patila , hujan sudah reda, maka kami pilih untuk turun dari angkot dan melanjutkan gowes, karena rute pagi ini tidak terlalu menantang, maka kami rencana mau lanjutkan ke daerah Lagosi, namun setiba di maroangin langit memperlihatkan tanda mau hujan kembali, maka pilihannya adalah membersihkan dua  sepeda dari banyak nya kotoran yang melekat di sepeda akibat jalannan lumpur disekitar patila, , sekitar jam 10,30 kami menuju desa tanrung kabuapten bone, menghadiri  aqiqahan dari adik sepupu, sekaligus acara silaturahim serta arisan perdana rumpun sulewatang lare,yang sudah dijadwalkan  bulan lalu, namun tertunda  karena adanya agenda dinas di kendari, alhamdulillah acaranya sukses dan lancar, dan kami pun meninggalkan Tanrung menjelang magrib.


Ahad,11 oktober 2020,salah  satu agenda  kami pulang ke sengkang adalah untuk menghadiri acara akad nikad kemanakan saya sekaligus  mengantar pengantin dari Jalan Tomaddulaeng kota Sengkang  ke kota Watampone tepatnya di Bajoe, mempelai laki lakinya anak dari sepupu satu kali yakni Andi Muh Hazemi Rafsanjani bin H.A.saharuddin yang mempersunting Fitha Prastita Laweani, baru tiba di pintu pagar mempelai laki lakinya langsung menyayikan Mars paleppang,kami pun tersenyum akan ulah mempelai laki laki,  alhamdulillah kumpul lagi rumpun keluarga pung Mallawi, dan Pung Hj Mintang,saya pun datang lebih awal dari jadwal, karena kegiatan seperti ini moment untuk ketemu  dengan keluarga dekat, sekaligus mengganti waktu atas batalnya hadir pada malam harinya,yang rencana mau kumpul semua cucu pung mallawi,  namun tidak sempat hadir karena  ada kendala teknis pada mobil, dan kakak saya A.Rosmianti sejak berada disoppeng mengalami sakit perut, bahkan sudah hampir membatalkan hadir di acara karena masih sakit, syafakallahu pung,,,

pukul  8:12 Wita kami start menuju bone dan tiba di bajoe 10:42,  sekitar jam 11,05 pengucapan akad nikah pun dimulai dan sekali pengucapan langsung SAH, pukul  12.24 acara mapparola yang berlokasi disebelah rumah keluarga mempelai perempuan, , setelah itu kami menuju ke warung Latanete yg terletak di jalan ahmad yani ,untuk menikmati  menu piasng ijo yang lumayan terkenal di kota watampone,  kami berkumpul wija epponna pung mallawai  plus pung Pangerang dan tante kami Nurhayati Pangerang, konon kabarnya tidak sah ke bone  kalau tidak menikmati pisang hijau atau bakso Latanete, setelah keluarga balik ke daerah Masing masing , saya menuju jalan besse kajuara  rumah mertua, setelah itu kami pamit  untuk istirahat di B7 Home,  setetelah ashar  kami berdua melanjutkan gowes dari kampus STKIP muhammadiyah bone menuju rumah adat, kemudian menuju taman arung Palakka, lanjut menuju kerumah sakit persada, melalui jalur jalan ahmad yani ,Rumah Sakit tenri Awaru, di RS persada kami menjengut keluarga yang habis melahirkan anak keduanya. menjelang magrib kami mendayung sepeda menuju ke jalan Biru samping Rumah sakit tantara, ketemu sebentar dengan kakak kandung nyoya, setelah itu kami balik istirahat di B7 Home. sekitar Jam 03 .00 WITA  kami menuju makassar, Tepat pukul 07:16 saya sudah sampai dikantor di jalan Mongisidi Makassar untuk lanjutkan aktifitas kantor, SALAM SEHAT

                                    

       

                            




Minggu, 11 Oktober 2020

FLIGHT dan SWAB TEST PERTAMA SEJAK PANDEMI COVID MARET 2020

        

Tiba tiba  ada tugas dinas kekota  kendari sebagai ketua Tim dengan agenda yang cukup menantang mulai tanggal 13 sampai 19 sepetember 2020,menantangnya karena disamping masa pandemi, anggota tim yang ikut bersama saya semuanya masih single belum ada yang berkeluarga, dan saya sendiri sebagai ketua tim karena berumur dibawah 50 tahun, dua hari sebelum berangkat sudah melakukan rapid test di Kimia Farma yang  berkedududkan di jalan petta rani makassarsekitar 20 menit  hasil rapid testnya dinayatakan non reaktif, ini  rapid perdana bagi saya, , setelah itu kami booking tiket dengan maskapai garuda, GA 604 tanggal 13 sepetember 2020 makassar kendari  seat 23 H,  sekitar satu jam perjalanan kami berlima tiba di bandara kendari  pukul 10.30. kami dijemput dengan dua mobil hilux, dalam perjalanan menuju hotel saya tertarik dengan nenas yang dijual dipinggir jalan, yang harganya lumayan murah hanya 15 ribu dua kantong, dan ternyata buahnya memang manis, maka ingatan tertuju dengan nenas kotamobagu, 

    Kami langsung menuju Hotel Plaza inn merupakan group by horison , awalnya saya rencana mau  nginap di hotel claro kendari , namun dapat info kalau beberapa hari yang lalu hotel yang berdekatan dengan claro ada indikasi covid disana, maka saya putuskan menginap di hotel Plaza inn, kamar deluxe 502, selama  enam hari saya nginap di hotel ini, alhamdulillah pelayanan lumayan  memuaskan , sampai disiapakan untuk makan sahur , rental sepeda  sesampai disana kami istrirahat, menjelang ashar kami breafing dengan anggota tim, breakfast nya sendiri menyediakan makanan tradisonal  kendari.

    Hari kedua, saya bagi dua tim, Tim yang satu menuju jalur Ladongi, sementara saya  menuju jalur Asinua Jaya desa abuki, untuk melakukan observasi dilapangan, selama dikendari kegiatan kami  mulai dari 07.30 bahkan kadang selesai sampai 21,00. sehingga kebiasan menghubungi keluarga, kerabat, teman kuliah tidak sempat lagi, kecuali kakak sepupu dari bapak, yang juga merupakan pensiunan di instansi yang saya kunjungi. beliau pernah menjadi kepala di unaha, kepala dikolaka, informasi ini dari sepupu kakek saya , yakni puang Andi Mappasala dua tahun lalu sebelum beliau meninggal didunia di Pomala,  bahwa  ada cucunya puang billa di kolaka, 

        Jumat, 18 sepetember 2020 kami sholat jumat di masjid terapung kendari masjid al alam, kecuali mas fairuz karena non muslim,  kemuadian makan siang  di warung padang sederhana, dan selama kendari kami ketemu orang orang dari selatan, ada pak ishaq rauf merupakan cicit dari ishak manggabarani, ada pak muhammad asmad orang wajo paria, 

        

Sabtu pagi saya dengan mas wisnu gowes bareng, kebertulan di hotel ada fasilitas  sepeda rental , rutenya juga tidak terlalu jauh dari hotel ke tugu religus sultra, masuk ke loaksi mtq nasional, kemudian menuju masjid tarapung, kembali ke hotel algi, sekitar 14 km, persiapan  balik makasar dengan via garuda GA 065 sebelumnya kami isi HAC ( Health Alert Card) , kemudian setibanya singgah di prodia panakukang untuk booking swabt test untuk keesokan harinya. dilakukan swab test perdana juga, dan alhamdulillah hasil tanpa indikasi.

RUMPUN SULEWATANG LARE BERTEMU

10.10.20.20  bagaikan pasword untuk masuk aplikasi tertentu, atau kalau kekinian merupakan nomor cantik yang dipilih oleh kaum Millenial untuk acara tertentu seperti akad nikah dll, ini juga dijadikan  sebagai babak baru bagi rumpun keluarga Sulewatang Lare. dimana tanggal 10 oktober 2020 terjadi pertemuan perdana yang insya allah akan dirutinkan tiap bulannya,walaupun mungkin komunikasinya selama ini hanya  lewat group Whatsapp sulewatang Lare, alhamdulillah pada pertemuan perdana ini hampir terwakili dari semua rumpun, hadir kakek, Tante, paman, sepupu dari berbagai daerah seperti makassar, soppeng, bone, sengkang , dan terkhusus dari pammana yang secara geografis Lare,E  berada dalam distrik Pammana.