Sabtu, 29 Agustus 2020

PEDULI KKMP ASYURO 1442H

Hari Rabu jam 26 agustus 2020  pukul 08.30 WITA, saya mendapat telepon dari kakak sepupu Ny H.andi ansari saleng  selaku Kordinator Arisan KKMP  Makassar, dan  Kordinator Peranan Wanita Kerukunan Keluarga Manyoro Paleppang untuk melakukan aksi Hari 10 Muharram 1442 H, yang saya khawatirkan untuk keluarga Makassar adalah berkumpulnya keluarga di saat pandemi seperti saat ini, sebenarnya bukan kali ini mengajak untuk kumpul keluarga makassar, namun sejak PSBB dicabut dimakassar sekitar bulan Mei 2020 , ajakan untuk kumpul lagi , namun saya belum merespon ajakan itu, apalagi Makassar masin zona merah, dan setelah diumumkan digroup arisan KKMP makassar, ternyata alhamdulillah selama 3 hari terkumpul 123 paket beras 5kg, dengan 62,500 per paketnya, setelah melihat respon keluarga, maka mencari solusi penyalurannya, maka disepakati bahwa hanya pengurus inti KKMP saja yang ikut dalam penyaluran dengan tetap memperhatikan protokol kesehatan.

Jumat, 28 Agustus 2020

Liburan 1 Muharram 1442 H kusebut liburan Wasobo




Bertiga dengan putra saya  A.althaf Bassam Makkaraka  meninggalkan kota Makassar  pada rabu sore hari  19 Agustus 2020 sekitar 16.00 WITA, menuju ke Pammana kabupaten Wajo, Menuju kesana ada tiga alternatif rute, yakni lewat Pare Pare, Lewat Bulu Dua, dan lewat camba, kali ini kami memilih  lewat Camba,   dengan siputih DD 1363 S, menjelang magrib kami singgah siarah kubur di Jarae Lamuru, yang kebetulan mata kami tertuju kepada sebuah bangunan tua pada saat masuk dikota Lamuru kabupaten Bone,menutut info yang kami dapat lewat media sosial bahwa disana ada kuburan leluhur kami, Karcis masuk disana 10 ribu perorang, dan ternyata setelah masuk disana, betul adanya, apa yang tertulis di silsilah pribadi, benar adanya, maka mengalir lagi untaian silsilah ke istri saya, apalagi tiba tiba bertanya siapa ini abi, dan anak saya juga bertanya ini apanya  Paleppang abi sapaan abi merupakan saapan istri dan anak kesaya,  saya jelaskan secara mendatail, langsung Umminya althaf bilang, itu saya bilang kita itu orang bone juga' dan kami sampai  di Maroangin pammana  sekitar pukul 20,00 WITA, mengenai leluhur datu Lamuru  sebagai berikut Saya anak dari Ibu saya binti A.Mallawi Bin Lapance Sulewatan Bakke Bin LaMallaleang Datu MarioYattang Bin Mappatola Datu Bakke Bin LaRumpang Mega Datu Lamuru, Datu Tanete, Bin Mappaware Datu Lamuru Bin Mappasunra Datu Lamuru.

        Awalnya Hanya ingin liburan 01 Muharram 1442H di Pammana atau Sengkang saja,  mulai dari kamis tanggal 20 agustus 2020 selama 4 hari kalender,  sekaligus ajang birrul walidain kepada Bapak saya, namun setiba disengkang dengan status FB  di Maroangin, tiba tiba masuk Whats App paman saya Pung Andi Pangerang  ' Dimana ki,,, Kerumahki" saya jawab di maroangin pung, Insya Allah malam ahad nongkrong di Padduppa" dua menit kemudian  masuk WA Kutungguki sudahma pesan tempat kata pung Pangerang, sekitar 30 menit kemudian masuk panggilan dari istrinya Tante nurhayati mengajak ke Lempong saja menikmati water boom milik prof latunreng, karena menganggap Padduppa biasa biasa saja, namun karena pertimbangan covid maka saya usulkan ke Lejja saja, karena suhu air panas dan belerang  bisa mematikan virus corona, teringat promosi Lejja oleh bapak Bupati soppeng H.Kaswadi Razak, akhirnya di putuskan berangkat sabtu tanggal 22 agustus 2020.

    Tanggal 20 Agsutus 2020 , sesuai agenda pulang kampung, saya membonceng motor anak saya ke dusun Lare'e, dalam perjalanan menyempatkan siarah kubur kakek Puang Tambasa dan nenek  kami Puang sangka, . Perkampungan Lare'e konon  ini dibuka pertama kali ( di Ka'bekka oleh leluhur kami Abdurahman Dg Pawekkeng yang juga menjadi Sulewatang disana, Boleh dibilang bahwa Lar'ee adalah kerabat keluarga  kami dari jalur Ayah saya, 

    setiba di dusun Lare'e saya langsung tertuju pada  banyaknya buah pepaya yang masak di pohon,dipekarangan gedung walet,  kebetulan sudah hampir 7 tahun, saya hampir tiap malam konsumsi pepaya,  untuk menetralisir berat badan, kemudian memantau perkembangan gedung walet yang sudah mulai ada sarangnya, sebenarnya ini tujuan utama kami pulang kampung, atas info dari bapak, bahwa sudah ada yang bersarang. Gedung Walet ini hanya berukuran  6 x10 Meter dengan 4 lantai kayu, yang saya bangun sekitar tahun 2018, diatas tanah yang saya beli dari H.Saki, dan menjelang siang  kami  akhiri di Lare'e dengan memantau  sawah yang kami sebut seddena Masigie, Walaupun disana sudah tidak ada bangunan masjid, namun nama sawah itu masih melekat, karena dulu perkampungan Lare,e berpusat disekitar situ, dan terdapat Masjid, sekaligus memperkenalkan ke anak saya, bahwa bapakmu  anak seorang petani. malam hari kami diundang buka puasa sama adek sepupu dari bapak, Andi Kastina yang pernah tinggal bersama di makassar dengan menu coto makassar, Ternyata orang maroangin bisa tonji masak coto



    Tanggal 21 Agustus 2020, pada pagi harinya saya bersama Ettaku sapaan ke bapak saya , ke daerah Lagosi, Sebenarnya belum sampai daerah Lagosi,Namanya lokasi tersebut Sampi Sampie, Setiba lokasi tersebut ingatan langsung  ke seorang Teman Sarjana Pertanian, Awal Ketemunya pada saat kami dinas dan menetap di Luwuk Banggai tahun 2007, namanya Saharuddin Amd,aslinya Orang Muna sulawesi tenggara beliaulah yang rela pergi bersama istrinya dari Luwuk Banggai Ke maroangin pammana via darat mobil Honda Jaya, dengan modal nekat yang tak paham bahasa bugis, membantu kami membibit pohon jati super, sekaligus menanam jati di sampie sampie, dan umur jati itu ada yang seumur dengan meninggalnya kakek saya 06 april 2007, dan sebagian lokasi bertepatan dengan lahirnya Anak saya Althaf Bassam maret 2008. betapa tidak kami masih dapat melihat  Rumah kebun hasil inisiatifnya, Sumur Air, dan Beberapa pohon Mangga dan puluhan Kayu Mahoni.dan ribuan pohon jati yang sempat beliau tanam pada saat itu,  kondisi pohonnya sudah berumur tahunan namun belum memperlihatkan diameter yang layak, mungkin karena  tidak dilakukan penjarangan, karena belum mempunyai waktu untuk itu,

  

    Tanggal 22 Agustus 2020 jam 07,00 sesuai kesepakatan kami meninggalkan Maroangin menuju Kabupaten Soppeng, menuju kesana ada dua mobil, di mobil saya, ada lima penumpang bersama ettaku dan adek sepupu, sementara  mobil Plat Merah  DW 107 B dengan jumlah  penumpang sebanyak sembilan  orang yakni A.Baso Passamula sebagai driver, Rosmini pada Seat Depan, Di Tengah duduk  Tante nurhayati dengan dua anaknya serta kakak sepupu satu kali Andi Warda Zainal, dan Seat belakang ada pung A,Pangerang dan Mursidin dengan Isrinya A.Nanna.sekitar satu jam perjalanan kami tiba di kota watang soppeng,  Langsung menuju  Taman Kalong yang tereletak di jantung Kota Watang soppeng, WatangSoppeng sendiri dari dulu dikenal dengan kelelewarnya, tentu berbeda mungkin dengan kelelawar dari wuhan yang konon asal mula pandemi covid 19 virus corona yang melanda seluruh dunia, Watang sompeng sebenarnya  bisa di bilang Pulang Kampung Juga, Karena sampai sekarang masih kokoh bangunan rumah nenek mertua saya yang berlokasi di lalabenteng.

setelah puas mendokumentasikan Taman Kalong, kami menuju Batu Batu atau Permandian Air panas lejja sekitar 43 km dari kota, sampai  disana sebelum masuk sudah diinstruksikan pakai masker, dan pas masuk di Permandian setiap orang akan melewati bilik dis inpektan, dan pengukuran suhu badan, setelah menikmati hidangan yang disiapkan oleh keluarga sengkang menunya macam macam,  ada Ronto, Burasa, Daging Goreng, Daging Palekko, Ayam goreng, dan Manisan pepaya, pokoknya puas dan kenyang, kami berpencar menuju kolam air, saya sendiri dan anak saya hanya pilih kolam yang paling panas, yang jarang orang datangi, dan memang pasukan emmak emmak tidak ada yang berani berendam dalam kolam ini, setelah puas, kami putuskan untuk menuju kota soppeng kerumah salah satu anggota keluarga Paleppang, dan diajak makan bebek palekko salah satu warung yang terletak di pinggir sawah di Timusu,kebetulan suami sepupu saya Andi Adawiyah menjadi kepala desa di Timusu, setelah kami ditraktir kami pun diajak singgah  dirumahnya di jalan kemakmuran , menjelang magrib kami menuju masjid Agung watasoppeng untuk sholat jamak magrib dan isya  dan berakhir traveling kami disoppeng  dengan menikmati  suasana malam di triple 8, dan pukul 20.20 WITA kami tinggalkan kota soppeng menuju Wajo.



   

Tanggal 23 pada pagi harinya setelah bersih bersih pekarangan rumah, saya bersama dengan adik sepupu  andi amiruddin ke kebunnya di daerah pakkalame, sekaligus siarah kubur atas saudara nenek saya yang dikubur didekat kebunnya, Tujuan kesana untuk meninjau perkembnagan pohon Bakke miliknya, namun sampai disana perhatian tertuju ke waduk dalam kebun tersebut, tenryata ikannya banyak macam, ada ikan mas, ikan mujair, akhirnya saya mancing perdana disana karena tergiur dengan ikan nya..


          Tanggal 24 agustus hari senin. sebenarnya harus masuk kantor dimakassar, namun karena ada acara mappettu ada / MappaserekEng adek sepupu  di BTN Pebabri sengkang maka saya minta izin sehari dikantor, rencananya sih  mau hadir diacara pestanya saja, namun ternyata hari H nya diputuskan hari Rabu tanggal 16 September 2020 merupakan hari Kerja, yang mungkin agak kesulitan untuk hadir, sekitar jam 15,00 seluruh rangkaian acara sudah selesai, langsung kami Pamit, walaupun keluarga lain masih ada yang melanjutkan pembicaraan santai, diacara itu terasa kekeluargaan, dan momen ketemu dengan keluarga bapak, karena hampir jarang ketemu, ada dari Bone, Cellue, Atakkae, sengkang, Maroangin, Rumpun keluarga Petta Penrang dan Sulewatang Laree  bertemu, sepupu sekali bapak saya,  puang Tenri angke ( ibu mempelai perempuan )  , Puang Hj Monno, Puang Junnese ( Tante sejak Lahir belum pernah ketemu karena beliau tinggal di Bone), ada puang Caya, Puang Hj Tahira, Puang sappile, dan  begitu juga dengan sepupu saya.




    setelah pamit dari pesta, kami langsung menuju ke bone,untuk lepas kangen dengan ibu mertua  dijalan andalas watangpone, dan sempat ketemu Wahyudi, yang membanttu kami mengelola kos kosan yang berada di jaln Abu Dg Pasolong, kebetulan habis ashar menjual nasi goreng pas didepan rumah mertua, tidak sampai sejam kami di watangpone kami pamit menuju makassar.

maka wajar lah kalau liburan kami kali ini kusebut Liburan Wasobo, Karena dalam waktu  5 hari kami menjelajahi Wajo Soppeng Dan Bone


 

   

Selasa, 11 Agustus 2020

SELAMAT JALAN PUNG H. ANDI ANWAR BIN A.MUHAMMAD


Tanggal 10 Agustus 2020  15:14 WITA  di group WA Keluarga Paleppang, Tante Nurhayati Pangerang  yang merupakan adek ipar beliau mengabarkan duka bahwa telah meninggal dunia  puang andi Anwar muhammad di rumah sakit fatmawati pukul 12.53 WIB, disambut oleh ucapan bela sungkawa dari beberapa keluarga,saya sendiri membaca berita tersebut sekitar 11 menit setelah diposting, walaupun dalam kurung 2 hari terakhir saya selalu teringat kondisi beliau, namun tidak memberanikan bertanya kepada pung anwar terkait kondisinya, hanya sempat bertanya ke adik iparnya, walaupun baru kenal 3 tahun terakhir, namun beliaulah salah satu anggota keluarga paleppang yang paling banyak komunikasi via whatspp. bahkan tanggal 16 juli 2020 sempat chatingan  dengan saya sampai pukul 22.22 WITA, meminta saya untuk menemui pak sudirman sabang untuk menggali sejarah wajo pada saat acara di ujungge nanti , dan alhamdulillah permintaan tersebut  terpenuhi dan terakhir saya berkomunikasi dengan beliau via Whatspp 17 juli 2020 ,banyak yang dibicarakan termasuk hubungan  kekeluargaan,cerita masa lalu,  dan di Group KEL MANYORO H.PALEPPANG sendiri, beliau keluar dari group karena ingin konsentrasi untuk pemulihan sakitnya, pada 8 agustus 2020,  pesan terakhir beliau dalam group " adalah ucapan selamat idul adha dengan foto beliau sementara rawat nginap di rumah sakit,

Rabu, 05 Agustus 2020

KERUKUNAN KELUARGA MANYORO PALEPPANG TEBAR 6 SAPI QURBAN DI UJUNGGE


Berselang dua Pekan  KKMP sudah menyalurkan 100 paket sembako untuk korban Banjir di Ujungnge,pada tanggal 01 agustus 2020 dengan dana yang terkumpul sebesar Rp,8.250.000 dengan waktu donasi hanya 4 hari.

 Diliput oleh   Halo TV


KKMP lagi Menyalurkan Hewan qurban sekitar 100 paket daging qurban untuk daerah Ujungnge, karena saat ini Masa Pandemi Covid 19, KKMP juga membagikan 400 buah masker untuk  kerabat dan Keluarga di Sengkang, serta puluhan botol  Hand sanitizer, dan  Hand soap untuk rumah ibadah dan tempat umum.

program qurban ini merupakan program KKMP bidang sosial,dan Alhamdulillah Hanya sekitar 2 pekan setelah dibuka pendaftaran  qurban , langsung Ketua umum  KKMP Andi Makkaraka menutup pendaftaran, kerena sudah melampau target. yang  rencananya ditargetkan hanya 4 Sapi, ternyata Antusias keluarga Paleppang sangat luar biasa sehingga terbentuk 6 kelompok sapi dan 1 kambing, Kelompok itu teridiri dari kelompok Ujungge, Kelompok Sengkang, Kelompok Bekasi, Kelompok Pare Pare, Kelompok Makassar dan Kelompok Jakarta.

dan program ini akan tetap kita lanjutkan untuk tahun tahun berikutnya dengan beberapa alternative lokasi antaranya Belawa, Makassar, Pare Pare, atau lokasi yang di anggap prioritas. sahut ketua KKMP.

Ketua KKMP juga mengucapkan terima kasih kepada Pengurus KKMP Wajo terkhusus ke Andi Pangerang Muhammad sebagai ketua Panitia Qurban sekaligus Pembina KKMP, yang telah berusaha maksimal sehingga kegiatan sosial KKMP dapat terlaksana dengan baik

Selasa, 04 Agustus 2020

KEBERSAMAAN DENGAN KELUARGA MANYORO PALEPPANG

         
Berawal dari cerita suami tentang bagaimana figur kakek buyutnya (Bapak dari Pung Mintang neneknya) yakni pung Haji Paleppang yang dia dapatkan dari cerita Pung Mintang sendiri, hal ini lah yang menjadi cikal bakal rasa ingin tahu suamiku untuk mengenal lebih dekat keluarganya dari jalur pung Mintang. Awalnya “ si dia” hanya bertanya kiri kanan tentang siapa saja keluarga dekat mulai dari anak langsung pung Haji Paleppang, sepupu satu kali mamanya Pung Rosdiana,sampai sepupu dua kalinya yang konon berjumlah RIBUAN orang (hmm MaasyaaAllah juga nih pung Paleppang buat keturunan gumamku dalam hati) . Setelah ketemu dengan Kakek Amir, bergabunglah “si dia” di grub WA keluarga Manyoro Paleppang yang menyambungkannya dengan banyak keluarga besar Pung Haji Paleppang, di grub itu ada saudara pung Haji Mintang , sepupu-sepupu satu kali pung Rosdiana, sepupu-sepupu dua kalinya, sampai cucunya yang merupakan keturunan ke 5 pung paleppang ada di grub. Komunikasi intens sampai touring Jakarta-Papua-Sulawesi pun dilakoninya untuk mengenal lebih dekat keluarga pung haji Paleppang. Suatu waktu ketika Keluarga saya dari jalur Papiku mengadakan Reuni Keluarga ANDI MANGUSSARA terbetiklah ide akan mengadakan acara seperti itu juga. “Si dia” lalu berkonsultasi ke tetua yang beliau anggap bisa mendukungnya mengadakan Agenda Besar yakni Reuni Keluarga Paleppang. Meskipun banyak suara-suara sumbang akan keraguan keberhasilan agenda besar ini, “si dia” lebih memilih tetap maju meski ada secuil keraguan bisa mengumpulkan keluarga besar tersebut dalam satu waktu dan satu tempat. Perencanaan pun dimulai… Mulai membuat panitia-panitia kecil di Makassar, Pare-pare, tentunya panitia inti di Sengkang yang nantinya sebagai tuan rumah Reuni ini yang harus secara detil membuat susunan agenda guna kelancaran acara reuni paleppang ini. Terbetik rasa haru ketika melihat mereka berkumpul ahh lebih tepatnya baru berkumpul guna menjalin kembali benang-benang kusut yang mungkin terjadi akibat mereka tidak saling mengenal sebelumnya atau sibuk dengan urusan masing-masing padahal hubungan keluarga sangattt dekat ibarat kepompong yang memilin satu persatu benangnya sehingga terlihat rapi dan indah, koq larinya ke kepompong yah , hehe… Ternyata keluarga tante nafrida di Jakarta gak mau kalah mengadakan rapat demi rapat guna memobilisasi keluarga dari pulau Jawa untuk datang ke Sulawesi dalam acara reuni Paleppang ini. Saya melihat banyak yang unik dari keluarga pung haji Paleppang ini, mulai usia tante om sebaya dengan kakek, usia kakek nenek sebaya dengan cucunya , bahkan di balik juga ada usia cucu sebaya bahkan lebih tua dari kakeknya ( anak saya generasi ke 4 lebih tua dari generasi ke 2 anak dari Kakek H. Umar Bin Paleppang). Wahhh jarang atau bahkan gak bisa ditemui nihh di keluarga lain hal yang seperti ini, tentu saja bisa menjadi masuk kategori Rekor Muri , tapi Qadarullah petugas Rekor Muri nya batal didatangkan karena ternyata budgetnya gedee, hmm padahal layak lho dapet bintang , hehe, okelah Rekor Muri gagal didapat yang jelas kebahagiaan keluarga jelas terpampang ketika mereka berhasil dikumpulkan di Rumah Adat Atakkae Sengkang. Suasana penuh bahagia dan sukacita sangat (kental, pen-) terasa saat mereka bisa berkumpul dengan keluarga besar Pung Aji Coa (panggilan akrab pung paleppang, pen-). Banyak yang baru bertemu di tempat itu, sehingga mereka baru saling berkenalan satu sama lain, pengaturan perkenalannya pun sudah diatur oleh panitia. Kebanggaan akan banyaknya keluarga, kebahagiaan akan kemeriahan acara reuni berpadu hangat dalam acara demi acara, dalam balutan pakaian yang serba putih biru ditambah lagu khusus yang dibuat oleh generasi ke 3 pung Andi Zulbiah menambah kemeriahan acara reuni paleppang. Salut rasanya melihat kesuksesan acara reuni tersebut, apalagi melihat senyum bahagia mereka, serasa terselip rasa bangga bisa menjadi bagian dari acara reuni. Pokoknya jempol untuk semua panitia yang bekerja menyusun acara sampai mendatangkan Bupati Sengkang untuk turut menjadi saksi perkumpulan keluarga besar tersebut. Oh iya, setelah acara di Atakkae barulah semua keluarga diarahkan untuk pergi ke kampung Pung haji Paleppang yakni UJUNGe, awalnya sih mau nyekar, tapi acara dibatalkan karena mengingat medan ke makam keluarga gak bersahabat akibat musim hujan, juga sebenarnya makam pung paleppang adanya di Makassar, tapi niatnya sekedar memperkenalkan kampung asal Pung Haji Paleppang yakni UJUNGe. Selain acara temu kangen , tujuan acara ini sebenarnya mau membentuk Kerukunan Keluarga Manyoro Paleppang atau disingkat KKMP, lagi-lagi pertemuan tetua memutuskan penunjukan jabatan ketua langsung dilayangkan kepada suami, H. Andi Makkaraka, karena dianggap berhasil mengumpulkan keluarga di acara reuni, jadi dehh ditunjuk langsung sama kakenda jadi ketua, oh iya lupa sampaikan bahwa ketupat alias ketua panitia juga “si dia” si suamiku, hehe.. Akhirnya Kerukunan Keluarga Manyoro Paleppang (KKMP) pun terbentuk yang di nakhodai oleh H. Andi Makkaraka, visi misinya yahh menyatukan keluarga Paleppang , hehe … tentunya dalam berbagai kegiatan yang bermanfaat dan bisa menjadi wasilah pahala buat yang empunya keturunan Pung Haji Paleppang. Semoga KKMP tetap semangat menebar kebaikan dan membina kekraban keluarga .  

Andi Bataria Pasong

Pengkuhan KKMP di Malino 4 agustus 2019

BENDERA KERUKUNAN MANYORO PALEPPANG BERKIBAR DI MALINO

Si Biru KKMP berkibar di Malino Saat semua peserta pengukuhan pengurus KKMP sudah tiba di batu licin malino, tepatnya di wisma milik prof Andi Husni Tandra, maka yang pertama dihandel adalah berkibarnya bendera biru KKMP, untuk menandakan lokasi itu merupakan tanggung jawab KKMP, Peserta pengukuhan yang hadir dari jakarta, bekasi, sedangkan dari Makassar, Pare Pare, dan Sengkang yang di izinkan ikut hanya keluarga yang bergabung dalam kelompok arisan dengan pertimbangan  karena murni keterbatasan daya tampung wisma. 

Saat bendera KKMP berkibar di malino mohon maaf jika mobilnya para peserta sudah tidak bisa keluar masuk lokasi wisma, karna kami minta mobiil milik kakak sepupu andi ansari saleng sebagai mobil palang terakhir sebagai mobil pengunci

Saat bendeara KKMP dikibarkan di malino, mohon maaf jika banyak keluarga kedinginan dan tidak bisa tidur nyenyak, karena memang settingan bukan untuk tidur nyenyak disana,

Ketika sibiru KKMP dikibarkan di malino, mohon maaf jika banyak keluarga yang sewa tenda atau kemah karena wisma tidak mampu menampung seluruh peserta. Tapi jujur memang itu masuk dalam rencana. 

Ketika sibiru dikibarkan di malino, mohon maaf jika tidurnya semua peserta melantai dan ditengah malam sebagian keluarga ada menuju masjid untuk menikmati nyenyaknya tidur , tapi lagi lagi maaf, keluarga ku tidak bisa tidur nyenyak sampai adsan subuh dikumandankan.

Ketika sibiru KKMP dikibarkan di malino, mohon maaf jika harus apel dimalam hari ditemani serbuan dinginnya angin malam, sampai ada keluarga hampir tumbang karena lama berdiri ditengah dinginnnya malam 

Ketika sibiru KKMP dikibarkan di malino.. lagi lagi mohon maaf karena kami sebagai ketua menuntun para pengurus untuk berikrar sebagai pengurus. yang mungkin sebagian keluarga berpikiran kenapa kita mirip anggota pramuka.

Ketika sibiru KKMP berkibar dimalino, mohon maaf jika setelah acara pengukuhan mungkin keluargaku sudah mau istirahat, Namun lagi lagi acara tetap dilanjutkan ke acara selanjutnya sesuai jadwal, bhkan sampai mendekati tengah malam.

Ketika sibiru KKMP berkibar dimalino, mohon maaf ,saat keluargaku sudah mulai ada yang mimpi, tiba tiba harus bangun dari posisi tidurnya karena ternyata tengah malam masih berdatangan peserta lain. Sehingga harus mengatur posisi tidur yang baru, 

Ketika sibiru KKMP berkibar di malino mohon maaf jika sejak matahari sudah terbit pada esokan harinya harus kumpul kembali untuk melakukan senam dalam kondisi tubuh masih capai 

Saat Sibiru KKMP berkibar dibatu licin, mohon maaf jika game game yang ada, sepertinya tidak menghargai generasi atas kami atau lebih tua dari kami. Bahkan ada ada suara candaan.. awweh napaloncosiki andrikku

Ketika sibiru KKMP masih berkibar di malino, mohon maaf jika ada anggota keluarga masih merasa kurang enak atau belum terbiasa dengan makan nasi liwet. 

Dan saat bendera KKMP sudah tidak berkibar di malino dan sudah terlipat rapi di sekret KKMP maafkan kami jika selama dimalino keluargaku punya kenangan tersendiri yang tidak bisa dilupakan.

H.A.MAKKARAKA
(KETUA UMUM KKMP)

SERIBU DOA DAN HARAPAN TERPAPAR DIATTAKAE

 
Pagi itu hujan rintik serta udara dingin seakan-akan yang Maha Kuasa ingin menyejukkan ruang-ruang kayu di Perumahan Attakae Sengkang.Hari itu tak akan terlupakan karena hadirnya 786 wija’na Paleppang dalam rangka silaturrahmi yang selama ini tak pernah terbayangkan apalagi ada. Mereka datang bergelombang dengan wajah yang berseri-seri,hati riang gembira semua berpakaian putih seakan-akan ingin menonjolkan warna ungu sebagai generasi pertama,warna merah sebagai generasi kedua,warna biru sebagai generasi ketiga,warna hijau sebagai generasi keempat,dan warna kuning sebagai generasi kelima,ALLAHU AKBAR.terima kasih YA ALLAH telah engakau tunjukkan MUKJIZAT pada kami semua atas kebesaran Mu,lima generasi dari orang tua kami H.MANYORO PALEPPANG yang lahir di Ujungnge dan wafat di Makassar 11 Juni 1963. YA ALLAH terima lah doa kami semua untuk Alm.H.PALEPPANG ,Al Fatihah. Suasana disaat itu riuh ramai acara berjalan dengan tertib dan terarah apalagi datang nya Bupati wajo yang membuat acara itu lebih bermakna lahir dan batin.Puluhan bahkan ratusan tali silaturrahmi tersambung diantara wija’na Paleppang yang selama ini tidak berjumpa ALLAH SWT Maha Pengasih lagi Maha Penyayang dimudahkannya dan dilancarkannya acara tersebut sampai tuntas tanpa ada insiden sekecil apapun.Ini berkat kerja keras seorang generasi ketiga Ir.H.ANDI BASO MAKKARAKA dan beserta yang lainnya yang telah mempersatukan wija’na Paleppang dari sabang saampai merauke selama dua tahun sehingga menjadi kenyataan. Setelah ba’da dzuhur acara kekeluargaan yang dipimpin langsung oleh ketua FPG dan panitia sengkang sampai selesai,terima kasih YA ALLAH,telah Engkau persatukan kami dan terima lah doa dan harapan kami yang terhampar di tempat ini,mudahkanlah kami dimasa-masa yang akan datang.seakan-akan hari itu berjalan cepat perpisahan pun sudah di pelupuk mata,mereka berpisah ada rasa haru,bahagia,suka cita yang semuanya tergambar pada foto di hp masingmasing.mereka segar bugar tak ada yang sakit dan terjatuh karena makanan yang disajikan panitia sengkang sangat enak dan sesuai selera orang bugis. Sesudah itu ada pertemuan berkelompok-kelompok di sengkang,sidrap,parepare,dan makassar seakan-akan mereka tak ingin berpisah secepatnya.mereka berbaur menjadi satu tanpa batas umur dan generasi karena boleh jadi seorang kemanakan lebih tua dari om nya atau adapula cucu sepermainan dengan kakek nya inilah kehidupan yang tidak pernah ada di tempat yang berkumpul nya lima generasi yang tak pernah putus dan berjumlah banyak ALLAHU AKBAR.YA ALLAH Bimbing kami semuanya agar kami bisa membuat yang lebih besar dari ini untuk keutuhan kami pada generasi keenam. ALLAH maha mendengar lagi maha mengetahui apa yang tersirat di hati dan tersurat di ucapan wija’na Paleppang,bertaburan lah pertemuan secara pribadi langsung atau WA di grup masing-masing,pertemuan arisan,pertemuan sosial di kedai kopi SETIA ataupun kedai kopi KACRUT,dan pertemuan-pertemuan lainnya di Sengkang,Makassar,Pare-Pare,Jakarta yang semuanya lebih memperkuat simpul silaturrahmi diantara wija’na Paleppang.Apalagi setelah pertemuan di Malino yang melahirkan wadah yang mempersatukan semuanya KKMP kepanjangannya Kerukunan Keluarga Mayoro Paleppang yang di ketuai oleh YM Andi Baso Makkaraka.Semoga Allah SWT membimbing dan mengabulkan segala rencana kita semua untuk bersilaturrahmi,dan juga kita mampu mengadakan FPG II yang direncakan di Makassar,hanya kepada Nya kita bermohon dan minta pertolongan. Kita semua bangga karena hadir nya generasi pertama di attakae yang bertemu dengan anak cucu dan cicit-cicit nya seakan-akan mereka tak percaya pertemuan silaturrahmi ini terjadi,mereka haru dan bahagia dikala senja usia mereka mendapatkan Rahmat yang tiada terkira.apalagi pada sosok seseorang Pung Amiril Mukminin Paleppang yang menggalang dan mengawal ide ini dari jakarta dan beberapa kali bolak balik makassar-parepare-sengkang agar FPG yang pertama terwujud dengan cepat dan sempurna,dan disambut pula dengan Hj.Fiddunia binti Paleppang yang membangkitkan semangat wija’na Paleppang semoga Allah melimpahkan hidayah Nya pada kita semua khusus nya orang-orang yang berjasa lahir dan batin. Rasanya tulisan ini hanya ranting kecil karena sejak tahun 1989 kami sudah mengenal sekelumit dari Alm.H.Asirih Paleppang dan juga Abubakar Paleppang yang menulis silsilah keturunan H.Paleppang.Pada tahun 1993 saya melihat langsung keturunan Pung Haddadek adik dari kakek H.Paleppang di Johor Malaysia yang semuanya itu memperkaya pengetahuan saya tentang keluarga ini.apalagi saya sering berjalan dengan bersama-sama dengan Pung Amiril Mukminin Paleppang yang lebih menambah wawasan kami.ingin rasanya membuat dan menyelesaikan autobiografi tentang H.Mariona Paleppang tapi waktu dan kesempatan belum terwujud,kami bangga bisa menjadi bahagian,semoga Allah SWT melimpahkan hidayah Nya pada kita semua 


H.Hasbi Menantu Hj. Malaya Paleppang
( pembina FGP dan Inisator )

FAMILY GATHERING PALEPPANG PERDANA DI ATAKKAE KABUPATEN WAJO


Sepekan sebelum Acara Family Gathering Paleppang ( FGP) 8 juni 2019 di Atakkae, peserta sudah mulai berdatangan dari seluruh penjuru nusantara  terutama yang berada diluar pulau sulawesi, Pesertanya yang  diperkirakan sekitar 500 pserta sesuai list yang diedar oleh ketua panitia, namun pada saat hari H, Panitia Tidak pernah  membayangkan membludaknya peserta sampai kisaran 800 orang, FGP memang telah direnacanakan dari awal dan membntuk kordinator wilayah yang membatu ketua panitia,demi memobilisasi keluarga, adapun susunan Panitia Saat Itu sebagai berikut:

Ketua Panitia : H.Andi Makkaraka
Bendahara     : Andi Citra Ridwan 
Kordinator Sengkang     : Dra A.Zulbiah 
Kordinator Makassar : H.Andi Ansari Saleng,Ssos
Kordinator  jakarta : DR hidayat Yasin dan Irma Kristianti SE dan Rio Ramadhani SE
Kordinator Pare Pare : H.Jayadi Pannu



Adapun dana Terkumpul sebanyak  Rp 66,000,069 ( Enam Puluh Enam Juta ) sumbangan dari 35 keluarga paleppang, plus satu Buah Motor untuk   Door Prize.

Dress code yang disepakati adalah  Baju Putih dengan Jilbab Biru BCA, dan untuk membedakan tiap generasi menggunakan kartu pengenal dengan warna yang berbeda: Warna Ungu untuk generasi pertama, Merah generasi Kedua, Biru Generasi Ketiga,  Warna hijau Untuk Generasi empat dan Warna Kuning untuk generasi Lima.

Awalnya FGP direncanakan dilaksanakan di Ujungnge daerah asal Manyoro Paleppang , namun karena dipekirakan bulan tersebut adalah musim banjir untuk daerah Ujungnge, maka lokasi Family Gathering Paleppang  di pindahkan ke Perumahan Adat Atakkae, yang memang sudah dibooking jauh sebelumnya oleh kordinator Sengkang

Adapaun Agenda Acara Family Gathering Paleppang sebagai berikut:
1. Pembukaan Oleh Protokol
2. Pembacaan Doa Oleh Generasi 4 Paleppang Andi Awaluddin
3. Pembacaan Riwayat Singkat Manyoro Paleppang oleh Anak kandung beliau Pung Hj Fiddunia
3. Kata Pengantar dari Ketua Panitia  H.A.Makkaraka
4. Sambutan Bupati Wajo yang dibawakan langsung Bupati Wajo bapak DR.H.Amran Mahmud
5, Penyerahan Plakat Manyoro Paleppang ke Bupati wajo yang diserahkan oleh Drs. H,A.Saharuddin Zainal MM
6 Penyerahan Cenderamata  kepada  Bapak Bupati Wajo diserahkan oleh ketua Panitia berupa Hadiah asia games yang merupakan pemberian dari generasi dua Paleppang H.Anto Nawir
7. Penanda Tanganan Piagam penghargaan dari pemerintah kabupaten Wajo ke Panita Family Gathering Manyoro Paleppang
8. Penyerahan  cenderamata dari rumpun Arung Matowa Wajo laoddang pero sulewatang Lowa yang diwakili H.andi Narwis Muhammad ke Andi Makkaraka
9. Istirahat dan Makan bersama, Panitia menyiapakan dua macam menu makanan yakni makananan khusus Makanan Tradisional Wajo seperti Lawa Bale, Ronto dll, serta Menu Nasioanal yang diperuntukkan bagi generasi yang belum terbiasa dengan makanan tradisional sengkang

Setelah Foto Bersama dengan Bupati wajo, Kegiatan di lanjutkan dengan acara

1. Perkenalan keluarga per rumpun dilanjutkan dengan beberapa games yang sudah di siapkan hadiah menarik untuk keluarga
2. Tudang Sipulung dengan hasil keputusan berupa pembentukan Kerukunan Keluarga Manyoro Paleppang, dan sesuai kesepakatan seluruh generasi  pertama Palepang, memberi mandat ke H.A.Baso Makkaraka sebagai ketua Umum Kerukunan Keluarga Manyoro Paleppang periode 5 tahun, dan memberikan mandat untuk membentuk pengurusnya

3.Melakukan Kunjungan ke Masjid umul Qura Wajo sekaligus sholat dhuhur  berjamaah.yang merupakan ikon kabupaten wajo yang bersebelahan dengan Lapangan Merdeka Sengkang
4. Melakukan Kunjungan Ke ujungge ,  ke Masjid Al mubaraq yang dibangung langsung oleh Manyoro H.paleppang
4.Pengundian Door Prize yang di menangkan oleh generasi dua yakni bernama MUTRIFIN kebetulan beliau salah satu warga Palu yang terkena dampak Gempa .
4 Pengumpulan Uang Maksimal duaribu per peserta, sebagai tanda ke ikut sertaan dalam Familiy gathering Paleppang dan akan menjadi prasasti tersendiri untuk generasi selanjutnya.
5 Penutup

Keesokan Harinya  sarapan bareng keluarga di perkarangan  Saoraja Mallanga yang meruapakan Ikon Kabupaten Wajo, sekaligus mngunjugi Saoraja mallangga milik Bettempola Andi Makkaraka