Jumat, 28 Agustus 2020

Liburan 1 Muharram 1442 H kusebut liburan Wasobo




Bertiga dengan putra saya  A.althaf Bassam Makkaraka  meninggalkan kota Makassar  pada rabu sore hari  19 Agustus 2020 sekitar 16.00 WITA, menuju ke Pammana kabupaten Wajo, Menuju kesana ada tiga alternatif rute, yakni lewat Pare Pare, Lewat Bulu Dua, dan lewat camba, kali ini kami memilih  lewat Camba,   dengan siputih DD 1363 S, menjelang magrib kami singgah siarah kubur di Jarae Lamuru, yang kebetulan mata kami tertuju kepada sebuah bangunan tua pada saat masuk dikota Lamuru kabupaten Bone,menutut info yang kami dapat lewat media sosial bahwa disana ada kuburan leluhur kami, Karcis masuk disana 10 ribu perorang, dan ternyata setelah masuk disana, betul adanya, apa yang tertulis di silsilah pribadi, benar adanya, maka mengalir lagi untaian silsilah ke istri saya, apalagi tiba tiba bertanya siapa ini abi, dan anak saya juga bertanya ini apanya  Paleppang abi sapaan abi merupakan saapan istri dan anak kesaya,  saya jelaskan secara mendatail, langsung Umminya althaf bilang, itu saya bilang kita itu orang bone juga' dan kami sampai  di Maroangin pammana  sekitar pukul 20,00 WITA, mengenai leluhur datu Lamuru  sebagai berikut Saya anak dari Ibu saya binti A.Mallawi Bin Lapance Sulewatan Bakke Bin LaMallaleang Datu MarioYattang Bin Mappatola Datu Bakke Bin LaRumpang Mega Datu Lamuru, Datu Tanete, Bin Mappaware Datu Lamuru Bin Mappasunra Datu Lamuru.

        Awalnya Hanya ingin liburan 01 Muharram 1442H di Pammana atau Sengkang saja,  mulai dari kamis tanggal 20 agustus 2020 selama 4 hari kalender,  sekaligus ajang birrul walidain kepada Bapak saya, namun setiba disengkang dengan status FB  di Maroangin, tiba tiba masuk Whats App paman saya Pung Andi Pangerang  ' Dimana ki,,, Kerumahki" saya jawab di maroangin pung, Insya Allah malam ahad nongkrong di Padduppa" dua menit kemudian  masuk WA Kutungguki sudahma pesan tempat kata pung Pangerang, sekitar 30 menit kemudian masuk panggilan dari istrinya Tante nurhayati mengajak ke Lempong saja menikmati water boom milik prof latunreng, karena menganggap Padduppa biasa biasa saja, namun karena pertimbangan covid maka saya usulkan ke Lejja saja, karena suhu air panas dan belerang  bisa mematikan virus corona, teringat promosi Lejja oleh bapak Bupati soppeng H.Kaswadi Razak, akhirnya di putuskan berangkat sabtu tanggal 22 agustus 2020.

    Tanggal 20 Agsutus 2020 , sesuai agenda pulang kampung, saya membonceng motor anak saya ke dusun Lare'e, dalam perjalanan menyempatkan siarah kubur kakek Puang Tambasa dan nenek  kami Puang sangka, . Perkampungan Lare'e konon  ini dibuka pertama kali ( di Ka'bekka oleh leluhur kami Abdurahman Dg Pawekkeng yang juga menjadi Sulewatang disana, Boleh dibilang bahwa Lar'ee adalah kerabat keluarga  kami dari jalur Ayah saya, 

    setiba di dusun Lare'e saya langsung tertuju pada  banyaknya buah pepaya yang masak di pohon,dipekarangan gedung walet,  kebetulan sudah hampir 7 tahun, saya hampir tiap malam konsumsi pepaya,  untuk menetralisir berat badan, kemudian memantau perkembangan gedung walet yang sudah mulai ada sarangnya, sebenarnya ini tujuan utama kami pulang kampung, atas info dari bapak, bahwa sudah ada yang bersarang. Gedung Walet ini hanya berukuran  6 x10 Meter dengan 4 lantai kayu, yang saya bangun sekitar tahun 2018, diatas tanah yang saya beli dari H.Saki, dan menjelang siang  kami  akhiri di Lare'e dengan memantau  sawah yang kami sebut seddena Masigie, Walaupun disana sudah tidak ada bangunan masjid, namun nama sawah itu masih melekat, karena dulu perkampungan Lare,e berpusat disekitar situ, dan terdapat Masjid, sekaligus memperkenalkan ke anak saya, bahwa bapakmu  anak seorang petani. malam hari kami diundang buka puasa sama adek sepupu dari bapak, Andi Kastina yang pernah tinggal bersama di makassar dengan menu coto makassar, Ternyata orang maroangin bisa tonji masak coto



    Tanggal 21 Agustus 2020, pada pagi harinya saya bersama Ettaku sapaan ke bapak saya , ke daerah Lagosi, Sebenarnya belum sampai daerah Lagosi,Namanya lokasi tersebut Sampi Sampie, Setiba lokasi tersebut ingatan langsung  ke seorang Teman Sarjana Pertanian, Awal Ketemunya pada saat kami dinas dan menetap di Luwuk Banggai tahun 2007, namanya Saharuddin Amd,aslinya Orang Muna sulawesi tenggara beliaulah yang rela pergi bersama istrinya dari Luwuk Banggai Ke maroangin pammana via darat mobil Honda Jaya, dengan modal nekat yang tak paham bahasa bugis, membantu kami membibit pohon jati super, sekaligus menanam jati di sampie sampie, dan umur jati itu ada yang seumur dengan meninggalnya kakek saya 06 april 2007, dan sebagian lokasi bertepatan dengan lahirnya Anak saya Althaf Bassam maret 2008. betapa tidak kami masih dapat melihat  Rumah kebun hasil inisiatifnya, Sumur Air, dan Beberapa pohon Mangga dan puluhan Kayu Mahoni.dan ribuan pohon jati yang sempat beliau tanam pada saat itu,  kondisi pohonnya sudah berumur tahunan namun belum memperlihatkan diameter yang layak, mungkin karena  tidak dilakukan penjarangan, karena belum mempunyai waktu untuk itu,

  

    Tanggal 22 Agustus 2020 jam 07,00 sesuai kesepakatan kami meninggalkan Maroangin menuju Kabupaten Soppeng, menuju kesana ada dua mobil, di mobil saya, ada lima penumpang bersama ettaku dan adek sepupu, sementara  mobil Plat Merah  DW 107 B dengan jumlah  penumpang sebanyak sembilan  orang yakni A.Baso Passamula sebagai driver, Rosmini pada Seat Depan, Di Tengah duduk  Tante nurhayati dengan dua anaknya serta kakak sepupu satu kali Andi Warda Zainal, dan Seat belakang ada pung A,Pangerang dan Mursidin dengan Isrinya A.Nanna.sekitar satu jam perjalanan kami tiba di kota watang soppeng,  Langsung menuju  Taman Kalong yang tereletak di jantung Kota Watang soppeng, WatangSoppeng sendiri dari dulu dikenal dengan kelelewarnya, tentu berbeda mungkin dengan kelelawar dari wuhan yang konon asal mula pandemi covid 19 virus corona yang melanda seluruh dunia, Watang sompeng sebenarnya  bisa di bilang Pulang Kampung Juga, Karena sampai sekarang masih kokoh bangunan rumah nenek mertua saya yang berlokasi di lalabenteng.

setelah puas mendokumentasikan Taman Kalong, kami menuju Batu Batu atau Permandian Air panas lejja sekitar 43 km dari kota, sampai  disana sebelum masuk sudah diinstruksikan pakai masker, dan pas masuk di Permandian setiap orang akan melewati bilik dis inpektan, dan pengukuran suhu badan, setelah menikmati hidangan yang disiapkan oleh keluarga sengkang menunya macam macam,  ada Ronto, Burasa, Daging Goreng, Daging Palekko, Ayam goreng, dan Manisan pepaya, pokoknya puas dan kenyang, kami berpencar menuju kolam air, saya sendiri dan anak saya hanya pilih kolam yang paling panas, yang jarang orang datangi, dan memang pasukan emmak emmak tidak ada yang berani berendam dalam kolam ini, setelah puas, kami putuskan untuk menuju kota soppeng kerumah salah satu anggota keluarga Paleppang, dan diajak makan bebek palekko salah satu warung yang terletak di pinggir sawah di Timusu,kebetulan suami sepupu saya Andi Adawiyah menjadi kepala desa di Timusu, setelah kami ditraktir kami pun diajak singgah  dirumahnya di jalan kemakmuran , menjelang magrib kami menuju masjid Agung watasoppeng untuk sholat jamak magrib dan isya  dan berakhir traveling kami disoppeng  dengan menikmati  suasana malam di triple 8, dan pukul 20.20 WITA kami tinggalkan kota soppeng menuju Wajo.



   

Tanggal 23 pada pagi harinya setelah bersih bersih pekarangan rumah, saya bersama dengan adik sepupu  andi amiruddin ke kebunnya di daerah pakkalame, sekaligus siarah kubur atas saudara nenek saya yang dikubur didekat kebunnya, Tujuan kesana untuk meninjau perkembnagan pohon Bakke miliknya, namun sampai disana perhatian tertuju ke waduk dalam kebun tersebut, tenryata ikannya banyak macam, ada ikan mas, ikan mujair, akhirnya saya mancing perdana disana karena tergiur dengan ikan nya..


          Tanggal 24 agustus hari senin. sebenarnya harus masuk kantor dimakassar, namun karena ada acara mappettu ada / MappaserekEng adek sepupu  di BTN Pebabri sengkang maka saya minta izin sehari dikantor, rencananya sih  mau hadir diacara pestanya saja, namun ternyata hari H nya diputuskan hari Rabu tanggal 16 September 2020 merupakan hari Kerja, yang mungkin agak kesulitan untuk hadir, sekitar jam 15,00 seluruh rangkaian acara sudah selesai, langsung kami Pamit, walaupun keluarga lain masih ada yang melanjutkan pembicaraan santai, diacara itu terasa kekeluargaan, dan momen ketemu dengan keluarga bapak, karena hampir jarang ketemu, ada dari Bone, Cellue, Atakkae, sengkang, Maroangin, Rumpun keluarga Petta Penrang dan Sulewatang Laree  bertemu, sepupu sekali bapak saya,  puang Tenri angke ( ibu mempelai perempuan )  , Puang Hj Monno, Puang Junnese ( Tante sejak Lahir belum pernah ketemu karena beliau tinggal di Bone), ada puang Caya, Puang Hj Tahira, Puang sappile, dan  begitu juga dengan sepupu saya.




    setelah pamit dari pesta, kami langsung menuju ke bone,untuk lepas kangen dengan ibu mertua  dijalan andalas watangpone, dan sempat ketemu Wahyudi, yang membanttu kami mengelola kos kosan yang berada di jaln Abu Dg Pasolong, kebetulan habis ashar menjual nasi goreng pas didepan rumah mertua, tidak sampai sejam kami di watangpone kami pamit menuju makassar.

maka wajar lah kalau liburan kami kali ini kusebut Liburan Wasobo, Karena dalam waktu  5 hari kami menjelajahi Wajo Soppeng Dan Bone


 

   

Tidak ada komentar:

Posting Komentar